SBY vs Anas dalam bingkai pewayangan
Merdeka.com - Sangat berlebihan jika membandingkan ketegangan politik SBY-Anas saat ini dengan Sukarno-Soeharto pada awal Orde Baru. Pertama, konteks politiknya berbeda, karena SBY-Anas sedang memperebutkan kekuasaan tingkat partai politik; sementara Sukarno-Soeharto memperebutkan kekuasaan politik nasional.
Kedua, prahara politik yang melingkupi pertentangan Sukarno-Soeharto saat itu sudah melampaui imajinasi publik menyusul pembantaian jutaan warga negara pascaperistiwa G-30-S di Jakarta; sedangkan pertentangan SBY-Anas saat ini, dilingkupi oleh kasus-kasus korupsi yang mendera Partai Demokrat.
Ketiga, pertentangan Sukarno-Soeharto dilatarbelakangi oleh persaingan ideologi internasional, karena Barat khawatir Indonesia jadi negara komunis, sehingga pengaruh asing sangat nyata dalam pertentangan domestik Indonesia; sedangkan pertentangan SBY-Anas sama sekali tidak ada pengaruh ideologi, juga pengaruh asing.
-
Bagaimana Soekarno menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia? Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad, 'Merdeka, merdeka atau mati'!
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Bagaimana Sukarno mengatasi perdebatan antar jenderal? Keputusan ini diambil karena Sukarno menilai bahwa Pronoto adalah satu-satunya jenderal yang bisa diterima oleh kedua belah pihak yang sedang bertikai.
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
Jadi, sangat tidak sebanding menyandingkan pertentangan Sukarno-Soeharto dengan SBY-Anas. Kalah jauh dalam skala, intensitas maupun dampak politiknya.
Meski demikian, mendengarkan idiom-idiom yang bertebaran dan langkah-langkah yang berjalan, sungguh menarik untuk membandingkan pertentangan Sukarno-Soeharto dengan SBY-Anas, karena ada kesamaan-kesamaan sekaligus kebalikan peran.
Baik pertentangan Sukarno-Soeharto muapun SBY-Anas merupakan pertarungan beda generasi: di satu pihak, Sukarno dan SBY adalah generasi tua yang mempertahankan kekuasaan dan pengaruh; di lain pihak, Soeharto dan Anas adalah generasi baru yang mendobrak kekuasaan yang dianggapnya sudah terlalu lama bercokol.
Pertarungan beda generasi itu menjadi menarik karena disemangati dan diwarnai oleh budaya Jawa. Ini bukan semata-mata karena masing-masing lahir sebagai orang Jawa; lebih dari itu mereka belajar dan mempercayai budaya Jawa dalam mengarungi dan menggapai kekuasaan.
Jawa bagi keempat orang itu bukan sekadar nilai-nilai, bukan juga sekadar tradisi atau kumpulan tata krama yang harus dipraktikkan. Bagi mereka, Jawa adalah metode; atau cara tepat untuk menghadapi dan meraih kekuasaan.
Semua itu tergambar jelas dalam kisah-kisah pewayangan. Ingat meskipun cerita asli wayang berasal dari India, namun telah dikembangkan secara luas oleh pujangga dan wali Jawa, sehingga cerita wayang Jawa adalah khas Jawa.
Masih ingat, bagaimana Sukarno membius massa melalui kisah-kisah wayang. Sukarno mengasosiasikan dirinya dengan Kumbakarno atau Bhisma, tokoh paling patriotik membela negara, sehingga rakyat perlu mendukungnya menggerakkan Indonesia, melawan musuh-musuh revolusi.
Sementara itu dalam menghadapi Sukarno, Soeharto berkisah tentang Abimanyu dan Parikesit. Abimanyu berani mati dalam perang saudara Pandawa melawan Kurawa dalam kisah Baratayuda; sedangkan Parikesit adalah anak Abimanyu yang menjadi pengakhir perang, sekaligus penerus kejayaan Pandawa. Dengan kisah itu, Soeharto menegaskan bahwa dirinya adalah penerus kekuasaan dan kejayaan negara.
Ketika Anas menyebut nama Sengkuni di tengah ketegangan politik dirinya dengan SBY, sesungguhnya itu adalah pilihan sadar, bahwa masyarakat Jawa khususnya, percaya bahwa Pandawa adalah lambang kebaikan, Kurawa adalah lambang keburukan. Dalam kisah baik melawan buruk ini akan menjadi runyam karena SBY mendapat nasihat Sengkuni yang berada di sekitarnya.
Sengkuni adalah patih sekaligus penasihat Duryudono, pemimpin Kurawa. Dia tokoh yang berhasil mempengaruhi Duryudono dalam mengambil keputusan. Banyak nasihat Sengkuni yang berbuah kemenangan bagi Kurawa atas Pandawa. Tentu dalam persepktif Pandawa, Sengkuni adalah tokoh yang licik dan culas; sebaliknya bagi Kurawa dia adalah tokoh pintar nan cerdas.
Dalam dunia nyata, apalagi dunia politik, baik dan buruk tidak selalu berseberangan, tetapi sering berdampingan dan bahkan berkawan. Dalam dunia Demokrat, Anas bisa saja memposisikan diri sebagai Arjuna melawan Duryudana. Tapi dalam dunia politik nasional, Demokrat adalah Kurawa, yang tamak dan rakus, gagal menepati janji: stop korupsi! (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY juga menyebut sosok AHY sebagai Arjuna dalam Perang Baratayuda.
Baca SelengkapnyaAnies rupanya berbeda pendapat dengan SBY. Menurut Anies, Pilpres 2024 merupakan kompetisi.
Baca SelengkapnyaMegawati, SBY dan Jusuf Kalla secara tidak langsung ikut bertarung di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPotret perjalanan cinta Presiden SBY dan mendiang Kristiani Herawati membuat siapapun yang melihat akan merasa terharu. Begini momen selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah SBY-Prabowo saat masih Kolonel TNI yang masih diingat oleh sang mantan Presiden RI.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingat awal pertemuannya dengan Capres Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyinggung bagaimana di Rangkasbitung ada sosok petani yang berani melawan kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaDi bangunan tersebut, lahir dua generasi sedarah yang sukses menjadi lulusan terbaik Akmil di masanya.
Baca SelengkapnyaBakal calon Presiden, Anies Baswedan mengisi Malam Satu Suro dengan menonton wayang kulit di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Selasa (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaIntip rekomendasi film biopik Indonesia yang angkat kisah hidup tokoh-tokoh terkenal Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo berkelakar mereka yang mau jadi Presiden harus merasakan tidur di paviliun 5A Akmil.
Baca Selengkapnya