1 Jam Keluarga Zulkifli Berselimut Petaka di Wamena
Merdeka.com - Kerusuhan di Wamena, Papua menjadi peristiwa yang pahit untuk diingat bagi warga pendatang yang sudah lama merantau di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Seperti cerita Zulkifli (47) yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Pria yang sudah 17 tahun merantau di Wamena dan juga sebagai Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) di Kabupaten Jayawijaya ini menyampaikan, saat peristiwa kerusuhan terjadi dia sempat sembunyi di atap kios sekaligus rumahnya.
"Setelah menjemput anak, saya masuk ke dalam kios karena massa sudah di luar. Saya masuk ke dalam kios bersama anak dan istri, massa melempari dengan batu sehingga saya terpaksa naik ke atas atap untuk menyelamatkan diri," ujar Zulkifli saat ditemui safe house Lanud TNI AU, I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/10).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
"Setelah bertahan ada sekitar 1 jam di atas atap, saya bisa menyelamatkan diri, saya melompat dari atap ke bawah untuk menyelamatkan diri. Setelah anggota (TNI) 756 dan anggota Kodim 1702 (datang) kita diungsikan ke pengungsian Kodim 1702," sambung Zulkifli yang ditinggal di Pasar Wouma, Wamena.
Zulkifli juga menjelaskan, dia bersama keluarga dan rekan-rekannya selamat karena sembunyi di atap rumahnya tingkat dua. Sehingga terhindar dari aksi anarkis massa.
"Kebetulan rumah dua tingkat, karena di atas memang saya kasih pintu batas atap sehingga saya bisa menyelamatkan diri. Waktu itu saya ada dua keluarga dan juga temen. Waktu itu kita bertahan di atas atap satu jam," ungkapnya.
Dia juga sempat mengungsi di Kodim 1702 sekitar satu minggu. Selain menyelamatkan keluarganya ia juga mengurus warga Minang di Wamena agar selamat.
"Suara saya sampai habis, sebagai Ketua Ikatan Minang, saya (ikut) mengurus warga saya di sana. (Sekarang) saya membawa keluarga ini pulang," ujarnya.
Rumah Zulkifli saat ini habis dilahap api dan ia juga melihat ada orang meninggal di depan matanya. Selain itu, ada juga korban yang terkena panah serta senjata tajam. Massa melempari batu, lalu kios-kios di pasar, kantor bupati habis terbakar.
Ia juga menjelaskan, saat peristiwa kerusuhan akan terjadi sudah ada aparat hukum memberi kabar dan akan terjadi sebuah aksi massa yang kemungkinan akan rusuh. Selanjutnya dia menjemput anaknya yang masih bersekolah. Setiba di rumah, mereka berjaga.
"Saya punya anak empat (dan) satu kuliah di Jogja. Tiga masih di Wamena masih TK dan SMP, SMA sehingga saya terkurung di dalam kios. Sebelumnya, saya sudah dapat informasi, ada sesuatu aksi yang disampaikan oleh anggota salah satu kepolisian dibilang waktu itu cepat karena ada keributan, saya cepat jemput saya punya anak, kemudian satukan di tempat saya punya kios," jelas Zulkifli.
"(Saat ini), cuma baju yang melekat di badan, tidak ada harta yang bisa diselamatkan," sambung dia.
Zulkifli tertarik merantau ke Wamena karena diajak saudara. Selanjutnya mulai berdagang di Wamena dan hingga mampu membiayai anaknya kuliah di Yogyakarta. "Alhamdulillah, kalau untuk mencari kehidupan ada sedikit kelebihan," ujarnya.
Dia berharap situasi di Wamena cepat pulih dan kembali normal. Sehingga ia bisa kembali beraktivitas atau pulang ke Wamena. "Saya berharap bisa kondusif lagi dan masyarakat bisa kembali ke Kabupaten Jayawijaya," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Mayjen Kunto Arief Wibowo yang sedang mengenang masa lalu bernostalgia ke rumah dinasnya saat masih berpangkat Letda.
Baca SelengkapnyaMbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Baca SelengkapnyaNdun bersama Enggar dan teman-temannya pada sore itu sedang mengoprek-oprek sepeda motor matic sejak siang hingga dini hari.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya