Gimana caranya supaya bisa jadi gaul?
Merdeka.com - Halo, semuanya. Ketemu lagi sama gue, Sasa. Ini adalah tulisan ketiga gue sebagai guest blogger di blog ini. Sebelumnya gue ngebahas tentang pentingnya ospek dan tentang mata pelajaran yang nggak lo suka di sekolah. Kali ini, gue mau ngebahas topik yang berhubungan dengan kehidupan lo sehari-hari. Apaan tuuh?
Pernah nggak sih lo mengalami momen-momen canggung pas ngobrol bareng temen-temen? Lo bingung mulai pembicaraan sehingga terjadilah awkward silence di mana lo nunggu seseorang ngomong duluan untuk memecah keheningan tersebut. Siii…ing. Atau ketika lo kehabisan bahan pembicaraan dan ujung-ujungnya terjadi lagi awkward silence, dan tiba-tiba salah satu di antara lo atau temen lo bilang “ya udah ya, gue cabut dulu.”
Atau pernah nggak sih lo pura-pura ngecek atau nulis sok penting di hape, padahal ga ada apa-apa juga di hape. Atau lo pakai headphone padahal lagi gak muter lagu tuh (atau bahkan headset-nya gak dicolokin) cuma buat ngehindarin berkomunikasi sama orang lain.
-
Kenapa kemampuan komunikasi penting untuk sukses? Keberhasilan dalam karier sangat bergantung pada kemampuan Anda dalam meyakinkan orang lain.
-
Mengapa penting memiliki komunikasi yang baik? Banyak sekali ide hebat yang tidak bisa tersampaikan karena tidak melalui komunikasi yang baik. Kita perlu ilmu, skill, dan kemampuan komunikasi lain agar apa yang menjadi gagasan kita bisa tersampaikan dengan baik dan didengar orang lain. Bila tidak memiliki komunikasi yang baik, maka tidak ada yang mau mendengarkan, mengikuti, membeli, serta membantu apa yang kita komunikasikan.
-
Apa itu komunikasi? Komunikasi adalah proses bertukar informasi, ide, dan emosi antara individu atau kelompok melalui berbagai metode seperti lisan, tertulis, atau non-verbal.
-
Kenapa komunikasi penting? Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berkomunikasi, Anda bisa menyampaikan ide, perasaan, dan informasi kepada orang lain.
-
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik? Cara komunikasi yang baik harus dipahami oleh setiap orang agar informasi bisa tersampaikan dengan baik. Beberapa tips cara komunikasi yang baik berikut bisa menjadi referensi: 1. Menjadi Pembuka Pembicaraan Menjadi pembuka pembicaraan (opener) yang baik adalah melakukan leveling atau menyamakan frekuensi dengan masuk kedalam latar belakang atau hal yang disukai lawan bicara. Menjadi opener juga harus berwawasan luas, alangkah baiknya melakukan research untuk membuka topik pembicaraan
Atau ketika lo ngajak ngobrol orang kayak gini nih:
Lo : “Apa kabar?”
X : “Baik, makasih. Lo gimana kabar?”
Lo : “Baik. Hehehe. Lo?”
Yak, kali ini gw akan ngebahas cara kita berinteraksi dengan lingkungan sosial. Sebelumnya gue mau sharing nih pengalaman yang pernah gue alamin waktu gue di SMA dan waktu gue kuliah.
Waktu SMA dan pas awal-awal kuliah, gue tuh udah kayak socially awkward penguin. Tau kan, socially awkward penguin? Itu tuh… yang biasa dijadiin meme di 9gag. Jadi, meme socially awkward penguin ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang gak punya skill sosial dan/atau self-esteem (rasa percaya diri) yang rendah. Biasanya hal-hal yang dilakukan sama socially awkward penguin akan menimbulkan suasana yang canggung.
