4 Hal janggal sebelum pesawat Lion Air jatuh di Karawang
Merdeka.com - Kabar duka kembali datang dari dunia penerbangan Indonesia. Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 61 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi.
Pesawat dengan tipe Boeing 737 Max 8 itu mengangkut 189 penumpang. Sebelum jatuh, terdapat beberapa hal janggal dari pesawat Lion Air. Berikut rangkumannya:
Lion Air JT 610 sempat minta kembali ke bandara
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dari bandara mana Lion Air terbang ke Arab Saudi? Corporate Communications Strategic Lion Air Grup, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, penerbangan perdana nonstop dari Bandara Adi Soemarmo ini menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan ibadah umrah lebih dari 17 Wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan Yogyakarta.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Sebelum pesawat Lion Air JT 610 hilang kontak dan jatuh di perairan Karawang, pilot Bhavye Suneja sempat meminta kembali ke bandara. Tapi setelah itu hilang dari radar. Permintaan ini cukup janggal lantaran tidak diketahui alasan pilot Bhavye ingin kembali ke bandara.
"Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar," kata Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Ditjen Perhubungan Udara, Sindu Rahayu.
Tak pancarkan sinyal ELT
Kejanggalan lainnya dari peristiwa Lion Air JT 610 jatuh yakni pesawat tidak memancarkan sinyal emergency locator transmitter (ELT). Diduga pilot Bhavye Suneja tidak sempat menyalakan sinyal ELT.
ELT adalah perangkat penentu lokasi pesawat yang merupakan bagian dari standar peralatan pada pesawat. "Enggak (sempat transmit). Berarti enggak diaktifkan (pilot)," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Basarnas.
Sempat alami kendala teknis
Dirut Lion Air Group Edward Sirait mengatakan sebelum terbang ke Pangkalpinang, JT610 mendarat dari Denpasar. Usai dari Denpasar, pesawat nahas tersebut mengalami kendala teknis. Namun, ia mengklaim kendala teknis tersebut sudah diselesaikan oleh engineer atau teknisi sesuai ketentuan.
"Pesawat terakhir terbang dari Denpasar-Cengkareng dalam posisi memang ada laporan ada masalah teknis," ujar Edward kepada wartawan di kantornya.
Terjadi penurunan ketinggian
Dalam data Flightradar24, terlihat ada penurunan ketinggian secara mendadak. Pada pukul 6.31 WIB lewat 10 detik pesawat berada di ketinggian 5.450 kaki. Kecepatan pesawat 324 knots.
Namun pada pukul 6.31 WIB lewat 25 detik, ketinggian sudah merosot menjadi 4.900 kaki. Kecepatan pesawat 322 knots. Kemudian 10 detik kemudian terjadi kembali penurunan ketinggian menjadi 4.850 kaki dengan kecepatan yang sama.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Alaska Airlines ini membawa 177 penumpang dan kru, berhasil mendarat darurat dengan selamat.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaSalah satu jendela pesawat Boeing 737 Max 9 itu lepas saat terbang
Baca SelengkapnyaPesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaTurbulensi dahsyat itu menciptakan guncangan luar biasa di dalam kabin pesawat Singapore Airlines SQ321. Satu penumpang dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penumpang nampak memadati lorong kabin dan berusaha untuk segera keluar dari pesawat karena AC juga padam.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca Selengkapnya