Pemerintah Diminta Bantu Beri Penjelasan terkait Polemik BPA dalam Produk AMDK
BPS menyebutkan kontribusi AMDK dan industri makanan dan minuman terhadap perekonomian nasional sebesar 6,4 persen terhadap PDB.
Isu Bisphenol A (BPA) dalam produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) masih menjadi polemik. Padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menegaskan bahwa produk ini masih aman digunakan untuk air minum di masyarakat.
Selain itu, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kontribusi AMDK dan industri makanan dan minuman terhadap perekonomian nasional sebesar 6,4 persen terhadap PDB dan 38,05 persen terhadap total industri non-migas nasional.
Kementerian Perindustrian mencatat industri AMDK mencakup 900 perusahaan dengan pekerja sekitar 40.000 orang yang penjualannya sekitar 70 persen dari kemasan galon kuat polikarbonat.
Sejumlah pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) mengaku gerah dengan polemik isu BPA dalam Produk AMDK yang tak kunjung usai ini. Antara lain ada Direktur PT Muawanah Al Ma’some Evan Agustianto, GM PT Panfila Dewi Bulna hingga Direktur PT Riade Sumber Energi Ahmad Imamudin.
BPOM
"Sebagai sesama industri AMDK, bagaimana menjalankan organisasi dengan baik, menjalankan perusahaan dengan baik, itu saja cukup. Dari dulu kan tidak pernah ada isu seperti BPA ini. Kami meminta pemerintah untuk membantu menjelaskan terkait polemik ini," jelas Evan.
Sebelumnya, Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM (BPOM) Dwiana Andayani mengungkapkan BPOM memastikan AMDK galon kuat polikarbonat masih aman digunakan untuk air minum.
"Masyarakat juga perlu diedukasi untuk memperlakukan semua jenis galon, baik yang galon kuat polikarbonat maupun galon tipis sekali pakai dengan baik.Galon kuat polikarbonat masih aman digunakan," kata Dwiana.
Oleh karena itu, pihaknya meminta industri untuk memperlakukan semua jenis kemasan galon itu dengan baik. "Tidak membanting atau menyikat dengan keras. AMDK dalam galon juga harus disimpan di tempat yang tidak kena panas matahari langsung," katanya.