5 Insiden mengerikan di Mina saat musim haji
Merdeka.com - Duka kembali menyambangi jamaah haji di Makkah, Arab Saudi. Ratusan jamaah dari seluruh dunia tewas akibat berdesak-desakan saat akan melempar jumrah di Mina.
Tragedi ini menambah daftar panjang tragedi yang di Mina yang menyebabkan banyak jamaah tewas. Kasusnya tidak jauh berbeda, mereka saling berdesak-desakan dan saling dorong, hingga membuat orang yang berada di bagian depan terdesak, terjatuh bahkan terinjak.
Kasus terakhir berlangsung Kamis (24/9) kemarin. Lebih dari 700 orang dilaporkan meninggal dunia, dan tiga di antaranya diduga berasal dari Indonesia.
-
Kenapa jemaah haji meninggal di Arab Saudi? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
-
Siapa saja yang meninggal di tanah suci? Hingga masa pemulangan kloter 69, tercatat ada 119 jemaah haji yang meninggal. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 45 orang. Humas PPIH Debarkasi Solo Gentur Rama Indriyadi mengatakan bahwa hingga Rabu (26/7), total 119 jemaah haji yang meninggal rinciannya tujuh orang meninggal di tanah air dan 112 orang meninggal di tanah suci.
-
Siapa saja korban tragedi Trisakti? Keempat mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royadin, dan Hendrawan Sie.
-
Kenapa banyak jamaah haji meninggal? Menurut Gentur, tingginya angka jemaah haji yang meninggal karena jemaah yang diberangkatkan pada tahun ini rata-rata usia lansia. Selain itu kondisi cuaca di Arab Saudi yang panas ekstrem juga berpengaruh terhadap kesehatan jamaah Indonesia.
-
Siapa jemaah haji yang meninggal di laut? Pria itu bernama Sumanta, usia 65 tahun, asal daerah Indramayu, Jawa Barat. Meninggal dunia karena asma, dan tidak ditemukan adanya gejala penyakit menular.
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
Berikut lima kasus mengerikan di Mina, Arab Saudi yang paling banyak memakan korban:
Insiden 2 Juli 1990
Ini merupakan musibah pertama dan paling terparah yang dialami jamaah haji seluruh dunia. Ribuan orang saling berdesak-desakan untuk melewati sebuah terowongan bernama Al-Ma'aisim. Ibadah yang sebelumnya berlangsung khusyuk berubah menjadi tragedi di mana sejumlah orang berdesakan, berimpitan hingga berguguran.Tragedi ini berlangsung saat sejumlah jamaah yang akan melempar jumrah berhadapan dengan jamaah yang baru pulang. Apalagi, terowongan tersebut merupakan satu-satunya akses, membuat ribuan orang seakan tidak peduli terhadap rombongan di depannya.Jamaah di bagian belakang yang tak mengetahui tragedi itu terus merangsek hingga tekanan di tengah semakin kuat, beberapa jamaah kemudian terjatuh dan terinjak-injak. Petugas keamanan yang berjaga tak bisa berbuat banyak, ditambah lagi beberapa orang jamaah mulai terjatuh dari ketinggian enam meter.Tragedi ini memakan korban hingga 1.426 jamaah haji. Kebanyakan para korban berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.
Insiden 23 Mei 1994
Tak jauh berbeda dengan empat tahun sebelumnya. Tragedi serupa juga menghampiri para jamaah saat melempar jumrah.Jika di tahun 1990-an kasus tersebut berlangsung di terowongan menuju lokasi lempar jumrah, tragedi ini berlangsung saat jamaah dari seluruh dunia sedang melempar jumrah.Saat itu, jamaah dari seluruh dunia sudah berkumpul dan mengerubungi tiga lokasi lempar batu. Ribuan orang yang berdatangan membuat lokasi pelemparan semakin penuh dan berdesakan. Akibatnya, mereka yang sudah berada di dalam lokasi terhimpit oleh lautan manusia.Akibat kejadian tersebut, 270 jamaah dinyatakan meninggal dunia.
Insiden 1 Februari 2004
Setelah 10 tahun berlalu, ritual lempar jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jemaah tewas dan 244 lainnya terluka akibat terkena lemparan batu jemaah lain dan terinjak-injak.Kejadian ini berlangsung akibat kondisi lokasi lempar jumrah sudah tak memadai lagi. Kejadian tersebut membuat pemerintah Saudi berusaha memperbaiki tempat melempar jumrah.Kini, lokasi lempar jumrah disusun bertingkat. Para jamaah tak perlu lagi berdesakan karena masing-masing negara telah ditentukan lantai untuk melempar batu.
Insiden 12 Januari 2006
Kasus serupa kembali terjadi lagi dua tahun setelah musim haji 2004. Ratusan orang tewas saat melempar jumrah karena dilakukan bersamaan.Tragedi berlangsung sekitar pukul 13.00 waktu Arab Saudi, saat itu bus yang membawa sejumlah jamaah tiba bersamaan. Akibatnya, jutaan umat Muslim dunia saling berdesakan di lokasi yang sama, mereka langsung menyerbu jembatan Jamarat.Lautan manusia menyebabkan sejumlah terjepit, bahkan terjatuh akibat tak kuat menahan dorongan dari belakang. Alhasil 246 jamaah tewas dan 289 orang lainnya terluka. Dalam kasus ini, dua warga Indonesia tewas.
Insiden 24 September 2015
Matahari mulai tinggi di kawasan Mina. Ribuan jamaah dari pelbagai negara menyemut di Jalan Arab 204 yang menjadi salah satu rute utama menuju jamarat, tempat jamaah haji melempar batu dalam prosesi jumrah di Ula dan Wusta. Mereka semua ingin mengejar waktu terbaik melempar jumrah.Di tengah-tengah barisan yang bergerak pukul 07.00 waktu setempat itu, paling banyak jamaah perempuan dan manula. Waktu kejadian adalah momen paling diminati jamaah haji untuk melempar batu ke jumrah, karena disebut-sebut paling afdal.Saat kondisi teramat padat itulah, sekelompok jamaah paling depan tiba-tiba berhenti. Terjadi penumpukan berujung pada desak-desakan.Beberapa jamaah jatuh dari jembatan di tengah jalur 204, memicu kepanikan massal."Saat saling dorong dan injak itulah banyak perempuan dan orang tua jadi korban," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat dalam jumpa pers, Kamis (24/9).Di sisi lain, korban jamaah Indonesia diperkirakan tidak akan besar. jalur menuju lokasi jumroh yang biasa digunakan jamaah haji asal Tanah Air adalah Jalan King Fahd. "Kalau jamaah kita kan melewati Terowongan Muasyir," kata Arsyad.Kemenag dan Kemenlu telah menggelar pertemuan dengan seluruh ketua kloter. Rapat menyepakati bahwa hari ini dilarang jamaah haji melontar jumroh mulai pukul 08-11. Bahkan, disepakati waktu lempar jumroh untuk jamaah Indonesia, terbesar dibanding negara lain, adalah besok (25/9).Lebih dari 300 jamaah tewas sementara 400 orang lainnya luka-luka karena saling injak. Mayoritas korban berasal dari Mesir dan negara-negara Afrika. Satu jamaah WNI disebut-sebut tewas, bernama Sumaniro (48). Namun belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Indonesia. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaJemaah yang wafat saat puncak haji, secara keseluruhan ada 40 orang
Baca SelengkapnyaArab saudi Umumkan 1.301 Jemaah Haji Meninggal Tahun Ini, Sebagian Tidak Terdaftar Resmi
Baca SelengkapnyaSebanyak 72 jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia.
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca SelengkapnyaHingga Minggu (7/7), fase pemulangan jemaah haji gelombang kedua terus berjalan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya 550 orang dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan haji.
Baca SelengkapnyaLebih dari 1000 Jemaah Haji Meninggal karena Cuaca Panas Ekstrem, Jenazah Banyak Tergeletak di Pinggir Jalan
Baca SelengkapnyaJumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 10 jemaah yang dilaporkan hilang. Namun tujuh jemaah berhasil ditemukan sehingga tersisa tiga jemaah yang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaAngka kematian tersebut menjadi tertinggi selama penyelenggaraan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan membuat catatan ada 136 jemaah haji yang meninggal dunia
Baca Selengkapnya