Pernah suatu malam, gue pergi ke sebuah kafe buat ngerjain tugas dan numpang koneksi internet. Waktu mas-mas waiter-nya nganterin minum, tiba-tiba dia nanya ke gue,
Mas waiter : “kerja di mana, Non?”
Gue : “masih mahasiswa, Mas. Kalau Mas?”
Mas waiter : *nyengir* “Di sini lah, Non.”
Setelah masnya jawab gitu, gue ngerasa begooo banget. Jawaban itu refleks keluar dari mulut gue tanpa gue sadarin. Dan pada akhirnya, gue ikutan nyengir canggung “Hehehe iya juga yah mas.” Habis jawab gitu, mas-masnya meninggalkan meja gue dengan canggung a.k.a awkward.
****
Masa-masa SMA merupakan masa di mana elo mempersiapkan diri buat berkomunikasi dengan lingkungan sosial yang cakupannya lebih luas. Di SD dan SMP, mungkin cakupan lingkungan lo berkomunikasi ya cuma di rumah dan ama temen-temen lo. Sedangkan di SMA, lo mulai kenal banyak orang, baik di lingkungan sekolah, di tempat bimbel, di organisasi luar sekolah, bahkan lo juga bisa berkomunikasi sama orang-orang yang lo kenal lewat media sosial.
Lo pasti pengen dong jadi remaja (ciah remaja) yang luwes dalam bergaul, bisa masuk ke berbagai lingkungan, supel, atau at least ga awkward lah kalo ngomong sama orang lain? Nah, kali ini gue akan bocorin ke lo tips dan trik mengasah kemampuan komunikasi lo, supaya lo ga awkward lagi, supaya lo tau how to let the conversation flow, supaya lo bisa gaul
Untuk Apa Sih Kita Berkomunikasi?
Kenapa kita butuh komunikasi? Komunikasi itu pada dasarnya adalah untuk bertukar pikiran. Tapi selain itu, komunikasi adalah medium kita untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan.
Mungkin lo pengen jadi cewek/cowok populer di sekolah. Mungkin lo pengen jadi petinggi organisasi di sekolah. Mungkin lo pengen dikenal sebagai pribadi yang gaul, asik, dan fun.
Gimana caranya lo jadi gaul, kalo kemampuan komunikasi lo cupu?
Atau nggak usah tujuan sampe jadi populer-populer gitu dulu deh. Lo pengen punya teman geng buat sering kumpul bareng aja, lo butuh komunikasi. Lo mau minta tolong nanya2 tentang pelajaran atau PR ke teman2 yang pinter, lo butuh komunikasi. Atau kalo lo mau pedekate sama gebetan, pasti lo harus pande ngomong kan.
Gimana caranya lo mau pedekate sama gebetan kalo ngomong biasa aja ke teman beda jenis kelamin lo canggung? Gimana caranya lo dapat respek dari teman2 atau bahkan punya temen kalo lo ga bisa menyampaikan apa yg lo maksudkan sebenarnya?
Bisa dibilang, komunikasi itu penting banget buat survival lo di lingkungan sosial!
Nah, di sinilah lo butuh komunikasi yang efektif, di mana maksud/intensi/pesan dari kedua belah pihak tersampaikan dengan baik. Buat contoh-contoh yang udah gue kasih tau di awal tadi, menurut kalian, blunder-nya terletak di mana? Padahal nih ya, kalau dilihat-lihat, tata bahasa yang digunain nggak bermasalah dan masih bisa dipahami sama orang lain.
Gimana supaya gue nggak canggung berkomunikasi sama orang lain?
Selain komunikasi verbal yang bisa disampaikan melalui bahasa, ada juga yang namanya komunikasi nonverbal. Kalian tau sama Paul Ekman gak? Jadi, Paul Ekman ini adalah seorang psikolog yang bikin banyak riset terkait emosi, ekspresi wajah, dan microexpression. Kalau kalian pernah nonton TV series Lie to Me, Mas Paul ini penasihat ilmiahnya! Dia kerjaannya baca dan ngedit skrip kemudian ngasih nasihat-nasihat ke aktornya terkait ekspresi muka yang harus ditunjukkan pada saat shooting.
