Toyota Indonesia Rangkul Akademisi Demi Mendukung Pengembangan Kendaraan Ramah Lingkungan
PT TMMIN menyelenggarakan Seminar Nasional berkelanjutan seri ke-7, tema 100 tahun industri otomotif Indonesia mencapai Indonesia NZE pada tahun 2060.
PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) kembali berkolaborasi dengan akademisi untuk menyelenggarakan Seminar Nasional yang merupakan seri ke-7. Seminar ini bertujuan untuk membahas perjalanan 100 tahun industri otomotif di Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Sebelumnya, PT TMMIN telah menggelar acara serupa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta).
Acara yang berjudul 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan "Quick Win" Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030' ini diselenggarakan di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, pada Rabu (30/10/2024). Selain melibatkan akademisi, Toyota Indonesia juga berkolaborasi dengan pemerintah dan industri otomotif, dengan harapan dapat berkontribusi secara signifikan dalam mempercepat pengurangan emisi karbon demi masa depan kendaraan yang lebih bersih dan nyaman di Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memfasilitasi masa transisi melalui berbagai inisiatif yang mendukung penggunaan energi ramah lingkungan dan mengurangi emisi, terutama di sektor transportasi. "Aktivitas seminar nasional yang telah berlangsung selama tujuh seri di berbagai universitas di Indonesia sejak tahun 2022 merupakan bentuk nyata advokasi kepada publik, khususnya kepada generasi muda yang merupakan elemen penting dalam mendukung ekosistem yang lebih hijau dan pembangunan ekonomi yang merata," ungkap Nandi dalam acara tersebut.
Untuk mencapai Energi Baru Terbarukan (EBT), perusahaan asal Jepang ini mendukung transisi energi dengan pendekatan multi-pathway, termasuk elektrifikasi dan pemanfaatan rendah emisi. "Beberapa inisiatif yang dirancang untuk memenuhi target pengurangan emisi pada tahun 2030 merupakan langkah awal atau steppingstone menuju tujuan yang lebih besar pada tahun 2060. Implementasi strategi yang tepat sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Kami berpegang pada prinsip untuk mengurangi emisi sebanyak mungkin dengan berbagai teknologi, sehingga memberikan hasil nyata dalam waktu yang singkat," kata Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.
Bob Azam juga menekankan bahwa penerapan green energi dapat direalisasikan dalam bentuk aktivitas dekarbonisasi. "Langkah ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan petani Indonesia melalui positive cycle yang terbentuk, yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di masa depan," tambahnya.
Pendekatan Toyota berkontribusi pada pengembangan kendaraan dengan emisi rendah
Dalam menghadapi transisi menuju green energy, Toyota Indonesia telah berkolaborasi dengan pemerintah untuk memperkenalkan berbagai model kendaraan yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon. Ini termasuk kendaraan konvensional yang efisien dalam penggunaan bahan bakar, kendaraan yang menggunakan biofuel seperti bioethanol, serta kendaraan listrik. Konsep energi hijau yang rendah emisi ini mencakup penggunaan biofuel, ethanol, hidrogen, dan optimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
"Penggunaan EBT (Energi Baru dan Terbarukan) seperti bioenergi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di semua sektor, termasuk pembangkit listrik, domestik, industri, dan transportasi. Bioenergi, seperti bioethanol dan biofuel, memiliki peran penting dalam mendukung Indonesia menuju transisi energi dan mengurangi emisi," kata Nandi Julyanto. Untuk mencapai visi "Beyond Zero", Toyota berkomitmen menuju netralitas karbon melalui produk, layanan, dan aktivitas operasional mereka. Ini bukan hanya tentang menghilangkan emisi, tetapi juga memberikan dampak yang berkelanjutan terhadap lingkungan dan ketahanan energi.
Lebih lanjut, produsen asal Jepang ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pengurangan emisi karbon. Untuk mempercepat pengembangan ekosistem multi-pathway, Toyota berusaha mengintegrasikan elektrifikasi dari hulu ke hilir. "Semua kalangan, terutama generasi muda, dapat berkontribusi dalam berbagai kegiatan pengurangan emisi. Beragam teknologi kendaraan tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bervariasi, guna mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan rendah emisi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Langkah strategis ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan pusat ekspor untuk kendaraan yang kompetitif, serta berperan penting dalam mengembangkan rantai pasok dan industri kecil menengah lokal," tutup Bob Azam.