Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sayang Ibu Demi Gerakan Satu Juta

Sayang Ibu Demi Gerakan Satu Juta Dahlan Iskan. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Inilah kampanye yang bukan untuk Pemilu. Inilah kampanye untuk menyiapkan Indonesia masa depan: gerakan sayang ibu. 

Targetnya memenangkan hati ibu-ibu untuk mau menerima aliran gas alam ke dapur-dapur di rumah mereka. Melalui pipa. Bukan melalui tabung.

Juru kampanye yang satu ini bukan tokoh-tokoh nasional, melainkan ibu-ibu dari sebuah RT di Jakarta Timur. Yakni RT 09 RW 12 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit.

Hari itu, Rabu lalu, di RT tersebut dideklarasikan dua gerakan. Yang pertama "gerakan sayang ibu" tadi. Yang kedua "gerakan satu juta sambungan". Yang mendeklarasikan adalah Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Hendi Prio Santoso. 

Dalam waktu dua tahun ini, kata Hendi, PGN akan menyambungkan satu juta sambungan baru langsung ke dapur-dapur rumah penduduk.

Ini tentu sebuah ambisi yang besar dari PGN. Tapi bukan tidak realistis. Apalagi program ini memang sangat strategis. Yang terabaikan oleh PGN sepanjang sejarah hidupnya sejak zaman Belanda. 

Selama ini PGN memang menjadi perusahaan besar dengan laba yang besar, namun perannya di masyarakat belum dirasakan langsung secara luas. 

PGN masih dikenal sebagai BUMN yang terlalu asyik sebagai pedagang gas. Belum sebagai pelayan masyarakat secara masiv. Bayangkan dalam umurnya yang sudah begitu tua baru memiliki sekitar 100.000 sambungan. Bandingkan dengan PLN yang sudah memiliki lebih dari 50 juta sambungan.

Kini PGN punya tekad yang bukan main-main. Tekad pengabdian yang sangat besar. Tiba-tiba dalam dua tahun ke depan PGN akan langsung melakukan satu juta sambungan. Saya yakin Hendi mampu mewujudkannya.

Saya memang memiliki permintaan khusus kepada direksi PGN. Yakni agar pemakaian gas alam produksi Indonesia bisa dialirkan ke sebanyak mungkin masyarakat. Seperti di banyak negara maju. Sebenarnya memang agak aneh kalau rumah-rumah mewah pun masih menggunakan gas elpiji. Dengan segala keruwetan distribusinya.

Program memasyarakatkan elpiji sendiri saya akui sangat sukses. Berhasil membuat penduduk yang dulunya menggunakan minyak tanah yang sangat mahal itu beralih ke elpiji. Masyarakat bisa berhemat, negara juga diuntungkan. Subsidi minyak tanah berkurang.

Tapi keberhasilan program elpiji itu tidak boleh meninabobokan kita. Harus ada gerakan berikutnya: beralih ke gas alam.

Gas alam adalah produk dalam negeri. Seharusnya lebih banyak digunakan untuk bangsa sendiri. Aneh kalau kita ekspor gas alam tapi impor elpiji dan BBM. Ke depan gas alam haruslah sebanyak mungkin diprogramkan untuk menggantikan BBM dan elpiji.

Kita mestinya menangis meraung-raung memikirkan besarnya impor BBM. Kini dan lebih-lebih masa depan. Produksi minyak mentah kita turun terus. Cadangan minyak mentah kita memang tidak besar lagi. Berarti impor BBM kita akan terus membengkak.

Sementara itu produksi gas kita terus meningkat. Cadangan gas kita juga masih besar. Jelaslah akal sehat harus mengatakan: mari kita beralih ke bahan bakar yang berbasis gas alam. Ibu-ibu Duren Sawit sudah merasakan sendiri "alangkah serba lebihnya" gas alam dibanding elpiji.

"Harganya lebih murah. Kami bisa lebih hemat 30 persen," ujar Bu Santina, Bu RT di Malaka Jaya hari itu. "Kami juga tidak pernah khawatir kehabisan gas," tambahnya.

