Anggota Komisi VII DPR Minta Korban Kebakaran Tungku Smelter Jadi Prioritas
Perusahaan dan negara melalui BPJS Tenaga Kerja harus memberikan penanganan serius.
Perusahaan dan negara melalui BPJS Tenaga Kerja harus memberikan penanganan serius.
Anggota Komisi VII DPR Minta Korban Kebakaran Tungku Smelter Jadi Prioritas
Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu meminta para korban kebakaran tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjadi prioritas utama.
Perusahaan dan negara melalui BPJS Tenaga Kerja harus memberikan penanganan serius.
"Uang duka yang dijanjikan perusahaan minimal Rp600 juta per orang dan tanggungan pendidikan sampai lulus kuliah tidak boleh ditunda-tunda dan berbelit belit. Apa yang sudah dijanjikan harus segera direalisasikan sehingga tidak menambah derita korban,"
kata Adian kepada wartawan, Jumat (29/12).
Merdeka.com
"Sebagai anggota DPR maka kecepatan penanganan dan sikap bertanggung jawab tentu perlu diapresiasi karena itu menjadi bukti sikap bahwa peristiwa itu bukanlah kesengajaan," tambah Adian.
Adian mendorong pengusutan penyebab kebakaran tersebut supaya tidak terulang. Semua pihak yang memahami masalah smelter ini perlu dilibatkan.
Supaya menjaga proses produksi tetap berjalan dan pekerja bisa bekerja dalam situasi aman.
"Apa yang disampaikan Kapolda Sulteng bahwa kebakaran terjadi saat tungku sedang di bersihkan tentu hasil pemeriksaan mendalam bukan asal bicara saja. Untuk itu maka saya berharap agar perusahaan meningkatkan SOP dan kontrol terhadap SOP seperti misalnya ketika sedang melakukan pemeriksaan, pembersihan ataupun perbaikan tungku maka setidaknya are dalam radius tertentu di kosongkan," jelasnya.
"Meningkatkan SOP sesuai hasil pemeriksaan Polda Sulteng menjadi bukti keseriusan perusahaan untuk mencegah berulangnya peristiwa dan jika SOP tersebut diperbaiki di barengi dengan meningkatkan disiplin K3, maka produksi tetap bisa dijalankan dengan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi," lanjut politikus PDIP ini.
Adian menyebut peristiwa yang merenggut nyawa 19 orang, termasuk 11 WNI dan 8 tenaga kerja asing asal Cina ini merupakan sebuah musibah.
"Kebakaran ini bukanlah keinginan siapapun. Ini memang musibah dan seluruh bangsa pasti berduka cita atas jatuhnya korban jiwa," tutupnya.