Bom bunuh diri bukan ajaran Islam, jangan anut ilmu yang salah!
Merdeka.com - Teror bom bunuh diri mengguncang Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Hari ini, penyerangan juga terjadi di Mapolda Riau. Aksi dilakukan kelompok radikal jelas mengganggu kedamaian.
"Teror kemarin itu bukanlah termasuk ajaran Islam. Saya berani mengatakan," kata Wakil Ketua Umum PBNU, As'ad Said Ali dalam keterangannya, Rabu (16/5).
Menurutnya, mereka yang melakukan teror kalau di zaman Rasulullah dan zaman sahabat disebut sebagai kelompok khawarij, kelompok yang keluar dari Islam. Menurutnya, tindakan pelaku teror jelas tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Kapan tepatnya peristiwa di Surabaya? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
"Teror mereka telah membunuh banyak orang, muslim dan nonmuslim," tutur mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.
Ia berharap kelompok radikal bisa segera sadar. Namun masalahnya, lanjutnya, mereka sudah terkontaminasi pemahaman salah yang didapat saat pergi ke Suriah seperti khilafah, jihad, dan takfiri.
"Beragamalah dengan ilmu karena agama tidak lepas dari ilmu. Jangan sampai kita menganut ilmu yang salah seperti bom bunuh diri itu," ujarnya.
Untuk itu, Asad menyarankan agar para pemuka agama bisa memberikan ceramah tentang bahaya radikalisme dan terorisme. Selain itu, masyarakat juga harus terus diberikan pemahaman tentang budaya cek dan ricek.
"Tidak boleh menelan informasi apa adanya. Harus dikonfirmasi dan dipikir apakah sisinya sesuai dengan ajaran agama atau sebaliknya ingin menghancurkan agama," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaPAC GP Ansor dan Banser Gunung Anyar menolak Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah karena diduga terindikasi berasal dari HTI.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaMaruli menilai penyerangan ini karena emosi sesaat prajurit muda
Baca Selengkapnya