3 Petuah Bijak Soeharto di Astana Giribangun
Meski sudah mulai luntur, namun ada kalimat petuah-petuah Jawa yang patut dicermati.
Selain makam keluarga Soeharto di bagian luar astana terdapat sejumlah foto penguasa orde baru itu.
3 Petuah Bijak Soeharto di Astana Giribangun
Astana Giribangun yang merupakan makam keluarga Presiden RI kedua Soeharto kini menjadi salah satu wisata ziarah yang ramai di Jawa Tengah.
Selain makam keluarga Soeharto di bagian luar astana terdapat sejumlah foto penguasa orde baru itu.
Dari pantauan merdeka.com, terdapat 3 foto berukuran cukup besar yang di pajang dengan sandaran kayu. Meski sudah mulai luntur, namun ada kalimat petuah-petuah Jawa yang patut dicermati.
Bahkan kalimat-kalimat yang tertera tersebut kemudian sering dijadikan para tokoh untuk memberikan petuah kepada orang disekitarnya. Berikut 3 petuah Jawa yang ada di Astana Giribangun:
1. Anggayuh Kasampurnaning Urip Berbudi Bawa Leksana Ngudi Sejatining Becik. Yang berarti Mencapai Kesempurnaan Hidup Berjiwa Besar Mengusahakan Kebaikan Sejati . Berdasarkan penelusuran kalimat tersebut merupakan sub buku karangan Soeharto berjudul Butir-Butir Budaya Jawa. Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Indonesia) tahun 1987. Dalam buku tersebut juga disertai terjemahan dalam bahasa Inggris, In Search of Perfect Life Noble and Generous Mind In Quest of the Essence of Goodness.
2. Ajaran-ajaran kehidupan lainnya yang tertulis di Astana Giribangun adalah : Wong iku kudu ngudi kabecikan jalaran kabecikan iku sanguning urip. Kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki arti : orang itu harus mencari kebaikan sebab kebaikan itu bekal hidup. 3. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake. Yang artinya : kita harus bersikap ksatria, bertanggung jawab. Maju perang tanpa teman, dan menang tanpa merendahkan.
"Itu sudah lama kita pasang di sana. Isinya memang petuah petuah Jawa," ujar Sukirno, juru kunci Astana Giribangun.
"Kalimatnya bagus, ini isinya pitutur atau petuah untuk siapapun yang membaca. Bukan hanya orang Jawa tapi buat semua masyarakat," ucap Sugiyarto, peziarah.
Selain Astana Giribangun, petuah-petuah yang sama juga terdapat di Ndalem Kalitan, rumah pribadi keluarga mendiang Tien Soeharto di Solo. Ketiga foto ditempatkan di joglo utama bangunan yang mirip dengan sebuah istana kuno.
Rumah joglo yang berdiri di atas lahan seluas satu hektare itu menjadi tempat Pak Harto dan Bu Tien menginap, ketika berada di Solo. Selain kental dengan Jawa, Ndalem Kalitan juga terdapat banyak foto Soeharto dan Bu Tien dan keluarga. Dalem Kalitan biasanya akan ramai pada akhir pekan, karena banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Keluarga Cendana juga dikabarkan masih sering mengunjungi rumah tersebut, pada waktu-waktu tertentu.