Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Ibad Badriah, Berawal dari Iseng Kini Sukses jadi Pengusaha Kerupuk Daun Bambu

Kisah Ibad Badriah, Berawal dari Iseng Kini Sukses jadi Pengusaha Kerupuk Daun Bambu Pengusaha Kerupuk Daun Bambu. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Berawal dari keisengan Ibad Badriah membuat kerupuk yang berbahan dasar daun bambu. Perempuan 43 tahun ini kini sukses mengembangkan usahanya. Saat ini ia menjadi Ketua Kelompok Wanita motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu, di kampung Tangan-Tangan RT 02, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Ibad, panggilan akrabnya, mengungkapkan sebelumnya ia memang sering membuat kerupuk berbagai jenis. Hingga suatu hari ia terinspirasi mencampurkan daun bambu. Sebab daun bambu di sekitarnya sangat melimpah.

"Ada ide bikin kerupuk daun bambu awalnya emang suka bikin kerupuk, cuman terinspirasinya di sini melimpah daun-daun bambu di sekitar saya. Awalnya sih coba-coba, kebetulan saya ketemu dengan pengusaha bambu juga, dan dia mensupport saya. Jadi kenapa tidak mencoba kerupuk daun bambu," kata Ibad kepada Liputan6.com.

Berkat dukungan dari sang teman, Ibad akhirnya melakukan uji coba membuat kerupuk daun bambu. Setelah beberapa kali mencoba, memberanikan diri memberikan tester kerupuk tersebut kepada orang-orang sekitar.

"Saya bikin dulu tester sample, terus sudah jadi saya cobain ke teman-teman. Mereka bilang kerupuknya enak. Nah, sebelumnya saya membuat kerupuk daun bambu ini pakai ampasnya, cuma nggak cocok. Terus pake sari daun bambu dan cocok," ujarnya.

Dari 1 kilogram bahan baku sari daun bambu hanya dipakai untuk 2 kg tepung kanji. Tujuannya agar aroma daun bambu lebih terasa. Seiring berjalannya waktu dan dukungan dari teman-teman serta keluarga, akhirnya Ibad memberanikan diri membuka usaha kerupuk daun bambu.

"Alhamdulillah setelah dicoba rekan-rekan yang dekat. Kenapa tidak? Kalau di sekitar kita ini melimpah daun bambu jadi dimanfaatkan," ujarnya.

Ibad tak ingin sukses sendiri, perempuan ini merangkul ibu-ibu di sekitar agar mereka mendapatkan penghasilan dan bisa mandiri dan tak bergantung dari tangan suami. Pada tahun 2021, kelompok Wanita motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu resmi berdiri.

Meskipun produksi usaha kerupuk daun bambu masih sedikit, tapi setidaknya, kata Ibad, para ibu-ibu itu bisa mendapatkan penghasilan walaupun masih rendah. Selain itu, ibu-ibu tersebut menjadi lebih produktif.

"Dari mereka ikut bantuin saya produksi, mereka punya penghasilan. Meskipun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, karena produksinya masih kecil. Mungkin kalau produksinya sudah banyak, bisa membantu suami," ungkapnya.

Adapun jumlah anggota kelompok usaha berjumlah 15 orang. Namun yang aktif hanya 8 orang, sementara sisanya aktif di usaha lain. Kendati begitu, bagi mereka yang tidak aktif juga tetap membantu produksi kerupuk daun bambu, disela-sela kesibukan.

Ibad bercerita, awal produksi itu masih kecil sekitar 1-2 kg per hari, dengan modal masih merogoh dompet sendiri. Kemudian, setelah dibentuk kelompok usaha, produksi kerupuk daun bambu ditingkatkan menjadi 4-5 kilogram per hari.

pengusaha kerupuk daun bambu©2023 Merdeka.com

Dibantu BRI

Bisnis Ibad akhirnya memiliki peluang berkembang. Dia mendapatkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 50 juta dari BRI. Kebetulan, Ibad memang merupakan nasabah BRI sejak 2018, sehingga dipermudah dalam mengajukan KUR.

Dalam proses menjalankan usaha memang tidak mudah, selalu ada kerikil kecil jadi penghalang. Di antaranya, ada yang mengejek produk kerupuk daun bambu milik kelompok usaha Ibad. Sebab, masih tergolong langka kerupuk yang berbahan dasar daun bambu.

"Kok daun bambu, pada ngeledek sih awalnya. Tapi setelah ke sini-sini Alhamdulillah," imbuhnya.

Setelah produk kerupuk daun bambunya dikenal masyarakat, kelompok Wanita motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu kembali mendapatkan bantuan dari BRI. Kali ini berupa peralatan produksi dengan nominal Rp 70 juta.

"Mulai dikenal, saya dapat bantuan dari BRI sekitar dua minggu lalu, berupa peralatan Rp 70 juta," ujarnya.

Bersyukur, berkat bantuan dari BRI, pihaknya bisa memproduksi kerupuk daun bambu lebih banyak lagi. Meski masih ada penghalang lain yakni lokasi produksi. Selama ini produksi masih dilakukan di rumah pribadi milik Ibad. "Tempat produksinya masih sempit. Jadi, ingin tempat produksi yang lebih luas," imbuh dia.

