Punya Masa Kelam, Sejarah PO Eka dan Mira, Saingan Sumber Group
PO Eka dan Mira merupakan jasa AKAP yang dirintis oleh Fendi Haryanto sejak dekade 70-an yang masih eksis hingga sekarang.
Tertarik untuk mengetahui cerita lengkap seperti sejarah PO Eka dan Mira? Yuk, jangan penasaran, mari simak!
Masa Kelam PO Eka dan Mira, Saingan Sumber Group dalam Sejarah
Siapa yang tidak mengenal PO Eka dan Mira, perusahaan otobus yang terkenal? Bagi para penggemar perjalanan jauh dengan bus, nama kedua bus tersebut pasti sudah tidak asing lagi.PO Eka dan Mira merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi antarkota antarprovinsi (AKAP) terbesar di Indonesia. PO ini telah beroperasi sejak tahun 1970-an dan masih berjalan sampai sekarang.
Tetapi, di balik kesuksesannya, ada sebuah cerita tragis yang menjadi titik balik penting dalam perjalanan PO Eka dan Mira.
Tertarik mengetahui kisah PO Eka dan Mira seperti sejarahnya? Jangan penasaran, ayo baca ceritanya secara lengkap yang telah disajikan oleh Otosia di bawah ini!
-
Kenapa Ponirin Meka jadi legenda PSMS? Namanya melejit setelah penampilan gemilangnya saat melawan Persib Bandung di Final Perserikatan pada tahun 1983 dan 1985. Ponirin sukses membuat para pemain klub berjuluk Maung Bandung itu kesulitan membobol gawangnya.
-
Siapa pendiri PO Medan Jaya? Perusahaan ini didirikan secara mandiri oleh Kim Tarigan, adik dari Kamcan Tarigan, pendiri PO Liberty yang sukses membuka rute hingga Pulau Jawa.
-
Bagaimana PO Medan Jaya berkembang? Dua tahun usai didirikan, PO Medan Jaya menambah armada sebanyak 8 unit bus Mercedes-Benz baru.Pencapaian ini tak terlepas dari pelayanan dan efisiensi waktu yang baik yang membuat mereka berhasil berkembang.
-
Siapa pendiri PO Medal Sekarwangi? Kembali ke tahun 1951, sang pendiri saat itu Atang Soebandi tengah mencari nama untuk usaha angkutan bus yang ia kelola.
-
Apa yang terjadi pada Ema? Ema Sumarna bersama sejumlah anggota DPRD Kota Bandung terseret kasus dugaan korupsi proyek Bandung Smart City.
-
Kapan PO Medan Jaya berdiri? Sejarah Berdiri Perusahaan Otobus (PO) Medan Jaya berdiri pada tahun 1988.
Cerita tentang Sejarah PO Eka dan Mira
Awal perjalanan PO Eka dan Mira dimulai ketika Fendi Haryanto, seorang pemilik toko kain, memiliki ambisi untuk mendirikan sebuah PO yang melayani rute antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan trayek Surabaya - Solo.
PO Flores, yang terinspirasi dari nama toko di Jalan Mojopahit 188 Mojokerto, telah menjadi favorit penumpang di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena kecepatan armada busnya. Namun, setelah sepuluh tahun beroperasi, PO Flores mengalami tragedi mengerikan. Pada tahun 1981, bus ini mengalami kecelakaan di perlintasan kereta api (KA) Purwosari, Solo. Saat itu, bus yang membawa rombongan SMP Wijana Jombang yang sedang melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta ditabrak oleh kereta api cepat Pasar Senen-Solo Balapan. Banyak korban jiwa akibat insiden tersebut.
Setelah itu, Dinas Perhubungan (sebelumnya DLLAJR Pusat) menerapkan larangan bagi PO Flores untuk beroperasi di rute AKAP. Manajemen akhirnya harus memotong rute busnya dari Surabaya hanya hingga perbatasan Jateng-Jatim, yaitu di Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.
PO Flores mengalami kesulitan beroperasi setelah trayeknya dipotong. Selain itu, jumlah penumpangnya juga semakin berkurang karena mereka lebih memilih bus lain.
Untuk menghidupkan kembali bisnisnya, manajemen PO Flores meluncurkan PO Eka dan Mira untuk melayani rute Surabaya-Solo yang tidak lagi dilayani. Nama PO ini diambil dari nama anak Fendi.
PO Eka dan Mira beroperasi secara bergantian. PO Eka biasanya berangkat dari Surabaya pada pagi hari dan tiba di sore hari. Sementara itu, PO Mira berangkat pada sore hari dan tiba pada pagi hari.
Pada tahun 1990, manajemen melakukan inovasi dengan memperluas rute hingga mencapai Yogyakarta. Selain itu, mereka juga mengakuisisi bus-bus baru dari Malindo, sebuah perusahaan karoseri terkemuka saat itu.
Sayangnya, beberapa bulan kemudian, PO ini mengalami kecelakaan fatal lagi ketika salah satu busnya menabrak truk yang sedang mengangkut gas LPG. Sang sopir bus pun meninggal dunia akibat kejadian ini.
Meskipun sering mengalami nasib yang tidak menguntungkan, manajemen PO Eka dan Mira tetap berusaha untuk tetap eksis. Bahkan, pada tahun 1992, manajemen memutuskan untuk menjual PO Flores dan Surya Agung agar PO Eka dan Mira dapat diperbarui.
Awalnya, PO Eka dan Mira melayani kelas ekonomi, namun sekarang PO Eka beroperasi di kelas Patas (cepat terbatas) dan dikenal dengan nama Eka Cepat, sementara PO Mira masih melayani kelas ekonomi dan dikenal sebagai AC Tarif Biasa (ATB).
PO Eka dan Mira terkenal karena kecepatan pengemudinya yang sebagian besar. Selain itu, mereka juga dikenal sebagai pesaing utama Sumber Group (Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu yang dulunya bernama Sumber Kencana). PO Eka bersaing dengan Sugeng Rahayu di kelas Patas, sedangkan PO Mira bersaing dengan Sumber Selamat di kelas ekonomi.
Meskipun mengalami beberapa kali kesulitan, PO Flores dan Mira berhasil mempertahankan eksistensinya. Sampai sekarang, PO ini masih diminati penumpang dengan rute Surabaya - Solo hingga Yogyakarta.
Demikianlah sejarah lengkap PO Eka dan Mira. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!