Cerita Pilu Siswa SD di Malang Di-bully Kakak Kelas hingga Koma
Merdeka.com - Seorang bocah kelas dua Sekolah Dasar di Malang, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari tujuh kakak kelasnya. Bocah malang berinisial MWF (8) dianiaya hingga sempat koma (tidak sadarkan diri) saat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Mendapat laporan tersebut Sat Reskrim Kepolisian Resor (Polres) Malang dengan sigap turun tangan menyelidiki kasus tersebut.
"Laporan polisi sudah diterima, saat ini masih dalam proses penyelidikan untuk mengetahui fakta-fakta yang ada. Selanjutnya akan diproses sesuai aturan perundangan-undangan yang berlaku," kata Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik, Kamis (24/11).
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
-
Siapa yang pernah dibully? Korban Bullying Ariel Tatum adalah salah satu artis Indonesia yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Ia memiliki wajah yang cantik, tubuh yang seksi, dan rambut yang indah. Namun, siapa sangka bahwa Ariel Tatum juga pernah mengalami bullying.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Kenapa anak korban bullying sering sakit kepala atau perut? Hal ini akibat dari stres yang dialami oleh anak. Perlu diketahui, stres bisa menyebabkan sakit secara fisik seperti sakit kepala atau sakit perut.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan saksi, peristiwa yang dilakukan oleh tujuh pelaku ini terjadi sebanyak dua kali di lokasi berbeda. Kejadian pertama di Bendungan Sengguruh, Kepanjen, pada 11 November 2022. Dan kedua terjadi di Kolam renang Desa Jenggolo, Kepanjen, pada 12 November 2022.
"Korban mengaku mengalami perundungan. Sempat ada pemukulan dan ditendang oleh teman-temannya," ujar dia.
Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), telah mengumpulkan bukti dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dari pihak korban maupun sekolah. Termasuk pada terduga pelaku yang melakukan perundungan. Saat ini proses penyelidikan masih berjalan sambil menunggu kesembuhan korban.
"Penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk dari terduga pelaku sejumlah tujuh anak. Visum terhadap korban juga sudah dilakukan. Saat ini masih menunggu korban sembuh dan pulih untuk proses selanjutnya," pungkas Taufik.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana. "Kami telah melakukan pemeriksaan kepada 12 saksi dan 7 ABH," kata Kholis.
Kholis menegaskan bahwa penanganan kasus ini akan mengacu pada penerapan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Sehingga nantinya akan ada banyak pihak yang terlibat dalam pendampingan kasus tersebut guna memastikan proses hukum sesuai dengan ketentuan.
"Nanti melibatkan Bapas, DP3A, orang tua, wali murid, kepala sekolah. Nanti kami minta pendampingan dari Diknas dan pihak terkait lain. Agar memastikan proses yang kami jalankan ini bisa sesuai prosedur," ungkapnya.
Sementara terkait dengan mekanisme diversi, Kholis mengaku masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Sebab dalam proses pendampingan akan memberikan rekomendasi yang akan menjadi bahan pengusutan kasus.
"Tentunya menunggu perkembangan hasil proses mediasi dan pendampingan. Nanti akan muncul rekomendasi yang akan kami tindak lanjuti dalam proses ini," tegas Kholis.
Diketahui saat MWF sadar dari koma pada Jumat (18/11), dia bercerita kepada orang tuanya jika selama ini mendapatkan perundungan dan penganiayaan dari beberapa kakak kelasnya.
Menurut pengakuan korban, dia pernah diseret dan dipukuli oleh tujuh orang tersebut di Bendungan Sengguruh, Kepanjen, Jumat (11/11). MWF mengaku ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan usai mendapat siksaan tersebut.
Kemudian pada keesokan harinya, dia dijemput teman-temannya untuk diajak bermain di kolam renang Desa Jenggolo, Kepanjen. Namun setibanya di lokasi MWF kembali mendapat penganiayaan. Kakinya ditarik ramai-ramai hingga kepala membentur lantai. Akibatnya korban mengeluh pusing dan muntah-muntah selama beberapa hari dan harus dirawat intensif.
Kini, kondisi korban sudah mulai membaik. Meski masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berinteraksi.
"Tadi saya lihat kondisinya makin membaik dan sudah mulai bisa berinteraksi, walaupun masih menjalani perawatan intensif karena masih ada bagian vital yang perlu dilakukan pengobatan. Kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat awal masuk rumah sakit. Saat itu tidak sadar," urainya.
Dari keterangan dokter sambung Kholis, terdapat luka dalam yang dialami korban. Namun saat ini dokter lebih fokus terhadap pemulihan psikis.
"Lebih fokus pada upaya pemulihan psikis, tadi kita lihat dokter mengakomodir beberapa keluarga maupun pelaku dengan harapan makin cepat pulih," pungkasnya.
Reporter: Putri Oktafiana
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban insial ABF yang masih duduk di bangku kelas satu SMA harus menelan rasa pahitnya menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKorban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa
Baca SelengkapnyaPelaku bullying SMP di Cilacap kini tengah diamankan. Ibu korban bullying tak mampu tahan emosi saat bertemu pelaku.
Baca SelengkapnyaLemparan itu mengenai kepala anaknya. Akibatnya, korban yang baru berumur 8 tahun itu mengalami luka bocor.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif pelaku siswa SMP 2 Cimanggu di Cilacap melakukan penganiayaan FF karena mengaku gabung dengan siswa geng lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan satu orang sebagai Anak Berhadapan Hukum dalam kasus dugaan bullying tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaKepolisian total telah melayangkan surat panggilan terhadap tiga saksi dari pihak sekolah. Satu saksi itu merupakan kepala sekolah SMA Negeri 70.
Baca Selengkapnya