Berdasarkan pengalaman itulah PGN akan melancarkan kampanye khusus. Temanya pun akan lebih fokus ke ibu-ibu. PGN sudah menemukan kata kuncinya: "kampanye sayang ibu". Dengan tema itu maka ibu-ibu akan bergegas merayu suami mereka untuk minta beralih ke gas alam. 

Rasanya, dengan rayuan ibu-ibu itu, kalau suami mereka benar-benar menyayangi sang istri, peralihan itu akan lancar.

Memang tidak mudah mensukseskan gerakan satu juta sambungan ini. Membangun jaringan gas alam lebih sulit dari membangun jaringan listrik. Pipa gas itu harus ditanam di dalam tanah. Izin menanam pipa gas tidak sederhana. Tapi sekali infrastruktur gas alam ini terbangun banyaklah masalah yang bisa diatasi. Termasuk masalah padatnya lalu-lintas distribusi gas elpiji.

Gema kampanye ini segera meluas. Ibu-ibu wilayah Halim sudah menghendaki penyambungan gas alam. Ada 6.000 rumah yang merasa siap disambungkan. Silakan PGN melayani mereka. Kalau perlu mencarikan pinjaman bank untuk biaya penyambungan pertama. 

Setiap rumah memang perlu mengeluarkan uang untuk membangun pipa sekitar Rp 5 juta. Tapi nilai itu akan lunas dalam tiga tahun dari selisih harga elpiji dan biaya langganan bulanan gas alam. Pasti banyak bank yang mau menyalurkan dananya ke sektor ini.

Saya akan memberikan dukungan maksimal pada program strategis PGN ini. Termasuk menerobos berbagai hambatannya. Misalnya di Semarang dan beberapa kota sekitarnya. PGN akan membangun jaringan pipa distribusi gas alam ke rumah-rumah penduduk. Tapi izinnya ada di tangan PT Rekin. Waktu tender dulu PGN kalah. Rekin nomor 1, PGN nomor 2.

Tapi Rekin tidak kunjung membangun jaringan itu. Padahal sudah lima tahun izin ada di kantongnya. Maka Rekin akan saya minta mundur. Kebetulan perusahaan itu adalah anak perusahaan BUMN. Saya sudah hubungi direksi holding-nya. Sudah disanggupi. Rekin saya minta fokus pada bisnis utamanya: engineering.

Rekin harus menjadi perusahaan engineering kebanggaan bangsa. Sejak krisis ekonomi tahun 1998 tinggal Rekinlah perusahaan engineering kelas dunia yang masih dimiliki bangsa ini. Dua perusahaan lainnya sudah jatuh ke tangan asing. 

Untuk tender-tender internasional EPC dan engineering, praktis Indonesia hanya diwakili Rekin. Karena itu tidak boleh lengah. Proyek-proyeknya harus selesai tepat waktu.

BUMN sendiri sering melakukan tender internasional. Seperti Pertamina untuk proyek-proyek besarnya. Juga PLN, Pelindo, Angkasa Pura dan yang lainnya. Kalau reputasi Rekin di kelas internasional merosot proyek-proyek itu akan jatuh ke perusahaan luar negeri.

Maka saya minta Rekin mundur dari bisnis distribusi gas alam. Dengan demikian jaringan distribusi gas alam di Semarang itu otomatis akan digantikan PGN, yang sudah lebih siap membangunnya. 

Rekin, kalau perlu mengakuisisi perusahaan sejenis di Eropa. Sebagai "kuda sembrani" untuk memenangkan tender-tender internasional di Indonesia.

Gas alam adalah masa depan energi kendaraan dan rumah tangga kita. Langkah mewujudkannya memerlukan kerja, kerja, kerja! (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Deklarasi Dukungan, Relawan Prabowo-Gibran Nyalakan 1.000 Lilin Cinta untuk Indonesia
FOTO: Deklarasi Dukungan, Relawan Prabowo-Gibran Nyalakan 1.000 Lilin Cinta untuk Indonesia

Relawan juga melakukan doa bersama agar Prabowo-Gibran bisa mengikuti pemilu hanya sekali putaran.

Baca Selengkapnya
Anies soal Dana Awal Kampanye Paling Sedikit: Ini Perjuangan Betulan, Kami Bangga
Anies soal Dana Awal Kampanye Paling Sedikit: Ini Perjuangan Betulan, Kami Bangga

Menurutnya, hal tersebut juga yang membuatnya dan Cak Imin memiliki ikatan yang kuat dengan aspirasi rakyat.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Sungkem dan Minta Doa Restu ke Ibunda, Hari Perdana Kampanye di Jawa Timur
Cak Imin Sungkem dan Minta Doa Restu ke Ibunda, Hari Perdana Kampanye di Jawa Timur

Cak Imin mengungkap pentingnya restu dan doa sang ibu

Baca Selengkapnya
Program Prioritas 02, Relawan Prabowo-Gibran Bagi Susu dan Makanan Bergizi untuk Anak Setiap Sabtu
Program Prioritas 02, Relawan Prabowo-Gibran Bagi Susu dan Makanan Bergizi untuk Anak Setiap Sabtu

Prabowo juga meminta para elit politik dan para pendukungnya bersama-sama untuk meninggalkan saling menghasut, saling mencela.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Sapa Pendukung di JIS: Supertor Bola Itu Tidak Pernah Dibayar Malah Beli Tiket
Cak Imin Sapa Pendukung di JIS: Supertor Bola Itu Tidak Pernah Dibayar Malah Beli Tiket

Cak Imin memuji antusiasme masyarakat yang menghadiri kampanye pasangan AMIN.

Baca Selengkapnya
Terungkap Sumber Dana Kampanye Timnas Anies-Cak Imin
Terungkap Sumber Dana Kampanye Timnas Anies-Cak Imin

Sudirman Said mengakui, kucuran dana ke AMIN tak sebesar ke pasangan capres-cawapres lain.

Baca Selengkapnya
Anies ke Pendukung: Rupiah Tidak Bisa Memunculkan Idealisme
Anies ke Pendukung: Rupiah Tidak Bisa Memunculkan Idealisme

Anies mengatakan, rupiah memang bisa mengumpulkan orang. Tetapi rupiah tidak memunculkan idealisme.

Baca Selengkapnya
Relawan Lintas Agama Doa Bersama, TKN 02: Semoga Titik Awal Kemenangan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Relawan Lintas Agama Doa Bersama, TKN 02: Semoga Titik Awal Kemenangan Prabowo-Gibran Satu Putaran

Ketua Relawan Pragribsip, Ica Simon mengatakan, aksi nyalakan 1.000 lilin cinta ini dilakukan sebagai simbol persatuan dalam keberagaman di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gerakan Door to Door 2 Juta Rumah Cara Relawan Sakti Menangkan Prabowo-Gibran
Gerakan Door to Door 2 Juta Rumah Cara Relawan Sakti Menangkan Prabowo-Gibran

Kelompok ini merupakan gabungan anak muda lintas agama dan organisasi peduli nasib bangsa.

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Tetap Optimistis walau Suara PDIP Hanya 14% di Jakarta: Banyak Dukungan Tokoh Publik
Pramono Anung Tetap Optimistis walau Suara PDIP Hanya 14% di Jakarta: Banyak Dukungan Tokoh Publik

Pramono mengklaim dirinya mendapatkan banyak dukungan dari tokoh-tokoh, termasuk tokoh partai politik di luar PDIP, dalam tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya
Setiap Sabtu, Relawan Prabowo-Gibran Bakal Pakai Baju Biru Langit saat Kampanye
Setiap Sabtu, Relawan Prabowo-Gibran Bakal Pakai Baju Biru Langit saat Kampanye

Sabtu akan dijadikan sebagai hari biru langit, hari biru muda ceria se-Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mulai Kampanye, Cak Imin Pulang Kampung Minta Restu ke Ibu
Mulai Kampanye, Cak Imin Pulang Kampung Minta Restu ke Ibu

Cak Imin bakal terbang ke Jombang, Jawa Timur, memulai kampanyenya.

Baca Selengkapnya