Anak sulung AH Nasution tak sepakat film G30S/PKI dibuat versi baru
Merdeka.com - Hendrianti Sahara Nasution atau akrab dipanggil Yanti, anak dari Jenderal Besar Abdul Haris Nasution memberikan tanggapan terkait usulan membuat film G30S/PKI versi baru. Yanti menolak terkait usulan pembuatan versi baru tersebut.
"Kalau saya secara pribadi tidak setuju. Karena saya sudah tahu bagaimana film ini dibuat. Kalau ada kontroversi harus ada orang yang melihat di mana kontroversi itu. Tapi kita lihat kejadian itu adalah yang sebenarnya," kata Yanti di Museum A.H Nasution, Jakarta Pusat, Menteng, Sabtu (30/9).
Presiden Joko Widodo meminta agar film tersebut dibuat untuk versi kaum milenial agar bisa 'masuk' ke mereka. Usulan Jokowi tersebut, kata Yanti, seharusnya bisa dijelaskan secara rinci apa tujuan pembuatan film versi baru tersebut.
-
Bagaimana PS HW berharap masalah ini diselesaikan? 'Jika setelah terjadi investigasi terbukti terjadi pelanggaran, kami harap Komite Disiplin PSSI dapat memberikan sanksi kepada wasit yang bersangkutan.
-
Bagaimana cara film Pesan Bermakna Jilid III dibuat? Di sekuel kali ini, Pesan Bermakna Jilid III akan hadir dengan konsep yang sedikit berbeda, tapi tetap tak kalah menarik. Film ini sendiri merupakan adaptasi dari novel karya D.Y. Witanto yang berjudul 'Euthanasia'.
-
Siapa yang beri saran itu? Laporan terbaru dari Tiongkok, salah satu pasar terbesar Apple, menyoroti kekhawatiran yang diajukan oleh beberapa toko resmi Apple.
-
Siapa yang terlibat dalam pembuatan film "Pesan Bermakna Jilid III"? Tak mau kalah, beberapa pihak yang terlibat dalam pembuatan film ini pun juga unjuk rasa sukacita atas kesuksesan dari perilisan film tersebut. Mulai dari para pemain yang terdiri dari Donny, Ully, serta Imelda, sang sutradara Orista Primadewa, hingga Ketua MA Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. dan Wakil Ketua MA Dr. Sunarto, SH., M.
-
Siapa yang perlu merespons? Pada saat anak mulai menggunakan kata-kata kasar atau mengumpat, orangtua sebaiknya tidak diam saja dan harus langsung meresponsnya.
-
Siapa yang meminta polisi kaji ulang pasal GT? Kasus ini pun turut mendapat sorotan khusus dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut melihat, apa yang dilakukan oleh Ronald, diduga memang diarahkan atau dimaksudkan untuk membunuh korban.'Yakin polisi tidak menilai ini sebagai kasus pembunuhan? Coba deh kepolisian kaji ulang pasal sangkaan terhadap tersangka.'
"Mungkin Insya Allah sebagai Bapak Presiden bisa menjelaskan kenapa mau seperti itu. Beliau mungkin lebih pintar dari saya untuk menjelaskan bahwa itu yang dibuat lagi," tambah dia.
Tetapi, kata dia, jika ada pihak yang meminta film itu dibuat versi baru pihaknya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, dia berharap pihak yang akan membuat film tersebut berpikir secara matang dan hati-hati dalam membuat film tersebut.
"Tapi rasa tolonglah memikirkan sekali lagi. Kepentingannya apa dan harus bagaimana yang harus dilakukan," ujarnya. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak terdapat urgensi, Habiburokhman menyebut pembentukan Panja Netralitas Polri ini tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaAnies menilai permintaan kepada Rektor Unika untuk membuat video apresiasi kinerja Presiden Jokowi sebagai operasi memperbaiki citra.
Baca Selengkapnya