BNPT dilapori Dubes di Turki soal WNI keluar dari Suriah
Merdeka.com - Duta Besar Indonesia di Turki, Wardana bertemu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius. Wardana menginformasikan situasi terkini di Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah.
"Kebetulan beliau ada di Indonesia minta waktu bertemu bersama jajaran BNPT. Diinformasikan kondisi Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah yang sedang berkonflik," ujar Suhardi dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2).
Menurut Suhardi, dalam pertemuan tersebut disampaikan saat ini banyak sekali warga negara Indonesia yang ada di perbatasan Turki-Suriah. Para WNI tidak dapat masuk ke Suriah sehingga dideportasi oleh pemerintah Turki.
-
Bagaimana Indonesia hadapi situasi Timur Tengah? 'Jadi kita harus move on dengan tantangan yang tidak biasa dan tentunya membutuhkan soliditas dari seluruh partai politik menghadapi ketidakpastian dunia saat ini,' jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini.
-
Siapa yang menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat? Kemudian, ia juga menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat bersamaan dengan penobatan gelar doktor honoris.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa Nikita Willy dan Indra Priawan ke Turki? Nikita Willy dan Indra Priawan kini sedang liburan di Turki.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
"Dari laporan itu banyak ditemukan warga negara lain termasuk di antaranya WNI mencoba untuk masuk. Bahkan ada juga ditemukan warga yang keluar dari Suriah di tempat-tempat tersebut. Dan yang keluar dari Suriah itu juga termasuk WNI," tuturnya.
Alumni Akpol tahun 1985 ini menjelaskan, para WNI tersebut ditemukan di empat titik perbatasan antara Turki-Suriah. Dengan banyak WNI yang ditemukan, Kedubes Indonesia di Turki ingin mendapatkan bantuan dari BNPT untuk bisa mendeteksi lalu lintas masyarakat Indonesia yang ingin masuk ke sana dengan berbagai macam latar belakang.
"Apa yang dimohonkan oleh Kemenlu kepada kita agar BNPT untuk mendatangkan tim ke sana (Turki) untuk bisa melihat secara langsung. Karena apapun yang terjadi di Suriah apalagi dengan terdesaknya ISIS di Suriah tidak ada opsi lain kecuali orang-orang yang ada di sana akan keluar dari Suriah," jelas mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Karena keluar dari Suriah itu, lanjut Suhardi, bisa saja menuju ke daerah-daerah atau negara masing-masing. Tentunya ini potensi yang harus diperhatikan ketika mereka kembali ke negaranya termasuk Indonesia.
"Kita sanggupi dan mungkin kita juga akan bertemu dengan otoritas-otoritas di Turki sana. Kalau bisa dalam waktu yang tidak terlalu lama mungkin bulan depan dengan didampingi Dubes RI di sana," ujar mantan Kadiv Humas Polri ini.
Suhardi mengatakan bahwa WNI yang tertangkap di perbatasan oleh kepolisian Turki akan diperiksa terlebih dahulu. "Kalau dalam proses tersebut WNI kita tidak terlibat dengan ISIS maka akan langsung dideportasi. Tapi jika terindikasi dengan jaringan ISIS maka akan berlanjut ke proses peradilan oleh pemerintah Turki," jelasnya.
Mantan Sekretaris Utama Lemhanas RI ini kembali menyampaikan bahwa saat ini pemerintah juga telah menerima WNI dari Turki yang sekarang berada di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Kemensos, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta, untuk ikut program deradikalisasi disana.
"Dan mereka sekarang ini dalam tahap untuk pengembalian ke masing-masing daerah. Jadi kita informasikan situasi itu juga kepada Dubes RI untuk Turki dan dalam waktu dekat kita bisa berkunjung ke Turki untuk melihat situasi secara langsung," tuturnya.
Setelah 75 WNI diperkirakan akan bertambah lagi WNI yang akan dideportasi. "Yang jelas saat kita ke Turki nanti beberapa otoritas akan kita datangi untuk memperlancar komunikasi dalam rangka mengidentifikasi terhadap orang-orang yang keluar masuk perbatasan Turki-Suriah," tandasnya.
Dalam pertemuan tersebut Suhardi didamping Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Konvensi Dan Perangkat Hukum Internasional (KPHI) BNPT yang juga menjabat sebagai Plt. Deputi III bidang Kerjasama Internasional, Brigjen TNI (Mar) Yuniar Lutfi dan Kasubdit Kerjasama Amerika-Eropa, Wandi Adrianto Syamsu.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Briptu Tiara mendadak menjadi sorotan usai memberikan pidato di hadapan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.
Baca SelengkapnyaPersonel Polisi Wanita (Polwan) berhasil menempuh pendidikan S2 nontesis di Turki dan berhasil menjadi lulusan terbaik.
Baca SelengkapnyaPertemuan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Ketua KPK Firli Bahuri membahas kasus Kepala Basarnas.
Baca SelengkapnyaHal itu dia sampaikan Andika saat merespons kabar Hendropriyono masuk dalam struktur TPN Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaBriptu Tiara berhasil meraih peringkat lima besar terbaik.
Baca SelengkapnyaPeneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan terkait daerah separatis KKB. Ia mengatakan pergerakan TNI dan KKB 'main kucing-kucingan'
Baca SelengkapnyaKetua KPK Firli Bahuri Temui Panglima TNI, Jelaskan Kronologi Kasus Kepala Basarnas
Baca SelengkapnyaSebelum menjabat sebagai Waka BSSN, Putu Jayan sempat menjabat sebagai Kapolda Bali masa tugas 2020-2023.
Baca SelengkapnyaNama Tiara Nissa belakangan ini memang viral karena menjadi lulusan S2 terbaik Akademi Kepolisian Turki. Ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaPrestasi kembali ditorehkan dari Institusi Kepolisian Indonesia. Personel Polisi Wanita (Polwan) berhasil menyelesaikan pendidikan S2 nontesis di Turki.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meminta seluruh prajurit tetap solid untuk melaksanakan tugas pokok juga fungsinya.
Baca SelengkapnyaDudung kemudian mempertanyakan Megawati, yang tidak menyinggung ketidaknetralan Badan Intelijen Negara atau BIN.
Baca Selengkapnya