Jemaah Haji yang Wafat Asal Jateng-DIY Capai 73 Orang, Ini Fakta di Baliknya
Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Jemaah Haji yang Wafat Asal Jateng-DIY Capai 73 Orang, Ini Fakta di Baliknya
Musim haji tahun 2024 telah berakhir. Jemaah haji asal Indonesia telah pulang ke tanah air. Ada pula dari mereka yang meninggal dunia di tanah suci.
Tercatat per 12 Juli 2024, ada 420 orang jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di tanah suci. Dari jumlah itu, 73 di antaranya berasal dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Kenapa banyak jamaah haji meninggal? Menurut Gentur, tingginya angka jemaah haji yang meninggal karena jemaah yang diberangkatkan pada tahun ini rata-rata usia lansia. Selain itu kondisi cuaca di Arab Saudi yang panas ekstrem juga berpengaruh terhadap kesehatan jamaah Indonesia.
-
Kapan jemaah haji meninggal? Saat meninggalkan pelabuhan Kolombo di Sri Lanka, terdengar pengumuman duka di kapal. Seorang jemaah haji meninggal dunia menjelang subuh.
-
Apa yang menyebabkan jemaah haji meninggal? Pemerintahan Arab Saudi menyatakan 1.301 jamaah haji meninggal selama ibadah haji tahun ini, sebagian besar adalah jemaah yang berjalan jauh dalam cuaca sangat panas.
-
Siapa jemaah haji yang meninggal di laut? Pria itu bernama Sumanta, usia 65 tahun, asal daerah Indramayu, Jawa Barat. Meninggal dunia karena asma, dan tidak ditemukan adanya gejala penyakit menular.
-
Dimana jemaah haji dimakamkan? Jenazah tadi diletakkan di tas papan berroda dan perlahan-lahan mulai didorong menjulur ke laut. Terdengar iringan doa tak henti-henti mengiringi jenazah. Saat panjang papan sudah dirasa cukup, kemudian pengumpil di belakang papan dilepas.
-
Kapan jemaah haji Henry Tri Susilo meninggal? Sedangkan Henry meninggal di RSAS, Selasa (25/7), pukul 19.37 WAS, karena sakit Cardiovascular Diseases.
Kepala Subbag Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Haji Solo, Gentur Rahma Indriadi, mengatakan bahwa lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Ia menjelaskan, sebagian besar jemaah haji tersebut sudah mempunyai risiko penyakit seperti lansia, hipertensi, diabetes militus, hiperkolestrol, dan lain sebagainya.
Selain itu, penyebab juga disebabkan karena kelelahan. Apalagi setelah menjalankan proses haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, biasanya jemaah haji di Indonesia memperbanyak ibadah sunnah yang menyita energi.
Tak hanya itu, gelombang panas yang terjadi di Arab Saudi menjadi pemicu kardiovaskuler. Tercatat tiga peserta haji meninggal karena heatstroke.
Namun jumlah itu menurun dibandingkan tahun 2023 di mana saat itu Jemaah haji asal DIY-Jateng yang meninggal mencapai 126 orang.
Kematian Jemaah Haji Indonesia Tahun 2024
Secara umum, kasus kematian jemaah haji asal Indonesia didominasi jemaah lanjut usia. Jemaah tertua yang meninggal dunia di tanah suci tercatat berusia 96 tahun, sementara yang termuda berusia 31 tahun.
Dari 420 jemaah haji yang meninggal, hampir semuanya masuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi. Hanya ada 33 jemaah yang tidak termasuk risiko tinggi. Secara umum pula, tren jemaah haji yang meninggal di tanah suci tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.
Pada tahun lalu, total jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di tanah suci mencapai 726 orang. Jumlah tersebut menurun cukup drastis pada tahun 2024 ini.
Tak Ada yang Wafat Tergeletak di Jalan
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief memastikan bahwa tidak ada jemaah haji yang tergeletak di Mina tanpa ada penanganan.
Pernyataan ini merespons beredarnya video di media sosial terkait jemaah yang tergeletak di jalanan jalur Jamarot, Mina. Mereka dinarasikan telah meninggal dunia dan hanya ditutupi oleh kain ihram.
Beredarnya video itupun membuat masyarakat Indonesia was-was. Mereka khawatir ada saudaranya yang mengalami hal serupa.
Terkait hal itu, Hilman mengakui memang ada jemaah haji asal Indonesia yang meninggal saat prosesi puncak haji di Mina.
Namun mereka wafat saat dalam penanganan petugas kesehatan di tenda-tenda maupun saat dirawat secara intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Oleh karena itu ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Ia mengatakan jemaah haji asal Indonesia selalu mendapatkan penanganan dari petugas haji. Bahkan saat puncak haji di Arafah, banyak petugas haji yang berjaga di tempat.
“Jumlah Jemaah yang wafat memang banyak. Tapi tak sebanyak tahun lalu. Video yang tersebar itu bukan terkait dengan Jemaah kita. Ada dugaan haji dibiarkan,” pungkasnya dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (12/7).