Tergiur fulus Jalan Pantura
Merdeka.com - "Saya baru 9 bulan bekerja di sini," kata Kokom, 29 tahun seorang pemijat refleksi membuka perbincangan dengan merdeka.com, Sabtu malam pekan lalu. Wajah Kokom gusar ketika ditemui. Senyum sumringah mulai keluar ketika ada pelanggan datang. Namun sayang, pelanggan itu tak ingin diterapi.
Kokom kembali duduk di pojok ruangan. Sambil memainkan seluler, dia berharap ada tamu lagi datang buat pijat terapi. Dari segi fisik Kokom begitu menggoda. Kemeja motif kembang merah dengan paduan celana gemes. Namun jangan salah, pakaian para terapis itu hanya untuk mengundang pelanggan singgah, bukan selebihnya.
Rumah spa dan pijat tempat Kokom bekerja bersama empat terapis lainnya tak melayani urusan arus bawah alias pijat plus-plus. Meski Kokom membuka dua kancing kemejanya, namun ia menolak melayani syahwat. Hal itu bukan tanpa sebab, meski tempat kerjanya berdekatan dengan lokasi prostitusi, namun keberadaan panti pijat ini tak melayani urusan birahi. "Di sini enggak bisa kang," ujarnya.
-
Apa kata-kata capek itu? Kata-kata capek hati dan raga bisa menunjukkan isi perasaan Anda selama ini.
-
Kenapa warga Desa Cipelem jadi buruh tani? 'Di sini yang memang punya sawah hanya orang-orang tertentu. Jadi walaupun sawah di sini kelihatan banyak dan luas, tapi sebenarnya sawah itu cuma punya beberapa orang. Maka mereka dari pada nggak makan mending jadi buruh tani,'
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata capek? Kata-kata capek bisa menjadi stimulus bagi seseorang agar tidak terbelenggu di dalam perasaan capek dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
-
Apa pekerjaan warga Desa Cipelem? Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan hariannya kecil kadang tak dapat sama sekali.
-
Kenapa Bapak Joko memilih bekerja di pabrik? Lahan milik Joko di belakang rumahnya kini sudah tidak dimanfaatkan untuk bertani karena berbagai alasan yang cukup merugikan. Maka dari itu, ia memilih untuk bekerja di pabrik agar keluarga dan anak-anaknya bisa hidup dengan nyaman dan menempuh pendidikan yang layak.
Kokom memang segelintir orang yang bertumpu dengan menjalani profesi sebagai pemijat di Jalan Pantai Utara. Tergiur pendapatan lumayan besar menjadi seorang terapis, dia meninggalkan pekerjaannya dulu sebagai pengawas bayi di bilangan Kota Wisata, Cibubur, Jakarta Timur. Kebutuhan untuk hidup sehari-hari menjadi alasan bagi Kokom untuk mencari rizki pemijat refleksi di Jalan Pantura.
Apalagi Kokom kini menjadi single parent. Untuk membesarkan buah hatinya yang kini baru masuk Sekolah Menengah Pertama, terpaksa dia berkelana hingga Pantura. "Kalau pulang ke Cianjur enggak tentu, minggu kemarin baru pulang," ujar janda asli Cianjur, Jawa Barat ini.
Teman seprofesi Kokom, Sari, 28 tahun, baru tiga bulan ini bekerja di rumah pijat. Meski baru terjun sebagai terapis, namun Sari sempat merasakan dua bulan kejayaan sebagai pemijat di Jalan Pantura. Sebelum dibukanya akses Tol Cipali, Sari mengatakan pelanggan yang datang untuk pijat refleksi membludak. Paling dikit, saban hari dia memijat empat pelanggan.
Artinya, uang Rp 100 ribu per hari sudah dikantongi Sari. Belum lagi, uang tips yang diberikan pelanggan yang kisaran jumlahnya cukup lumayan. "Biasanya sehari bisa mijit 4 orang. Tapi sekarang sepi karena ada Tol Cipali itu mas. Jadi sekarang paling cuma 2 orang sehari," kata Sari.
Dia mengatakan jika pelanggan panti pijat tempatnya bekerja merupakan pengemudi kendaraan pribadi. "Ngaruh juga tolnya, jadi jarang ada yang lewat sini. Biasa yang pijit di sini kendaraan pribadi, bukan sopir truk atau ekspedisi," ujarnya.
Sebelum bekerja sebagai terapis, dulu Sari merupakan buruh di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Timur. Memilih untuk pulang kampung dan mencari rizki di kota kelahirannya setelah di-PHK. Suaminya pun mengizinkan Sari untuk menjadi pemijat.
"Suami masih kerja di Jakarta. Pulang seminggu sekali. Enggak masalah kerja di sini soalnya kan cuma mijit aja, enggak yang lain-lain," tuturnya.
Saking enaknya bekerja sebagai terapis lantaran duit yang dihasilkan banyak, Sari pun memilih untuk mencari rizki dari profesinya saat ini. "Udah capek kerja di pabrik jadi buruh. Ya mending kerja gini aja. Kerja buruh capek dimarahin terus, kerjaannya juga banyak." (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penolakan atas kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) secara masif dilakukan di berbagai tempat.
Baca SelengkapnyaDi hadapan Ganjar, Eli menceritakan dua anaknya yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mencari kerja.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca Selengkapnya