Anies Nonton Wayang Kulit pada Malam Satu Suro di Bantul, Ini Karakter Favoritnya
Bakal calon Presiden, Anies Baswedan mengisi Malam Satu Suro dengan menonton wayang kulit di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Selasa (18/7) malam.
Bakal calon Presiden, Anies Baswedan mengisi Malam Satu Suro dengan menonton wayang kulit di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Selasa (18/7) malam.
Anies Nonton Wayang Kulit pada Malam Satu Suro di Bantul, Ini Karakter Favoritnya
Anies nampak menikmati pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Anom Suroto bersama warga masyarakat di Pantai Parangkusumo.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pertunjukkan wayang kulit merupakan sebuah pertunjukan budaya yang menarik. Anies menyebut ada pesan-pesan yang disampaikan namun dikemas secara menarik.
"Banyak tontonan menarik tapi tidak ada tuntutannya. Di sisi lain kita sering mendengar tuntutan tapi tontonannya tidak menarik. Kalau wayang kulit itu tontonan yang penuh dengan tuntunan."
Anies Baswedan di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Selasa (18/7) malam.
"Kita ditunjukkan dengan karakter-karakter begitu banyak. Dari karakter-karakter itu membantu kita semua, apalagi anak-anak untuk nanti belajar ingin menjadi mendekati karakter siapa, karena di situ ada berderet karakter. Tentu karakter yang baik," sambung Anies.
Anies menilai lewat wayang kulit ada proses pembelajaran yang luar biasa bagi masyarakat. Dia juga meminta agar tradisi ini bisa terus dijaga keberadaannya.
Dia mengaku mempunyai tokoh favorit dalam cerita pewayangan. Tokoh kesukaan Anies ini adalah Werkudara atau Bima.
"Tokoh favorit saya di pewayangan adalah Bima atau Werkudara. Kenapa? Karena saya rasa perjuangan Bima ketika mencari air kehidupan itu satu perjuangan yang menginsipirasi."
Anies Baswedan.
Anies menilai perlu ada campur tangan pemerintah dalam pelestarian wayang kulit. Pemerintah harus membantu memfasilitasi kegiatan pagelaran wayang kulit. "Saya kebetulan pembina kegiatan wayang kulit sejak 2015. Saya merasakan betul bahwa pewayangan ini harus didukung oleh negara. Pemerintah harus membantu, kenapa? Supaya kegiatan pewayangan, baik dalangnya, sinden ataupun seluruh kerabat kerja itu tidak mungkin bisa berjalan sendiri bila negara tidak memfasilitasi," urai Anies.