Nah, menurut Paul Ekman, untuk berkomunikasi secara efektif gak cukup hanya sekadar dengan bahasa yang bisa dimengerti orang lain. Tapiii, ada beberapa hal yang patut juga berperan dalam komunikasi, yaitu komunikasi nonverbal, attribution, dan impression management. Menurut gue, untuk mengurangi rasa canggung lo ketika berkomunikasi sama orang lain, bisa dimulai dengan memperbaikin 3 hal ini.
1. Komunikasi Nonverbal
Informasi yang disampein nggak melalui kata-kata, tapi dari ekspresi wajah, kontak mata, pergerakan tubuh, postur, dan bahkan perubahan hormon dalam tubuh kita. Komunikasi nonverbal ini ngebantu orang lain untuk paham sama apa yang lo lagi sampein ke mereka.
Kalau apa yang lo omongin nggak sejalan dengan gimana lo nyampein komunikasi nonverbal lo, orang lain pasti akan bingung karena dua hal tersebut harusnya kongruen. Misalnya lo dikasih kado sama temen lo, trus lo bilang ke dia “Makasih ya, kadonya. Gue suka banget” tapi tampang lo biasa aja, cemberut, atau ketus.
Ekspresi muka merupakan reaksi fisiologis dari otot-otot di muka kita terhadap level hormon tertentu di otak dan bagaimana otak lo menginterpretasiin apa yang sedang lo rasain. Tapi, bukan berarti ekspresi muka ini nggak bisa lo kontrol sama sekali. Bisa dilatih kok. Dulu banget waktu gue SMA, ekspresi muka gue tuh datar banget (udah kayak Kristen Stewart :p) sampe temen gue pernah negur “Sa, muka lo di-stem dulu kek biar enak diliat.”
Ketika lo lagi ngobrolin hal-hal yang menyenangkan sama temen lo, pasanglah tampang kalau lo emang lagi senang. Lo bisa aja ngerespon dengan senyum, trus lo jangan mengernyitkan dahi, atau lo bisa aja menaikkan alis lo sedikit untuk menunjukkan bahwa lo tertarik dengan pembicaraan tersebut. Hal yang sama juga berlaku ketika lo ngomongin hal yang sedih, bikin marah, bikin takut, atau bikin jijik.
Tapi, hindarin juga menunjukkan ekspresi wajah yang berlebihan. Entar lo disangka gak tulus atau bahkan bohong. Hindarin juga mendelik, ngeliatin orang dari sudut mata lo, atau ngeliatin orang dengan nyipitin mata lo (kecuali mata lo emang dari sananya sipit). Orang akan ngerasa keganggu dan biasanya kontak mata yang kayak gitu mengindikasikan kemarahan dan kekerasan.
Ngomong-ngomong soal kontak mata, orang yang bohong atau nggak tulus tuh bisa dideteksi dari gimana dia melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya, loh! Orang yang bohong dan nggak tulus biasanya ngedip lebih sering dan pupil matanya membesar. Mereka juga punya kecenderungan untuk menghindari kontak mata, atau malah sebaliknya, mereka berusaha untuk keliatan jujur dan tulus dengan cara melakukan kontak mata dengan intensitas dan frekuensi yang gede.
Trus, jangan juga gerak berlebihan. Semakin lo banyak gerak ketika lo ngomong ama orang lain, semakin lo keliatan lagi canggung, atau lagi nggak bisa nahan emosi. Makanya, sebelum ngomong sama orang lain, usahakan tenangkan diri dulu, biar ntar ngobrolnya jelas dan lancar.
