10 Hari ke Depan Intensitas Hujan Diperkirakan Tinggi
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam kurun waktu 10 hari ke depan cukup tinggi. Salah satu wilayah yang terdampak adalah DKI Jakarta.
"Pada Februari I (Dasarian I) wilayah yang diparkirkan mengalami hujan kategori tinggi berada di Sumbar bagian selatan, Bengkulu, Sumsel bagian barat, DKI Jakarta, Jabar, Jateng bagian tengah," kata Kepala BMKG di Yogyakarta melalui telekomunikasi di Gedung BMKG, Jakarta, Sabtu (8/2).
Di samping wilayah tersebut, Dwikorita juga menambahkan wilayah Kalimantan Barat bagian utara, Sumatera Selatan bagian utara, dan Papua bagian tengah.
-
Bagaimana angin monsun mempengaruhi hujan di Bogor? Disampaikan Ahli Meteorologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sonni Setiawan, faktor pertama Bogor disebut sebagai kota hujan karena aktivitas angin monsun yang tinggi. Mengutip laman Humas Jabar, angin monsun sama dengan angin muson. Di langit Bogor, angin ini beraktivitas lebih tinggi sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap penguapan air. Proses ini yang kemudian merupakan cikal bakal terciptanya air hujan.
-
Bagaimana hujan terjadi? Proses hujan melibatkan siklus air, di mana air menguap dari permukaan bumi, kemudian terkondensasi menjadi awan, dan akhirnya jatuh kembali ke bumi dalam bentuk tetesan air.
-
Mengapa hujan terjadi? Hujan biasanya terbentuk ketika uap air naik ke atmosfer, mendingin, dan kemudian berkondensasi menjadi tetes air. Tetes-tetes air ini kemudian bergabung membentuk awan, dan akhirnya jatuh ke bumi sebagai hujan.
-
Bagaimana perubahan cuaca terjadi? Perubahan cuaca merupakan efek dari perubahan iklim yang terjadi karena perubahan lingkungan.
-
Kenapa hujan terjadi? Ilmuwan kini meyakini meningkatnya kelembapan di Bumi dipicu oleh sebuah letusan gunung api besar dan setelah itu hujan pun turun selama jutaan tahun.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
Menurut dia, berdasarkan analisis distribusi hujan BMKG, 99 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Sementara satu persennya justru mulai masuk musim kemarau.
"Wilayah tersebut terutama di Provinsi Riau bagian timur, Sumatera Utara bagian timur dan Aceh bagian timur justru memasuki musim kemarau," terang Dwikorita.
Menurut dia, adanya fenomena gelombang atmosfer baik Kelvin Wave maupun Equatorial Rossby, MJO atau Osilasi Madden–Julian, dan Angin Monsun Timur berperan cukup besar untuk meningkatkan intensitas hujan tersebut.
"Berkontribusi cukup signifikan dalam proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Selain itu, kondisi suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan massa uap air secara total," ungkap dia.
Sementara itu, Dwikorita memperkirakan sepanjang Februari ini intensitas hujan di wilayah Indonesia rata-rata 50 hingga 150 milimeter perdasarian.
"Umumnya diperkirakan berada di kriteria menengah (sepanjang Februari)," tutup dia.
Reporter: Yopi MSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang
Baca SelengkapnyaHujan sedang hingga ekstrem diprediksi melanda Jakarta awal Februari.
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaBMKG Ahmad Yani memperkirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kota Semarang yang dilanda banjir berpotensi dilanda hujan lebat.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diprediksi akan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaHujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca Selengkapnyamengimbau semua pihak yang terlibat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 untuk waspada terhadap potensi peningkatan hujan sampai saat acara penutupan PON
Baca Selengkapnya