Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tiga kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia

Tiga kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia pertumbuhan ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Tren perlambatan ekonomi global diperkirakan masih bakal terus berlangsung, setidaknya hingga tahun ini berakhir. Pasca-Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Dana Moneter Internasional atau IMF sempat memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia 2016 bisa menyentuh level 2,5 persen. Seiring waktu, proyeksi pun diubah lebih optimistis menjadi 3,1 persen.

Penurunan ekonomi negara maju dinilai menjadi biang kerok. Untungnya, hal tersebut masih bisa dikompensasi oleh kinerja perekonomian negara berkembang. Diantaranya, China, India, dan Indonesia.

Kunci pertahanan sejumlah negara berkembang tersebut ada pada penguatan perekonomian domestiknya. Itu dijalankan lewat pembuatan kebijakan fiskal ekspansif namun tetap menjaga asas kehati-hatian. Kemudian, pelonggaran moneter yang tak abai pada pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar.

Selama ini, Indonesia dianggap cukup baik menjaga ekonomi makro. "Tapi kalau bicara sektor riil maka itu yang kami lihat kelemahan utama Indonesia," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo saat seminar terkait Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan: Dampak Paket Kebijakan Ekonomi, Jakarta, Kamis (6/10).

Penerbitan paket kebijakan ekonomi dinilai bisa menambal kelemahan tersebut. Pemerintah menjadikan terobosan tersebut sebagai senjata untuk menjaga daya beli masyarakat, membentuk iklim investasi dan dunia usaha yang kondusif, dan meningkatkan daya saing.

Sejauh ini, sudah 13 paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan. Kemungkinan besar bakal ada banyak lagi paket kebijakan ekonomi diterbitkan di masa mendatang.

Juda Agung, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, menilai saat ini menjadi momen tepat bagi pemerintah menerbitkan serangkaian paket kebijakan ekonomi. Mengingat, Indonesia masih menyimpan bonus demografi.

"Mengapa reformasi perlu dilakukan sekarang ini? karena memang kesempatan emas dari bonus demografi ya memang sekarang-sekarang ini," katanya dalam kesempatan sama.

Menurutnya, Indonesia akan mengalami dependency ratio atau rasio kertegantungan antara penduduk usia nonproduktif dengan produktif pada 2025. Dengan kata lain, Indonesia bakal kehilangan bonus demografi dalam sepuluh tahun ke depan.

China menjadi model negara berhasil memanfaatkan bonus demografi. Kala dependency ratio masih rendah, Negeri Tirai Bambu itu sukses menggenjot pertumbuhan ekonominya hingga dua dijit.

"Maka itu, reformasi struktural ini sangat tidak bisa ditawar-tawar dalam windows sangat sempit ini. Karena kita akan kehilangan momentum itu dan bisa terjebak dalam middle income trap." katanya.

Juda juga menjadikan Korea Selatan sebagai contoh negara yang sukses keluar dari perangkap pendapatan menengah. Negeri Ginseng itu dinilai berani melakukan reformasi total atau wholesale reform.

"Karena memang deregulasi dan reformasi yang dilakukan itu semacam big bang kalau dalam literatur disebut dengan guillotine approach," katanya.

"Dalam satu tahun ada pemangkasan 50 persen regulasi yang memang mendistorsi. Indonesia barangkali belum secepat yang dilakukan korea Selatan."

Alih-alih melakukan reformasi total dengan menghilangkan semua distorsi, Indonesia lebih memilih fokus membongkar hambatan terbesar pertumbuhan ekonomi.

"Berdasarkan growth diagnostic di seluruh provinsi, Bank Indonesia menemukan the most binding constraint," katanya.

"Yaitu, infrastruktur energi, terutama listrik, sumber daya manusia (SDM), dan konektivitas. Tiga itulah yang menjadi hambatan utama yang kalau dihilangkan dapat memberikan efek terbesar dalam Perekonomian."

Berdasarkan simulasi, pembangunan infrastruktur listrik dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahun, masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,26 persen dari baseline. Begitupun dengan pengembangan SDM (0,50 persen dan 0,25 persen) dan peningkatan konektivitas, terutama efisiensi pelabuhan (0,27 persen dan 0,17 persen)

Jika reformasi dijalankan pemerintah sesuai rencana. "Maka, skenario optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 6 persen pada 2020," kata Juda. "Kalau masih business as usual, ekonomi masih akan di bawah 5 persen."

Ekonom A. Prasetyantoko menilai, paket kebijakan ekonomi akan datang juga harus difokuskan pada pembenahan sejumlah sektor yang menurunkan daya saing Indonesia. Semisal, kesehatan, pendidikan dasar, pendidikan tinggi, dan penguasaan teknologi.

"Kalau kita mau bicara paket kebijakan ini mau diarahkan kemana? mungkin ke wilayah-wilayah ini. Pemerintah mesti lebih progresif meng-address berbagai persoalan yang masih ada di sana." (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Butuh Tambahan Pasokan Listrik untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Butuh Tambahan Pasokan Listrik untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi

Saat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Dirut BRI: Human Capital Jadi Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
Dirut BRI: Human Capital Jadi Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisa BRI, Indonesia dapat keluar dari middle income trap (pendapatan negara kelas menengah) bila pertumbuhan ekonomi minimal mencapai 6 %.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Saja Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju di 2045, Apa Hal Lainnya?
Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Saja Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju di 2045, Apa Hal Lainnya?

Airlangga mengatakan, untuk mewujudkan visi Indonesia emas, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kekuatan pertama.

Baca Selengkapnya
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Baca Selengkapnya
PUPR: Pembangunan Infrastruktur Bukan untuk Gagah-gagahan, tapi Mengejar Ketertinggalan
PUPR: Pembangunan Infrastruktur Bukan untuk Gagah-gagahan, tapi Mengejar Ketertinggalan

Salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional.

Baca Selengkapnya
Airlangga Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi ke-2 di Negara G20
Airlangga Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi ke-2 di Negara G20

Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tertinggi ke-2 di antara negara-negara G20, di tengah permasalahan perekonomian global yang kompleks saat ini.

Baca Selengkapnya
SDM yang Kompeten Dinilai Jadi Kunci Sukses Transisi Energi di Indonesia
SDM yang Kompeten Dinilai Jadi Kunci Sukses Transisi Energi di Indonesia

Pemerintah terus mendorong transisi energi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Singapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Singapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air

ingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air

Baca Selengkapnya
Hal yang Perlu Dilakukan Indonesia Hadapi Bonus Demografi Menurut Ganjar
Hal yang Perlu Dilakukan Indonesia Hadapi Bonus Demografi Menurut Ganjar

Ganjar menegaskan bonus demografi bisa mewujudkan Indonesia emas.

Baca Selengkapnya
RI-Afrika Perkokoh Kemitraan Strategis pada Tiga Bidang
RI-Afrika Perkokoh Kemitraan Strategis pada Tiga Bidang

Ketiga bidang tersebut adalah kerja sama di sektor energi hijau, hilirisasi dan human capital.

Baca Selengkapnya
Kapolri: Buruh adalah Motor Penggerak Pembangunan
Kapolri: Buruh adalah Motor Penggerak Pembangunan

Buruh juga disebutnya memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kamtibnas.

Baca Selengkapnya
Peluang Indonesia Jadi Negara Maju Tinggal 7 Tahun Lagi, Jika Gagal Ini Risikonya
Peluang Indonesia Jadi Negara Maju Tinggal 7 Tahun Lagi, Jika Gagal Ini Risikonya

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kesehatan menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya