Peluang Indonesia Jadi Negara Maju Tinggal 7 Tahun Lagi, Jika Gagal Ini Risikonya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kesehatan menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kesehatan menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju
Peluang Indonesia Jadi Negara Maju Tinggal 7 Tahun Lagi, Jika Gagal Ini Risikonya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kesehatan menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.
Indonesia bahkan memiliki waktu cukup singkat untuk mengoptimasi usia produktif sebagai persiapan menjadi negara maju.
Budi mengatakan, bonus demografi penduduk Indonesia akan dimulai pada 2030. Sehingga tersisa tujuh tahun bagi Indonesia untuk mempersiapkan penduduk kelompok usia produktif agar dapat menjadi mesin penggerak negara maju.
Satu-satunya cara agar Indonesia bisa berstatus sebagai negara maju yaitu naiknya angka pendapatan domestik bruto (PDB), populer disebut gross domestic bruto (GDP), per kapita.
Saat ini, PDB Indonesia per kapita masih di level USD4.700 per tahun, sementara PDB negara maju yaitu USD12.500 per tahun.
"Jadi, kalau tujuh tahun lagi dari sekarang Indonesia tidak berhasil mengangkat GDP per kapita kita dari 4700 ke-12.500 maka anak, cucu, cicit kita memiliki kans yang sangat kecil untuk bisa hidup di bangsa dan negara maju," kata Budi saat menyampaikan sambutan dalam pertemuan nasional fasilitas kesehatan, di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Senin (2/10).
Jika penduduk Indonesia tidak cukup sehat atau banyak menderita stunting di usia anak-anak, maka target memiliki pendapatan tinggi sangat sulit dicapai
Oleh karena itu, menurut Budi, akses kesehatan bagi masyarakat sudah sewajibnya dapat diakses dengan mudah, baik, dan harga yang terjangkau
Dia pun mengingatkan BPJS Kesehatan, agar topik keuangan tidak mendominasi pembicaraan setiap kali menggelar pertemuan
Justru, memetakan masalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, menjadi pembicaraan yang perlu menjadi perhatian oleh BPJS Kesehatan
"Jangan ngomonginnya uangnya kurang, takut kurang, takut ini, (seharusnya) ngomongnya bagaimana meningkatkan layanan akses dengan optimalisasi uang yang ada," kata Budi.
Ambisi Indonesia
Ambisi agar Indonesia keluar dari jebakan berpenghasilan menengah pernah disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Perempuan yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjabarkan ciri-ciri menjadi sebuah negara berpenghasilan tinggi setidaknya harus mencapai tiga unsur.
Pertama, SDM yang unggul. Sri Mulyani menuturkan, negara-negara berpenghasilan tinggi secara agresif melakukan investasi pada sistem pendidikan kesehatan yang unggul.
Para anak muda di negara tersebut kemudian dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pengetahuan lebih luas
Para pelajar atau masyarakat negara maju juga diberikan dana untuk riset dan development dan berbagai hasil riset kemudian dipatenkan. Dari produk yang dipatenkan masuk ke dalam industri
Unsur kedua adalah infrastruktur yang baik. Sri Mulyani menegaskan tidak ada negara high income dengan infrastruktur bobrok
"Infrastruktur bagus dia bisa mendorong mobilitas masyarakat. Interaksi itu menimbulkan inovasi," ucapnya
Terakhir, sistem yang mendukung. Menurut Sri Mulyani, membangun sistem bukan perkara sederhana. Namun, sistem dibangun berdasarkan kondisi lapangan dan analisa yang dilalui
Sri kemudian menyinggung, pemerintah saat ini gencar memberikan kemudahan segala perizinan untuk berusaha agar Indonesia menjadi negara kompetitif.
"Negara maju biasanya aturannya enggak ruwet," pungkasnya.
Kemudian menengah rendah (lower middle income) USR1.036 - USD4.045, menengah atas (upper middle income) USD4.046 - USD12.535 dan penghasilan tinggi di atas USD12.535.
Tahun 2021, pendapatan per kapita Indonesia menurut laporan Bank Dunia, yaitu USD4.140. Angka ini naik dibanding tahun sebelumnya yang masih USD3.870.
Dengan demikian, Indonesia masih berada dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah rendah.