Agar Anak Tidak Stres dan Tertekan Karena Belajar dari Rumah
Merdeka.com - Belajar jarak jauh atau daring berpotensi memunculkan stres pada anak. Ini terjadi bila tidak ada pendampingan orang tua di rumah.
Dampak belajar daring yang telah berjalan lebih tujuh bulan berdampak pada psikologis anak. Mulai dari rasa bosan dengan aktivitas di rumah saja, anak juga dituntut beradaptasi belajar dari rumah yang berbeda dengan di kelas.
"Sehingga hal-hal seperti ini bisa menimbulkan kondisi tertekan pada psikis anak dan berpotensi munculnya stres pada anak," kata Staf Sub-bagian Psikologi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah Denpasar, Lyly Puspa Palupi saat dikonfirmasi di Denpasar, seperti dilansir Antara, Minggu (4/10).
-
Apa saja penyebab anak stres? Penyebab stres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik mereka.
-
Bagaimana pola asuh ini membuat anak rentan stres? Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua ini cenderung membuat anak-anak menjadi lebih rentan terhadap stres dan tantangan hidup.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Siapa yang bisa menyebabkan anak stres? Intimidasi dari teman, guru, atau orang dewasa lainnya dapat membuat anak-anak merasa stres.
-
Dampak apa yang dirasakan anak dari broken home? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi, kehilangan rasa percaya diri, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
-
Kenapa anak kuliah rentan stres? Tantangan lainnya adalah stres dan tekanan akademik yang tinggi. Tuntutan tugas, ujian, dan deadline dapat menyebabkan tingkat stres yang berlebihan.
Belajar secara daring juga dirasakan sulit untuk diikuti oleh sebagian anak-anak yang membutuhkan penjelasan melalui interaksi langsung dengan guru. Hal lain adalah hilangnya kesempatan bermain dengan teman sebaya yang menjadi salah satu hal yang menyenangkan bagi anak usia sekolah.
Selama pelaksanaan belajar dari rumah, para siswa juga memperoleh tugas sekolah. Jika dalam pengerjaannya, tugas sekolah dominan diselesaikan oleh orang tuanya, tentu akan menimbulkan dampak ke depannya.
Dampaknya, anak akan mengalami ketergantungan pada bantuan orang lain. Selain itu, kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas dan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri.
Suatu hari nanti anak akan kembali belajar di sekolah. Dia harus mengerjakan tugas-tugas sendiri. Jika tidak dilatih untuk mandiri dan percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya di rumah, maka dikhawatirkan akan sulit beradaptasi saat harus belajar di sekolah.
"Lalu, kalau PR atau tugas dikerjakan oleh orang tua, hasil belajar atau nilai yang diperoleh anak tidak mencerminkan kemampuan anak sesungguhnya," ucap Lyly.
Karena itu, untuk menjaga kesehatan mental untuk anak, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, melakukan aktivitas belajar sesuai dengan jadwal dari sekolah atau tidak menunda-nunda.
Kedua, sediakan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, misalnya bermain, baca buku yang disukai, main game, olahraga, menghabiskan waktu bersama kakak atau adik agar anak bisa relaks sesudah belajar.
"Jika mengalami kesulitan dalam belajar, bisa bertanya atau diskusi dengan guru atau teman melalui chat online atau bisa belajar dari pengetahuan di internet. Belajarlah di tempat yang nyaman, tenang sehingga bisa fokus dan konsentrasi," katanya.
Sedangkan bagi para orang tua, disarankan untuk tetap tenang dalam mendampingi anak belajar di rumah, kemudian mengatur waktu orang tua antara untuk mendampingi anak belajar dengan waktu bekerja atau mengurus rumah.
Dia juga menyarankan, jika orang tua mengalami kesulitan atau kendala dalam mendampingi anak, agar tidak ragu berdiskusi dengan guru. Serta pahami tingkat kemampuan belajar anak. Tak kalah penting, sesuaikan dengan target atau nilai yang diperoleh anak.
"Jangan paksa anak untuk mencapai target atau nilai yang melampaui kemampuannya. Di masa pandemi ini, kesehatan fisik dan psikis sangat penting untuk tetap dipertahankan dan dirawat. Jadi, orang tua dan anak bisa menjalani proses belajar jarak jauh ini sebaik mungkin dan tidak menambah beban psikis," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.
Baca SelengkapnyaDengan memahami penyebab stres dan cara mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaStres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil yang dapat diabaikan, tetapi merupakan tanda bahwa anak sedang menghadapi tekanan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaRumah adalah fondasi yang kokoh, tempat di mana anak belajar, tumbuh, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Namun, sayangnya, tidak semua seperti itu.
Baca SelengkapnyaMencegah anak terlibat dalam pergaulan bebas juga bisa dilakukan orangtua walau dari jauh.
Baca SelengkapnyaHubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaAnak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaMenitipkan anak merupakan praktik yang umum dilakukan pada orangtua pekerja terutama di saat ini.
Baca SelengkapnyaSeorang anak yang kurang kasih sayang bisa menunjukkan berbagai hal yang penting diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaKejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaAnak yang terlalu banyak aktivitas bisa memiliki kehidupan yang sibuk dan butuh bantuan orangtua untuk mengatasinya.
Baca Selengkapnya