Tak hanya itu saja, kelompok usaha kerupuk daun bambu juga masih membutuhkan peralatan lain sebagai penunjang produksi. "Harusnya ada barang yang kami butuhkan nggak ada, tapi barang yang tidak diperlukan ada," ujarnya.

Sedangkan dari sisi pemasaran saat ini belum mendapatkan kendala karena produksi kerupuk daun bambu masih terbilang belum terlalu banyak. Penjualan masih dibantu para reseller.

Penjualan kerupuk daun bambu masih di pasarkan di gerai-gerai UMKM sekitar Bandung Barat. Dalam sebulan mampu terjual 100-300 pcs kerupuk. Harganya dibanderol dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per pcs. Adapun omset yang diperoleh sebesar Rp 5 juta per bulan.

Ibad memastikan bila kerupuk daun bambu buatannya aman dikonsumsi. Karena sudah dilakukan uji coba oleh dinas kesehatan setempat. Selain itu, kelompok usahanya juga sudah mengantongi perizinan berusaha dan Hak Kekayaan Intelektual.

"Udah diuji coba, aman. Malahan langsung diuji oleh dinas, bahkan perizinan halal lagi berjalan, karena prosesnya lama," tegas dia.

Tak sebatas bantuan dana dan peralatan, kelompok usaha Ibad juga sering mendapatkan pelatihan dari BRI mengenai pengemasan produk dan pemasaran. Ke depan, Ibad berharap bisa meningkatkan produksi dan pemasaran kerupuk daun bambu kelolaannya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mantan Tukang Ojek 'Melompat Tinggi', Bisnis Tanaman Hias Makin Besar dari Modal BRI
Mantan Tukang Ojek 'Melompat Tinggi', Bisnis Tanaman Hias Makin Besar dari Modal BRI

Abidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.

Baca Selengkapnya
Jejak Sukses Pengrajin Tahu, Hidup Sejahtera Berkat KUR BRI
Jejak Sukses Pengrajin Tahu, Hidup Sejahtera Berkat KUR BRI

Usaha tempe dan tahu di rumah produksi Primkopti Lenteng Agung begitu menggeliat berkat dana KUR BRI

Baca Selengkapnya
One Stop Solution, BRI Bantu UMKM Naik Kelas
One Stop Solution, BRI Bantu UMKM Naik Kelas

Menjadi nasabah BRI sejak tahun 2009, Ebi bersama komunitas ikan asap Bulukumba merasakan banyak manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan BRI.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Gagal PNS Kini Sukses Jadi Pengusaha dengan Omzet Rp2,5 M per Bulan, Begini Kisah Bisnisnya
Pria Ini Gagal PNS Kini Sukses Jadi Pengusaha dengan Omzet Rp2,5 M per Bulan, Begini Kisah Bisnisnya

Kisah pria yang gagal jadi PNS hingga pernah ditipu temannya. Kini menjadi pengusaha sukses dengan omzet RpRp2,5 miliar.

Baca Selengkapnya
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Mengulas Perjuangan Adang Muhidin Bikin Bambu Mendunia dengan Dukungan BRI
Mengulas Perjuangan Adang Muhidin Bikin Bambu Mendunia dengan Dukungan BRI

Produk Virage Awie pun semakin mendunia dikenal di mancanegara, seperti Prancis, Jepang, Filipina, India dan Malaysia.

Baca Selengkapnya
Raih Omzet Rp1,5 Miliar per Bulan, Pedagang Asal Tempel Sleman Ini Puas Jadi Agen BRILink Kelas Jawara
Raih Omzet Rp1,5 Miliar per Bulan, Pedagang Asal Tempel Sleman Ini Puas Jadi Agen BRILink Kelas Jawara

Kehadiran BRILink terbukti mampu memberdayakan pelaku usaha ultra mikro sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya melalui akses pembiayaan secara formal.

Baca Selengkapnya
Bak Sinetron, Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar
Bak Sinetron, Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar

Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.

Baca Selengkapnya
Kisah Pria Mantan Karyawan Pabrik Sukses Bisnis Keripik, Modal Awal Rp50 Ribu Kini Raih Omzet Rp60 Juta per Bulan
Kisah Pria Mantan Karyawan Pabrik Sukses Bisnis Keripik, Modal Awal Rp50 Ribu Kini Raih Omzet Rp60 Juta per Bulan

Dari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.

Baca Selengkapnya
BRI Apresiasi Capaian Klaster UMKM Keripik Ubi Jalar Asal Kubu Raya
BRI Apresiasi Capaian Klaster UMKM Keripik Ubi Jalar Asal Kubu Raya

Klaster UMKM Keripik Ubi Jalar di Kubu Raya merupakan contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat dioptimalkan menjadi produk yang memiliki daya saing.

Baca Selengkapnya
Jualan Keripik Kaca Sejak SMA, Ai Jadi Jutawan di Usia 25 Tahun
Jualan Keripik Kaca Sejak SMA, Ai Jadi Jutawan di Usia 25 Tahun

Ide untuk berjualan karena dia ingin memiliki uang jajan tambahan tanpa harus meminta kepada orang tuanya.

Baca Selengkapnya
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng

Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.

Baca Selengkapnya