Saya jadi Kabareskrim saja banyak yang pusing apalagi Kapolri

Merdeka.com - Sejak menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Budi Waseso ngebut buat merapikan program di BNN. Teranyar dia bakal mengkaji kembali soal hubungan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba. Menurutnya, rehabilitasi masih bisa dijadikan celah untuk para pengguna lantaran tidak memiliki efek jera. Apalagi rehabilitasi bagi para pengguna narkoba menjadi celah pidana penyuapan.

Buwas begitu Komjen Budi Waseso dikenal saat ini bisa dibilang sosok Polisi kontroversial. Banyak yang menilai, Komjen Budi Waseso merupakan sosok yang tegas. Namun ada juga yang bilang jika dia merupakan orang titipan. Buwas tak mau repot soal komentar miring maupun lurus tentang dirinya. Sebagai anggota Bhayangkara, bekas Kabareskrim Markas Besar Polri ini mengatakan hanya menjalankan tugas sebagai penegak hukum.

Mimpinya pun tak aneh-aneh. Massa pensiun sekitar empat tahun lagi ingin dinikmati dengan tenang. Komjen Budi Waseso ingin menjadi petani atau nelayan. Ketika ditanya apakah dia berpotensi jadi Kapolri sebelum masa pensiunnya tiba, Budi Waseso mengatakan jika dia punya harapan. Namun dibalik itu dia menegaskan soal kepemimpinannya sebelum dipindah tugas menjadi Kepala BNN.

"Semua punya harapan, tapi saya jadi Kabareskrim aja semua pusing kok apalagi saya jadi Kapolri. Pasti semua pada enggak mau," kata Komjen Budi Waseso saat berbincang dengan merdeka.com di ruang kerjanya, Kantor BNN, Jakarta Timur.

Sambil bercanda dia menegaskan jika pensiun kelak, ia juga memilih untuk nyalon Presiden "Wah Budi Waseso itu suka cari gara-gara, nanti kalau jadi Kapolri jadi masalah itu, pasti semua pada menghindar". Makanya mending jadi Presiden, kan begitu pensiun nanti 2019, itukan sudah Pemilu tuh, baru menyalonkan presiden. Hahahaha.. nanti ditulis lagi, kan saya cuma bercanda," ujarnya sambil tertawa.

Ditemani dengan stafnya, Komjen Budi Waseso menerima merdeka.com untuk berbincang hampir sejam. Berikut penuturan Komjen Budi Waseso kepada Laurel Benny Saron Silalahi dan Mohammad Taufik dari merdeka.com.

Soal program lapas khusus narkotika di pulau, itu nanti realisasinya seperti apa ?

Yah nanti rencananya kita akan membuat lapas khusus di sebuah pulau, nanti kita minta sama pemerintah mau ditempatkan di mana. Saya mau nanti penjara itu akan diisi narapidana kasus narkotika dari seluruh Indonesia. Saya mau penjara itu tidak memiliki jaringan satelit, biar semua bandar narkoba tidak bisa komunikasi dunia luar. Selain itu nanti juga pusat rehabilitasi di situ juga aja biar enggak pening.

Kenapa tidak di Lapas Nusa Kambangan ?

Wah kalau Nusa Kambangan masih gampang itu ditembus sama para bandar narkoba. Mereka bisa kabur dengan cara nyeberang berenang masih bisa. Kalau maunya penjara itu nanti jauh dari mana-mana. Malah tadinya saya punya ide itu kalau bandar narkoba yang hukuman mati itu di lapas nanti diisolir, di masukan ke blok yang jauh dari napi lain. Dan nanti penjaranya kita bikinkan sungai buatan, lalu buaya kita masukan kesitu jadi kalau dia nyeberang berenang mau kabur dimakan buaya, jadi selesai dia dihukum mati sama buaya.

Dalam waktu dekat kira-kira bakal ada tangkapan besar ?

Nanti dulu tenang aja, pokoknya yang penting saya ini mau fokus di himbauan dan penyuluhan dulu, jadi nanti kalau saya mau melakukan penindakan tidak ada yang bisa menyalahkan saya. Saya sudah himbau kok, kenapa mereka masih bandel. Kalau himbauan udah masif nanti di mana pasti orang-orang pasti baca dong.

Setelah pensiun nanti kira-kira anda mau ke mana ?

Kita lihat saja nanti, apa yang saya bisa lakukan, apa yang bisa saya kerjakan yah saya jalankan. Saya mau cari yang bisa saya kerjakan saja, yang enjoy, kalau bisa jadi petani yah petani, perikanan, saya tidak terlalu ngotot untuk jadi apa-apa.

Apakah anda berharap jadi Kapolri ?

Presiden. Masa batasi saya jadi Kapolri.

Menurut anda apakah masih punya harapan jadi kapolri ?

Semua punya harapan, tapi saya jadi Kabareskrim aja semua pusing kok apalagi saya jadi Kapolri. Pasti semua pada enggak mau "Wah Budi Waseso itu suka cari gara-gara, nanti kalau jadi kapolri jadi masalah itu, pasti semua pada menghindar". Makanya mending jadi Presiden, kan begitu pensiun nanti 2019, itukan sudah Pemilu tuh, baru menyalonkan presiden. Hahahaha.. nanti ditulis lagi, kan saya cuma bercanda.

Apakah sudah ada partai mendekati ?

Hahaha. Tidak, sekarang lihat, apakah ada partai yang dekat sama saya, tidak ada satu pun partai dekat sama saya. Ya rugi kalau saya cuma Kapolri, hahaha. Ini cuma bercanda yah, nanti kalau Pak Jokowi tahu bisa dipites duluan saya.

Anda dikenal dengan nama Buwas, itu memang panggilan sehari-hari atau setelah menjadi Kabareskrim ?

Itu bikinan temen temen wartawan saja, waktu saya nangani masalah pak BW (Bambang Widjojanto) waktu itu kan saya juga BW masa nulisnya BW lawan BW, akhirnya teman teman bilang pak Buwas pak buwas. Dulu saya BW.

Saya itu, kalau anak buah saya yang dari Letnan Dua menilai saya sampe sekarang sama jadi tidak ada perubahan sama waktu saya jadi Propam tidak ada perubahan. Apa adanya, buat saya pangkat itu hanya sebagai simbol, simbol dari jabatan tugas dan kewajiban yang kita jalani. itu sebenarnya cara menilai pangkat itu yah seperti itu.

Kalau bintang itu filosofinya apa? Langit. Itu kalau sudah bintang itu hubungannya sudah sama Tuhan. Jadi tindakan seorang Pati itu bertanggung jawab langsung dengan Tuhan. Jadi jangan main-main itu.

Jadi bintang itu fungsinya menyinari, menerangi, jadi kita sebagai pati itu harus bisa menyelesaikan masalah dengan jelas dan memberikan petunjuk arah, karena kalau kita kehilangan tersesat di hutan yang dilihat apa bintang, jadi itu sebenarnya filosofi bintang itu. Makanya jangan dianggap enak kalau dapat bintang itu, saya selalu bilang sama teman-teman yang baru dapat pangkat bintang jangan jadi ayam sayur nih, harus jadi ayam petarung karena sudah tanggung jawab langsung sama Tuhan.