2. Attribution
Proses di mana kita berusaha buat memahami “kenapa orang ngelakuin tingkah laku X dalam situasi tersebut?” “emangnya mereka maunya apa, sih?” dan lain-lain. Attribution ini penting banget dalam proses komunikasi dan bakal berpengaruh gede ke gimana kita bakal ngerespon apa yang orang lain omongin/lakuin.
Bayangin, suatu ketika lo lagi ketemu cowok/cewek yang menarik banget. Lo pengen jalan bareng ama dia trus lo nanya “Minggu depan kita nonton bareng yuk.” Lo udah ngebayangin jalan bareng ama orang itu dan seketika impian lo lenyap ketika orang itu bilang “Maaf, gue nggak bisa minggu depan.”
Kemudian…lo pun bertanya-tanya kenapa orang itu nolak ajakan lo. Apa karena dia nggak tertarik ama lo kayak lo tertarik ama dia? Atau karena dia udah punya pacar dan nggak ada niatan untuk selingkuh? Atau karena dia punya kesibukan lain dan nggak punya waktu luang?
Kesimpulan yang lo ambil terkait jawaban dari orang itu akan berpengaruh ke self-esteem dan apa yang akan lo lakukan selanjutnya. Kalau misalnya lo nganggep dia sebenernya cuma sibuk doang dalam beberapa waktu yang akan datang, lo mungkin akan nawarin jalan bareng dia kalau misalnya dia udah gak sibuk lagi. Beda cerita kalau lo nganggep dia nggak tertarik ama lo atau dia udah punya pacar. Kecil kemungkinan lo akan ngajak dia untuk jalan bareng.
Untuk tau apa yang lagi dirasain orang lain, gimana orang lain bertindak, kenapa orang bertindak kayak gitu, dan apa maksudnya dia, kadang bisa kita liat langsung dari observasi. Tapi kan, kadang apa yang bisa kita observasi juga terbatas. Nah, untuk mengetahui hal tersebut yang lo butuhkan adalah peka, bisa menginterpretasi situasi dan kondisi, trus yang paling penting… nanya ke orang lain untuk memenuhi rasa ingin tahu lo!
Misalnya, untuk kasus ditolak jalan ama cewek. Ya lo tanya aja ke dianya kenapa dia nggak bisa. Sibuknya apaan. Daripada lo ntar punya asumsi sendiri, galau sendiri :p Itung-itung lo nambah temen baru dan lo bisa mengasah kemampuan lo dalam berkomunikasi.
Terus, untuk mengatasi kecanggungan yang pernah gue alami waktu gue ke kafe: pinter-pinter ngeles. Ngeles di sini nggak berarti harus bohong, loh.Yang gue maksud di sini adalah cerdik, mikir cepat, dan taktis. Bisa aja kan, waktu Mas waiter-nya jawab “Kerja di sini lah, Non.” Langsung gue bales “Oooh, kirain Mas-nya kerja di tempat lain juga.”
3. Impression formation
Gimana kita berusaha untuk ngebangun image atau impresi orang terhadap orang lain, suatu objek, atau suatu kejadian. Kita ngebangun image tersebut dengan cara mengatur dan mengontrol informasi yang kita punya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Seberapa penting sih first impression? Ketika lo pertama kali ketemu ama orang, banyak banget informasi yang masuk ke dalam otak lo: gimana dia berpakaian, gimana dia ngomong, kayak apa sih kelakuan mereka. First impression ini akan menjadi landasan gimana kita berinteraksi ama orang tersebut.
Seberapa akurat kah first impression? Beberapa psikolog sosial telah melakukan eksperimen korelasional antara tingkat percaya diri terkait first impression dengan keakuratan impresi tersebut. Hasilnya? Orang yang nggak percaya sama impresi mereka ternyata punya impresi yang nggak kuat. Semakin tinggi tingkat kepercayaan sama impresi, semakin tinggi tingkat keakuratan impresinya. Tapi, perbedaan poinnya nggak signifikan. Jadi, nggak beda-beda jauh lah.
