BMKG Pastikan Info Buat Hujan Buatan dengan Baskom Air dan Garam Hoaks
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan bantahan atas pesan beredar di WhatsApp Grup mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi menyebut bahwa pesan itu dibuat oleh orang tidak bertanggungjawab. Dia juga memastikan informasi itu hoaks.
"Sebenarnya isi pesan broadcast WhatsApp di atas sudah sering diluruskan, tapi masih berlanjut saja, hoaks itu," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (15.9).
-
Apa itu hujan buatan? Hujan buatan adalah upaya percepatan proses fisika yang dilakukan untuk membentuk awan yang bisa menghasilkan hujan.
-
Kenapa hujan buatan dilakukan? Hujan buatan dikatakan dapat mengatasi beberapa masalah yang terjadi di masyarakat, bukan hanya polusi udara.
-
Bagaimana proses hujan buatan dilakukan? Secara umum, proses hujan buatan dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari penaburan bahan-bahan kimia tertentu, tahap membangun, hingga penyemaian.
-
Dimana hujan buatan dilakukan? Penaburan bahan kimia ini dilakukan menggunakan pesawan pada ketinggian 4.000 – 7.000 dengan memperhitungkan faktor arah dan kecepatan angin
-
Kapan hujan buatan dilakukan? Setelah ditaburkan, bahan-bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan untuk melakukan proses kondensasi, sehingga akan terbentuk awan yang lebih besar. Beberapa jam setelah bahan kimia ditaburkan, selanjutnya bubuk urea akan ditaburkan secara merata di awan.
-
Kenapa hujan buatan dapat memicu banjir? Hujan buatan dapat memicu bencana banjir, jika tidak tepat sasaran dan perhitungan.
Menurutnya, dari sisi keilmuan, kegiatan memunculkan hujan buatan menggunakan air garam yang dijemur itu tidak mendasar. Dia menganggap, dari kegiatan tersebut juga tidak menghasilkan perubahan suatu zat atau biasa disebut proses fisis.
"Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar. Proses fisis-nya tidak ada," kata Asep.
"Setelah itu bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, di mana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan," paparnya.
Namun, khusus di daerah Bogor, karena faktor geografis pegunungan, maka masih memungkinkan hujan lokal. Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.
"Kita bersabar saja, ini ujian dari Allah. Yang penting kita tetap sabar dan tawakal. Ketika hujan kita berdoa agar jadi berkah bukan bencana. Mari kita berpikir lebih cerdas dengan media sosial," tuturnya.
Pesan seruan untuk menciptakan hujan buatan yang sempat beredar di beberapa WhatsApp Group seperti berikut:
"Darurat Kemarau Panjang !! Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 - jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.
Lakukan ini satu rumah cukup satu ember air garam, Sabtu pukul 10 pagi serempak..Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kemarau kian parah ini..Mohon diteruskan..kesemua groupTerima kasih."
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah pawang hujan asal Banyuwangi di IKN jelang upacara kemerdekaan?
Baca SelengkapnyaHujan buatan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBerita tsunami terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9) hanya isu dan membohongi masyarakat
Baca SelengkapnyaInformasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.
Baca SelengkapnyaHujan buatan memiliki beberapa manfaat untuk mengatasi masalah.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca itu meniru China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Baca SelengkapnyaBeredar link pemberian BLT el nino sebesar Rp400.000
Baca SelengkapnyaPihak BSI mengimbau kepada nasabah selalu waspada, segala informasi tentang Bank BSI hanya menggunakan saluran resmi terverifikasi
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap dari BMKG tentang prakiraan cuaca yang meleset di HP.
Baca Selengkapnya