Berdalih cari paku, pemulung ambil barang sakral upacara kremasi
Merdeka.com - Warga Dusun Sanih, Desa Pengelatan, Buleleng, Bali dibuat heboh dengan pembongkaran kuburan sarana upacara pengabenan di Setra Banjar Adat Kajanan, Dusun Sanih, Selasa (23/1). Perkakas upacara pengabenan itu dikubur hari Jumat (19/1).
Pelakunya seorang pemulung bernama Anis Pujiono (41) asal Kampung Bugis Singaraja Buleleng. Pria ini kemudian disidang adat oleh warga desa Penglatan kemudian dilaporkan ke polisi.
Anis melakukan aksinya pukul 09.30 WITA. Sebelumnya Anis telah diingatkan pekerja yang sedang menggarap proyek perbaikan tembok penyengker (pembatas) di area Setra (kuburan), untuk tidak mengambil sesuatu di sana. Namun Anis berdalih hanya akan mencari rongsokan seperti paku dan kawat.
-
Mengapa warga membongkar makam di Desa Ngalian? Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Apa yang dibongkar warga di Desa Ngalian? Dalam video yang dipublikasikan oleh YouTube Liputan6, terlihat warga beramai-ramai membongkar makam tersebut. Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
-
Bagaimana tradisi kupatan di Serang dilakukan? Ketupat kemudian dibelah dan dibagikan kepada warga yang sudah hadir di dalam masjid. Masyarakat akan bersama-sama memakan sajian tersebut untuk memeriahkan peringatan Isra Miraj, sekaligus merekatkan tali silaturahmi antar warga.
-
Dimana tradisi kupatan dilakukan di Serang? Mengutip kanal YouTube Jaman Bengen, tradisi Rajaban atau kupatan ini menjadi acara yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat di wilayah Serang dan sekitarnya.
Namun nyatanya, Anis saat itu malah membongkar kuburan sarana upakara yang merupakan rangkaian upacara pengabenan yang digelar Dadia Pasek Gelgel Sibang Kaja Desa Penglatan yang puncak acaranya tanggal 19 Januari.
Dalam acara pengabenan itu ada upacara ngerapuh (keguguran di atas 1 bulan kandungan) sebanyak 37 orang, ngelungah (sudah berbentuk jamin yang meninggal dalam kandungan) 1 orang, dan sawa berwujud adegan (jasad meninggal yang dikubur belum diaben/kremasi) 38 orang.
Sebenarnya saat mencari rongsokan, Anis melihat ada kain putih yang tampak keluar dari tanah. Kain putih itu ditarik dan keluar sarana sisa upakara. Aksi ini diketahui Ketua BPD Desa Penglatan Nyoman Sukeren, kemudian pemulung itu diamankan ke Kantor Kepala Desa.
"Yang melihat awalnya dia masuk setra itu pekerja proyek penyengker. Tapi katanya cari rongsokan, pakai magnet mencari paku, kawat sisa pembakaran upacara pengabenan. Kemudian ditinggal ngopi oleh pekerja proyeknya. Ternyata usai ngopi, pekerjanya melihat dia melakukan penggalian. Saya lewat saat itu langsung dia diajak ke Kantor Kepala Desa," ujar Sukerena.
Menurut rencana, barang-barang yang didapatkan itu akan dijual secara kiloan. Meski begitu, Anis Pujiono mengaku jika tidak mengetahui bahwa bokor itu masih disakralkan. Sebab barang itu berada di tempat pembakaran Setra.
"Saya tidak bongkar kuburan. Saya cari rombengan, ini tidak diam-diam saya lakukan. Saya lihat ada tumpukan di pembakarannya, saya korek ada bokor. Saya ambil pakai tangan, masukkan ke karung. Karena bagi pemulung bokor mahal, bisa Rp 10 ribu per kilogram kalau dijual," kilah Anis.
Dari hasil rapat, disepakati jika Anis diamankan dahulu. "Karena Dadia bersangkutan masih berembug dengan keluarganya, apa yang diinginkan, mau damai atau bagaimana. Kalau damai, kan itu harus ada surat pernyataan," ujar Perbekel Budarsa.
Menurut Budarsa, barang-barang yang diambil sifatnya sakral. Meski begitu, Budarsa mengaku, akan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Dadia Pasek Gelgel Sibang Kaja selaku yang dirugikan.
Sambil menunggu proses rembug Dadia, Anis sekarang masih diamankan di Mapolsek Kota Singaraja untuk menjalani pemeriksaan polisi, termasuk untuk menghindari adanya aksi-aksi yang tidak diinginkan terjadi di wilayah Desa tersebut.
Ditemui di Mapolsek Kota Singaraja, Perwakilan Dadia Pasek Gelgel Sibang Kaja, Wayan Sayang (68) mengatakan, dari pihak Dadia akan melakukan musyawarah dengan melibatkan 88 KK yang ikut dalam upacara pengabenan termasuk petunjuk sulinggih.
"Saya meminta orang diamankan dulu di Polsek Kota Singaraja. Karena masih rembug dulu dengan 88 KK yang ikut upacara pengabenan ini. Karena ini jelas ada tatanan upacara, apalagi habisnya mencapai Rp 200 Juta. Makanya saya belum bisa mengambil kesimpulan. Apakah damai atau dituntut secara hukum," ujar Sayang.
Kapolsek Kota Singaraja Kompol AA. Wiranata Kusuma menjelaskan, kasus ini belum dilaporkan secara resmi. Hanya saja, Anis untuk sementara diamankan di Mapolsek Kota Singaraja menghindari aksi yang tidak diinginkan terjadi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaJasad yang diduga perempuan tersebut terbungkus karung glangsing ditemukan tepat di sisi selatan arca Totok Kerot, di bawah tanaman rumput gajah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh hari, tanah kuburan sudah bisa digunakan kembali untuk berladang.
Baca SelengkapnyaTengkorak dan tulang-belulang manusia itu ditemukan warga yang sedang menguras sumur.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Jawa, malam pergantian tahun baru ini merupakan ajang perenungan diri.
Baca SelengkapnyaSelain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.
Baca SelengkapnyaPesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK
Baca Selengkapnya