10 Ekor Kerbau di Kuansing Mati Terjangkit Penyakit 'Sapi Ngorok'
Merdeka.com - Sebanyak 10 ekor kerbau ditemukan mati mendadak di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau. Setelah ditelusuri, kematiannya diduga akibat penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau sapi ngorok yang menyerang ternak.
Tak sedikit masyarakat yang menjual kerbau mereka, mengingat sebentar lagi perayaan Iduladha 1444 Hijriyah atau hari raya kurban.
Kerbau yang biasanya dijual untuk kebutuhan hari raya kurban itu dengan harga mahal, kini dijual murah karena sudah terpapar penyakit ngorok.
-
Bagaimana warga Lebak beternak kerbau? Warga di Kabupaten Lebak sendiri memiliki cara yang unik dalam beternak kerbau. Mereka hanya melepaskannya saja di tanah lapang yang luas. Konsep ini merupakan cara tradisional untuk membudidaya kerbau, karena hewan tersebut bisa leluasa mencari makan.
-
Apa saja hewan yang dipelihara di Rumah Dinas Bupati Kendal? 'Burung makau, terus ada kucing British, ada ikan koi, kuda. Depannya juga ada ikan di gotnya,' katanya.
-
Siapa yang menjadi juragan sapi? Delia Septianti dikenal sebagai seorang penyanyi. Ia lama tak menjadi penyanyi setelah keluar dari grup Ecoutez. Namun Delia kembali menjadi vokalis Ecoutez pada 2023 ini Selain sebagai vokalis, Delia diketahui membuka usaha. Juragan Sapi Delia Septianti memilih membuka usaha jualan sapi.
-
Siapa yang menjaga ternak di Keraton Merapi? Keraton ini dipimpin Nyai Gadung Melati yang menjaga hewan ternak.
-
Dimana warga Lebak memelihara kerbau? “Kami setiap hari melepaskan ternak kerbau di lahan tanah lapang, karena terdapat pakan rerumputan hijau itu,“ kata dia lagi.
-
Apa yang dilakukan dengan kotoran sapi di rumah potong hewan? Setiap hari para petugas di rumah potong hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Banten sibuk mengumpulkan kotoran sapi. Sisa buang itu kemudian dikeringkan dan difermentasi untuk dijadikan pupuk organik.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Pemprov Riau Herman mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kuansing. Dia langsung menurunkan tim ke lokasi kerbau yang terpapar penyakit sapi ngorok.
"Hasil sementara, dari investigasi tim Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kuansing, di lokasi ditemukan 10 ekor mati bangkai, dan ratusan ekor dijual. Ada juga yang dilakukan potong paksa oleh masyarakat," kata Herman, Selasa (9/5).
Menurut Herman, kejadian ini mengakibatkan masyarakat di Kuansing mengalami kerugian. Pasalnya mereka harus menjual kerbau dengan harga murah karena terpaksa ke toke.
"Kita kasihan juga lihat masyarakat yang menjual kerbaunya dengan terpaksa karena kena penyakit ngorok. Itu masyarakat terpaksa menjual kerbaunya hanya Rp4 juta paling mahal kalau kena ngorok. Padahal kalau harga normal di atas Rp20 juta," ucap Herman.
Masyarakat khawatir kerbau mereka mati sia-sia, sehingga terpaksa menjual di bawah harga pasaran. Tetapi, kata Herman, daging kerbau yang kena ngorok ini masih bisa dikonsumsi. Herman meminta timnya memutus penularan penyakit ngorok yang menyerang kerbau masyarakat.
"Kita sudah turunkan tim kemarin sore. Tim sekaligus membawa vaksin SE sebanyak 2.000 dosis. Awalnya 1.000 dosis, tapi karena stok kita masih banyak kita tambah lagi menjadi 2.000 dosis," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaUpaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaProvinsi NTT sudah tegas melarang masuknya hewan dari wilayah yang ditemukan berbagai kasus yang membahayakan ternak dan manusia.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaBudi mengingatkan, bila ada hewan yang mati mendadak, masyarakat perlu memanggil petugas untuk mengetahui apakah terpapar antraks atau tidak.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaApi menjalar dan membakar tiga kandang ternak dan satu gudang yang ada di sekitar TPA Jatibarang.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca Selengkapnya