Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Wided Bouchamaoui peraih Nobel Perdamaian Tahun 2015

Cerita Wided Bouchamaoui peraih Nobel Perdamaian Tahun 2015 Teten Masduki mengundang peraih Nobel Perdamaian 2015 asal Tunisia Ouided Bouchamaoui. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Peraih Nobel Perdamaian Tahun 2015, Wided Bouchamaoui membagikan pengalamannya saat memenuhi undangan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki di Gedung Bina Graha, Jakarta. Wided Bouchamaoui mengatakan, dia merupakan salah satu pejuang yang memulihkan demokrasi di Tunisia.

Perjuangan memulihkan demokrasi itu terjadi saat gerakan Revolusi Melati atau yang dikenal dengan Jasmine Revolution (Tunisian National Quartet). Jasmine Revolution merupakan proses menggulingkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali pada tahun 2011.

Kala itu, pengunjuk rasa memprotes kenaikan harga pangan, bahan bakar, pengangguran, korupsi, dan kebebasan berbicara. Rangkaian unjuk rasa dimulai Desember 2010 setelah seorang pedagang buah dan sayur membakar dirinya sendiri sesudah polisi menyita dagangannya dengan alasan tidak memiliki izin.

Wided Bouchamaoui adalah salah satu dari kelompok Tunisian National Quartet yang juga melayangkan protes.

"Kuartet ini muncul di tengah-tengah revolusi dan kecamuk perang sipil yang melanda Tunisia. Kuartet mewakili spektrum masyarakat yang luas dari masyarakat, termasuk saling tak percaya antara pemimpin Islam dan pemimpin sekuler," jelas Wided Bouchamaoui dalam diskusi tentang 'Demokrasi dan Kesejahteraan', Senin (5/12).

Wided Bouchamaoui yang saat itu menjabat sebagai Presiden Tunisian Confederation of Industry, Trade and Handicraft dengan tegas menyuarakan bahwa demokrasi harus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Seperti menciptakan lapangan kerja, menumbuhkan ekonomi dan sebagainya. Tak hanya itu, Wided Bouchamaoui juga menyuarakan agar paham Islam tak menjadi pegangan dalam konstitusi Tunisia kendati negara itu memiliki penduduk mayoritas muslim.

"Satu hal yang penting menurut saya adalah semua pihak yang berkepentingan memiliki kesadaran yang sama yaitu 'semua untuk Tunisia," kata dia.

Setelah melakukan gerakan Jasmine Revolution, Presiden Zine El Abidine Ben Ali akhirnya mundur dari jabatannya pada 14 Januari 2011 setelah 23 tahun berkuasa. Hingga saat ini, Tunisia hidup di tengah perdamaian. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Terima Sekjen Majelis Hukama Muslimin Utusan Presiden UEA di Istana Bogor
Jokowi Terima Sekjen Majelis Hukama Muslimin Utusan Presiden UEA di Istana Bogor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Pengharagaan Sipil Tertinggi 'Order of Zayed' dari Presiden MBZ
Jokowi Terima Pengharagaan Sipil Tertinggi 'Order of Zayed' dari Presiden MBZ

Jokowi pun berterima kasih atas sambutan hangat Presiden MBZ.

Baca Selengkapnya
Sosok Tolchah Hasan Inisiator Pembentukan BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia, Guru Besar yang Merakyat
Sosok Tolchah Hasan Inisiator Pembentukan BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia, Guru Besar yang Merakyat

Ia adalah ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi, dan juga tokoh pemerintahan

Baca Selengkapnya
Jokowi Harap Muktamar Sufi Islam Internasional Wujudkan Kerukunan, Toleransi & Tolak Hoaks
Jokowi Harap Muktamar Sufi Islam Internasional Wujudkan Kerukunan, Toleransi & Tolak Hoaks

Jokowi mengatakan, muktamar ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia bukan lagi Islam pinggiran.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Yenny Wahid, Pernah Jadi Wartawan Berprestasi hingga Komisaris Garuda Indonesia
Sisi Lain Yenny Wahid, Pernah Jadi Wartawan Berprestasi hingga Komisaris Garuda Indonesia

Namanya digadang-gadang masuk bursa bacawapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Ini sisi lain Yenny Wahid putri Gus Dur.

Baca Selengkapnya
Cerita Megawati di Balik Kesuksesan NU dan Muhammadiyah Raih Anugerah Zayed Award
Cerita Megawati di Balik Kesuksesan NU dan Muhammadiyah Raih Anugerah Zayed Award

Megawati dipercaya sebagai salah satu juri atas permintaan Imam Besar Al Azhar, Prof Ahmad el Thayyeb,

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Kunjungan Grand Syekh Universitas Al-Azhar as-Syarif di Istana
Jokowi Terima Kunjungan Grand Syekh Universitas Al-Azhar as-Syarif di Istana

Setelahnya, Jokowi dan Ahmed menuju ke dalam Istana Merdeka dan melakukan pertemuan tertutup.

Baca Selengkapnya
Bertemu Grand Syekh, Jokowi Dorong Pembentukan Markaz Tathwir Al Azhar di Indonesia
Bertemu Grand Syekh, Jokowi Dorong Pembentukan Markaz Tathwir Al Azhar di Indonesia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Mesir, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7).

Baca Selengkapnya
TNI dan Polri Raih Penghargaan dari PBB, Cetak Sejarah Baru
TNI dan Polri Raih Penghargaan dari PBB, Cetak Sejarah Baru

Untuk pertama kalinya TNI dan Polri menerima penghargaan dari PBB

Baca Selengkapnya
Meutya Hafid Ditunjuk Jadi Menteri Komunikasi dan Digital, Jurnalis Hingga Pernah Disandera di Irak
Meutya Hafid Ditunjuk Jadi Menteri Komunikasi dan Digital, Jurnalis Hingga Pernah Disandera di Irak

Meutya juga merupakan lulusan Magister Ilmu Politik di Universitas Indonesia yang menyelesaikan pendidikan pada 2018 silam.

Baca Selengkapnya
Terinspirasi Zayed Award, Muhammadiyah Usul Ada Megawati atau Soekarno Award
Terinspirasi Zayed Award, Muhammadiyah Usul Ada Megawati atau Soekarno Award

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mengucapkan terima kasih atas peran Megawati karena telah membawa penghargaan Zayed Award Human Fraternity

Baca Selengkapnya
Syekh Ali Jum'ah dan Ulama Besar Mesir Temui Megawati, Ini yang Dibahas
Syekh Ali Jum'ah dan Ulama Besar Mesir Temui Megawati, Ini yang Dibahas

Ali Jum'ah juga mengajak Megawati untuk bekerja sama agar menciptakan dunia yang baik bagi semua orang.

Baca Selengkapnya