Anies Bicara Penguatan Peran Puskesmas, Janji Sediakan Psikolog dan Konseling Gratis untuk Masyarakat
Anies mengatakan penguatan Puskesmas sudah dilakukan sebelum menjabat gubernur DKI Jakarta.
Anies mengatakan penguatan Puskesmas sudah dilakukan sebelum menjabat gubernur DKI Jakarta.
Anies Bicara Penguatan Peran Puskesmas, Janji Sediakan Psikolog dan Konseling Gratis untuk Masyarakat
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menceritakan kisah rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang dijadikan sebagai tempat Pos Binaan Terpadu (Posbindu).
Cerita itu berawal ketika Anies menyinggung soal penguatan peran Puskesmas dan pemberdayaan ,asyarakat di hadapan Komunitas Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KOMPAK).
"Saya punya pengalaman teknis, karena saya tinggal di kampung di Lebak Bulus, rumah kami dipakai untuk Posbindu sejak kami tinggal di sana, jauh sebelum saya berada di pemerintahan," kata Anies dalam dialog bersama KOMPAK secara virtual di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (16/1).
Menurut Anies, kegiatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan di Posbindu itu berhasil. Salah satunya menangani kesehatan bagi lansia.
"Kami lihat dari dekat, bukan kata riset, kami lihat dari dekat bagaimana petugas-petugas dari Puskesmas lewat Posbindu mencegah penurunan kesehatan pada masyarakat lansia di Posbindu-Posbindu itu dan Posbindu yang di rumah kami jadi pengalaman empirik yang ada di depan kami," ujar Anies.
Kemudian mantan Gubernur DKI Jakarta ini ingin ada keseriusan soal promotif, preemtif dan bukan sekedar statement melainkan ada langkah konkret untuk Posyandu.
"Lalu peningkatan peran bidan untuk kesehatan ibu, bayi dan tumbuh kembang anak dan penguatan peran Posyandu serta peningkatan tunjangan khusus untuk kader kesehatan," kata Anies.
Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies mengaku mengembangkan dan bekerja sama dengan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), kader Posyandu hingga Jumantik untuk menangani kesehatan warga
PKK, kader Posyandu dan Jumantik itu diberikan insentif karena menjadi garda terdepan dalam aktivitas preemtif dan promotif kesehatan warga.
Anies mengungkapkan, alasan menggandeng ibu-ibu PKK dan lainnya karena mereka lebih mengetahui situasi di daerahnya dibandingkan dengan pemerintah.
"Ibu-ibu paling tahu tentang kondisi lingkungannya, paling tahu keluarga mana yang memiliki masalah apa. Negara enggak tahu itu, kalah sama ibu-ibu. Jadi kalau kita tidak pastisipatif, tidak mengundang mereka, kita akan lolos ini di dalam ikhtiar," ujar Anies.
"Lolos dalam artian tidak akan berhasil dalam setiap promotif dan preemtif, jadi pendekatannya kolaboratif, bukan menambah staf tapi mengajak ekosistem ibu-ibu yang kenyataannya sudah ada di lingkungan menjaga kesehatan masyarakat," imbuh Anies.
Selain itu, Anies juga ingin agar masyarakat sehat secara mental. Maka, salah satunya adalah menghadirkan konseler psikologi, Puskesmas-Puskesmas, sekaligus layanan konseling online gratis yang berkolaborasi dengan lembaga-lembaga yang ada.
"Ini kami pernah lakukan di Jakarta, kita mulai dengan 23 Puskesmas di Jakarta yang menghadirkan Psikolog dan kita menyiapkan aplikasi untuk screening kesehatan online yang siapa saja warga Jakarta bisa melakukan test secara mandiri menggunakan handphonennya tentang kesehatan jiwanya," papar Anies.
"Dan bila ditemukan indikasi, mereka bisa langsung datangi Puskesmas-Puskesmas kita untuk dapat pelayanan gratis terkait dengan kesehatan mental. Jadi kesehatan ini bukan hanya kesehatan fisik, tapi juga secara mental," pungkas Anies.