Makanya, kadang pendapat lo terkait orang pas pertama kali ketemu akan berubah seiring dengan lo semakin kenal sama orang tersebut. Banyak banget tuh temen-temen gue yang meleset jauh first impression-nya terkait gue.“Gue pikir dulu lo bisu!” “Gue pikir dulu lo sering gonta-ganti cowok!” Nah, makanyaaa, jangan jadiin first impression sebagai generalisasi terkait kepribadian atau tingkah laku dari orang yang lo ajak berkomunikasi. Kurang bijak sebenernya. Apalagi sampe lo nge-labelin orang tersebut dari first impression.
Perlu gak sih untuk ngebangun first impression yang baik?
Under some circumstances, gue bilang sih… gak penting-penting amat. Seperti yang udah gue bilang di atas. First impression tuh kadang-kadang meleset. Apa yang bikin first impression meleset? Ya karena orang punya kecenderungan untuk membangun image yang baik di hadapan orang lain, padahal aslinya dia gak baik-baik amat. Berusaha untuk “terlihat baik” di hadapan orang lain bisa bikin kita ngerasa lebih baik. Makanya, bagi gue, ngebangun impresi yang baik di hadapan orang itu perlu, tapi jangan terlalu jauh dari kondisi lo yang sebenernya. Jangan sampe orang lain masang ekspektasi yang ketinggian terkait elo-nya, trus ujung-ujungnya mereka kecewa sama elo atau sama ekspektasi mereka sendiri. Begitu…
****
Nah, sampe di sini, mungkin lo udah ada bayangan ramuan nih buat ningkatin skill komunikasi lo. Mungkin udah ada yang mulai latihan nih di depan kaca buat ngontrol ekspresi mukanya. Atau udah mulai dialog sendiri pura-pura lagi ngomong sama gebetan. Hehehe.
Poin-poin yang gue share di atas baru sedikit dari sekian banyak cara buat ngekatrol kemampuan komunikasi kita. Intinya, semua bisa dilatih. Dari ekspresi wajah sampe kecerdikan lo berpikir buat ngeles yang enak didengar orang. Awkward pas awal-awal coba, wajar. Namanya juga latihan. Tapi yang penting, terus lo coba. Terus coba berinteraksi. Semakin banyak lo berinteraksi, semakin banyak opportunity yang lo dapetin untuk ngasah trus skill komunikasi lo.
Okeh, happy connecting with people deh. Salam gaul.
Sumber: Zenius.net (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik adalah bekal untuk mendapat peran di tengah masyarakat.
Baca SelengkapnyaBaik itu dalam percakapan sehari-hari, media sosial, atau di tempat kerja, menjaga lisan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.
Baca SelengkapnyaBahasa gaul keren Inggris memang acap kali digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKomunikasi kemampuan penting yang harus dimiliki setiap orang.
Baca SelengkapnyaPenting memahami singkatan bahasa gaul yang digunakan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaSalah satu kunci keberhasilan public speaking adalah persiapan yang baik sebelum presentasi.
Baca SelengkapnyaPublic speaking merupakan keterampilan penting baik untuk kehidupan pribadi maupun profesional.
Baca SelengkapnyaBermain peran atau roleplay merupakan salah satu hal yang bisa dimainkan dengan pasangan untuk membuat sesi bercinta lebih menyenangkan.
Baca SelengkapnyaMemberikan rayuan pada pasangan, penting untuk hubungan.
Baca SelengkapnyaSejumlah keterampilan sosial penting untuk diajarkan oleh orangtua pada anak mereka.
Baca SelengkapnyaTak semua singkatan bahasa gaul bisa dipahami dengan mudah. Beberapa singkatan yang sulit dipahami. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaKomunikasi adalah salah satu faktor penting dalam menjaga keharmonisan dan yang mampu mempererat ikatan batin antar anggota keluarga.
Baca Selengkapnya