Viral Anak SMA di Banjarmasin Tusuk Teman yang Sering Membullynya, Begini Faktanya
Kasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Belum lama ini viral seorang anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Viral Anak SMA di Banjarmasin Tusuk Teman yang Sering Membullynya, Begini Faktanya
Jadi Korban Bullying
Kasus penikaman oleh anak SMA di Banjarmasin ini kini tengah viral di media sosial. Menurut kabar beredar, pelaku penusukan merasa kesal lantaran setiap hari dibully oleh teman sekelasnya.
Terjadi Hari Senin
Karena kesal dibully, anak ini nekat menikam teman sekelas yang sering membullynya. Kejadian ini terjadi pada Senin (31/7) kemarin. Kejadian ini terjadi di ruang kelas sekitar pukul 07.00-08.00 WITA sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Kronologi
Dari CCTV yang sempat beredar di media sosial, tampak siswa laki-laki ini awalnya masuk ke kelas seperti biasa. Ia tampak santai dan berjalan menuju tempat duduk salah satu teman sekelasnya. Rupanya, ia membawa senjata tajam dan menusukkan pisau pada perut korban. Akibatnya, korban mengalami dua luka tusukan di perut dan dua luka di lengan kanan.
Sempat Melarikan Diri
Akhirnya, korban dilarikan ke rumah sakit dan tengah menjalani pengobatan. Menurut Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Thomas Afrian, pelaku sempat melarikan diri dari sekolah. Namun akhirnya, pelaku sudah berhasil diamankan.
"Pelaku sempat melarikan diri dari sekolah, tetapi sudah diamankan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut,” tegasnya.
Kasus Bullying yang Terjadi Sebelumnya
Sebelumnya, kasus siswa yang membakar sekolahnya sendiri juga viral di masyarakat. Konon, siswa ini juga melakukan hal tersebut karena sering dibully oleh teman-temannya. Tak hanya sesama siswa, ia juga merasa dirundung oleh beberapa guru di sekolahnya.
Stop Bullying
Bukan kali pertama hal seperti ini terjadi, peran orang tua dan guru sangat penting agar hal ini tidak terulang lagi. Sebagai orang dewasa, kita harus memberi nasihat agar kejadian serupa tak terjadi lagi, apalagi di dalam instansi pendidikan.