Atlet Badminton Berguguran di Olimpade Paris, Ketum PBSI Ungkap Penyebabnya
Hasil buruk dialami tim bulutangkis Indonesia pada Olimpade Paris 2024. Pemain-pemain unggulan malah tersingkir dari ajang itu.
Hasil buruk dialami tim bulutangkis Indonesia pada Olimpade Paris 2024. Pemain-pemain unggulan malah tersingkir dari ajang itu.
Ketua Umum (Ketum) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Agung Firman Sampurna menyebut faktor cuaca menjadi penyebab utama kekalahan tim bulutangkis Indonesia. Mereka tak mampu memberikan hasil maksimal dan harus pulang lebih awal.
Cuaca tersebut bersamaan dengan musim semi yang melanda Paris. Sayangnya kondisi itu tidak ditanggulangi panitia sehingga atlet Indonesia dan tim negara lain kepanasan.
"Informasi yang disampaikan kepada saya adalah ada pendingin dari bawah. Tapi tidak ada AC," ungkap Ketum PBSI Agung Firman Sampurna di Palembang, Sabtu (3/8).
Agung menyebut jika panitia mengabarkan dari awal situasi itu, tim akan mempersiapkannya. Alhasil, penampilan pebulutangkis Indonesia tak mampu memberikan performa terbaik.
"Sebenarnya kalau diinformasikan dari awal kita juga siap membawa AC sendiri karena atlet dari Amerika Serikat bawa AC sendiri. Tapi apakah itu jadi penyebab kita tidak tahu," kata Agung.
Agung berharap satu atlet yang tersisa yang masuk perempat final tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, mampu menyumbang medali untuk Indonesia.
"Setiap Olimpiade itu ada yang kita sebut dengan keajaiban, di mana pada suatu saat yang diharapkan adalah ganda putra, tetapi yang jadi adalah ganda putri. Nah sekarang, ganda putri yang termasuk yang kita harapkan," kata Agung.
Agung menyebut atlet bulutangkis Indonesia dalam performa terbaik sebelum berangkat ke Paris. Pihaknya juga telah melakukan simulasi dan ternyata hasilnya tak sesuai harapan.
"Entah sampai di sana (Paris) semua performa yang pada saat kita simulasi sebelum berangkat ternyata pas di lapangan tidak seperti yang diharapkan. Kita berharap mendapatkan yang terbaik, doa dari teman-teman semua, tetapi semua karena situasi, tapi barang tentu semua harapan masih ada," kata Agung.
Ke depan, PBSI akan melakukan evaluasi mental para pemain dengan menyiapkan satu orang atlet didampingi oleh satu psikologi. Hanya saja, mereka juga mengalami masalah keterbatasan peserta yang akan masuk ke dalam stadion pertandingan karena dibatasi oleh pihak panitia.
"Masalah teknis saya belum lihat apa yang kita hadapi. Tapi tentu yang kita hadapi juga dialami atlet lain di luar tuan rumah. Satu hal yang menjadi pelajaran adalah mental, evaluasi ke depan adalah masalah psikologi. Kalau stamina, teknik, itu bagus," kata Agung.