Bali Dipadati 4,4 Juta Kendaraan, Melonjak Pasca Pandemi Covid-19
Saat Pandemi Covid-19 jumlah kendaraan yang terdaftar baik roda dua dan empat hanya 2,6 juta kendaraan. Saat ini jumlah kendaraan meningkat 4,4 juta.
Jumlah kendaraan baik roda dua dan roda empat di Pulau Bali meningkat jika dibandingkan saat Pandemi Covid-19.
Bali Dipadati 4,4 Juta Kendaraan, Melonjak Pasca Pandemi Covid-19
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan, jumlah kendaraan baik roda dua dan roda empat di Pulau Bali meningkat jika dibandingkan saat Pandemi Covid-19.
Samsi menerangkan, bahwa saat Pandemi Covid-19 jumlah kendaraan yang terdaftar baik roda dua dan empat hanya 2,6 juta kendaraan. Saat ini jumlah kendaraan meningkat 4,4 juta. Tetapi pihaknya tidak merinci berapa jumlah kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Yang terdaftar sampai saat ini jumlah kendaraan sekitar 4,2 juta, bahkan terakhir sudah 4,4 juta. Itu naiknya besar sekali kalau dihitung dari pandemi. Karena saat pandemi kendaraan sedikit yang terdaftar, hanya 2,6 juta,"
kata Samsi, saat ditemui di Kantor DPRD Bali, Senin (17/7).
Merdeka.com
Ia juga menerangkan, bahwa salah satu faktor kemacetan di Pulau Bali karena jalanan Bali rata-rata sempit dan banyak juga jalan yang seharusnya tidak diakses oleh pengendara tapi malah dilalui.
Apalagi, saat hari liburan banyak wisatawan yang datang ke Bali menggunakan kendaraan sewa rental karena trasnportasi umum masih terbatas. "Memang jalan kita banyak yang sempit. Banyak juga akses yang tidak pas. Jadi orang mengakses jalan yang seharusnya tidak diakses. Selain itu, memang traffic kita terlalu besar apalagi saat libur gini banyak yang datang ke Bali," ujarnya.
Ia juga menyatakan, bahwa kenapa Pemerintah Provinsi Bali memilih membangun Light Rail Transit (LRT) yang pembangunan awalnya fokus di kawasan macet. Karena itu untuk sementara yang dianggap bisa mengurangi kemacetan di Pulau Dewata.
"LRT ini pilihan yang bisa menyelesaikan masalah dari sekian banyak pilihan yang ada. Tapi melihat demand ke depan dianggap LRT paling pas, sementara ini," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta.
Namun, pihaknya tidak bisa menilai dengan adanya LRT berapa persen bisa mengurangi kemacetan di beberapa titik macet di Bali.
ILUSTRASI FOTO LRT
"Saya tidak menilai persennya, karena ini hanya memindahkan orang supaya tidak naik kendaraan pribadi. Itu tergantung kepada orang naik atau tidak. Kedua, seberapa cepat kita bisa menambah infrastrukturnya dan berapa panjang. Dia kan terbatas sekali lintasannya," pungkas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta