Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ciu, cemceman anak tikus dari Sukoharjo yang melegenda

Ciu, cemceman anak tikus dari Sukoharjo yang melegenda Ciu. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Hampir setiap wilayah di Nusantara mempunyai minuman tradisional yang kesohor. Minuman tersebut tidak sedikit yang mengandung alkohol alias memabukkan.

Salah satu minuman tradisional memabukkan dan sangat fenomenal adalah Ciu. Minuman ini berasal dari sebuah daerah kecil di Desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Lalu bagaimana cara membuat ciu?

Bila anda berkunjung ke Desa Bekonang, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, pasti ada dua kesan yang dapat ditemui di lokasi itu. Yang pertama, sejauh mata memandang yang terlihat hanya drum-drum besar menyerupai gentong di depan rumah warga.

Tak hanya itu saja, kesan selanjutnya yang terekam dalam benak setiap orang yang datang ke desa tersebut adalah bau yang mirip aroma minuman anggur. Hanya saja, aroma yang keluar lebih tajam dan sangat menusuk hidung. Ya, Desa Bekonang selama ini memang terkenal sebagai sentra industri etanol di Sukoharjo. Bahkan di Jawa Tengah.

Di tengah aktivitas puluhan perajin yang setiap harinya memproduksi cairan medis ini, ada pekerjaan sambilan lain yang dilakukan warga setempat. Warga kerap menyuling sisa-sisa cairan etanol yang dicampur dengan tetesan tebu. Proses penyulingan ini dilakukan berulang kali, dicampur beberapa bahan lainnya sebelum diendapkan selama tujuh hari. Hasil penyulingan sisa etanol inilah yang biasanya gemar diminum banyak orang sampai mabuk.

Ciu Bekonang, begitu orang mengenalnya memang diracik melalui tahapan tersebut. Kadar alkohol yang terkandung di dalam ciu tentu berbeda dengan miras lainnya. Komposisinya, bila kadar alkohol di dalam cairan etanol murni mencapai alkohol 90 persen, bio-etanol sekitar 99,5 persen tapi kadar alkohol pada ciu sekitar 35 persen. Konon untuk menambah rasa ciu orang mencampurnya dengan cindil atau anak tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Cindil ini kemudian ikut direndam bersama cairan etanol tersebut.

Yang menarik, perajin etanol ini sebenarnya diatur dalam Perda setempat. Namun yang diatur adalah etanol atau alkohol, sedangkan produk ciu masih dianggap ilegal. Meski demikian karena peminatnya sangat banyak, perajin etanol di Bekonang nyuri-nyuri dan tetap memproduksi ciu.

Menurut sejarahnya, ciu sudah ada sejak abad 17 dan pada masa kolonial Belanda minuman ini sudah dikenal sebagai miras tradisional. Sejak 1966 pun, jumlah pengrajin ciu selalu bertambah sejalan dengan meningkatnya jumlah perajin etanol sampai 200 persen. Kemunculan ciu Bekonang berkaitan dengan berdirinya pabrik gula Tasikmadu di Karanganyar yang kala itu merupakan aset penting Pura Mangkunegaran.

Kini banyak warga Bekonang yang nyambi meracik ciu untuk menyambung hidup. Salah satunya Kardiman. Pria yang menjadi perajin etanol di Desa Bekonang Dusun Sentul Sukoharjo mengatakan, miras jenis ciu ini hanya diproduksi di kampungnya.

Hal ini karena jumlah perajin etanol yang nyambi membuat ciu yang ada saat ini kian membengkak seiring meningkatnya kebutuhan warga yang mengonsumsi minuman haram tersebut. "Banyak sekali. Bahkan saya kira ada lebih dari puluhan orang yang nyambi membuat ciu sebab alasannya macam-macam ada yang membuat ciu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan ada pula karena minuman ini banyak peminatnya," kata Kardiman.

Sementara bagi Mardiyanto perajin etanol lainnya di Dusun Sembung Sukoharjo, meracik minuman ciu lebih disebabkan faktor menurunnya jumlah permintaan etanol di sektor industri medis. "Jadi saya pilih membuat ciu saja. Kalau yang produksi etanol masih tetap jalan tapi tidak sebanyak yang dulu," urainya.

Kesohor ke seantero negeri

Meski diproduksi di desa kecil, namun nama ciu sendiri sudah sangat kesohor seantero negeri. Bahkan di Jakarta peredaran minuman ilegal ini juga banyak.

Nugroho, salah warga Jatinegara, Jakarta Selatan ini mengaku sering membeli ciu untuk dikonsumsi sendiri atau bersama teman-temannya. Nugroho selama ini membeli ciu dari seorang agen kecil di sekitar tempat tinggalnya.

"Di dekat rumah kebetulan ada, bisa deliveri malahan. Kalau butuh tinggal telepon saja. Selain itu pernah juga beli di Pulogadung sama Rawamangun," ujar Nugroho.

Menurut pemuda gondrong dan kerempeng ini, ciu dijual dengan botol bekas air mineral 600 mililiter. Sebotol, Nugroho membeli seharga Rp 20 ribu.

"Lebih nendang aja dibanding minuman bermerek kayak Vodka, Whisky dan sejenisnya. Minum secawan juga langsung bikin nyes, dan hidung nyos. Langsung teler," ujarnya.

Iqbal pun mengaku pernah mendengar jika dalam proses pembuatannya ciu menggunakan cindil atau anak tikus. Namun baginya itu bukan masalah, yang penting rasa dan harganya yang terjangkau.

"Iya katanya dari cindil, tapi kan memang langsung bikin nyos. Beda sama minuman bermerek. Ya minum asal gak banyak sich gak papa," ujarnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Kakek Penjual Tissue, Kehangatan di Balik Embun Hujan
Kisah Kakek Penjual Tissue, Kehangatan di Balik Embun Hujan

Namanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.

Baca Selengkapnya
Selain Jadi Pelawak Terkanal, Nunung Kini Jualan Makanan Matang  'Ada Cumi Balakutak'
Selain Jadi Pelawak Terkanal, Nunung Kini Jualan Makanan Matang 'Ada Cumi Balakutak'

Komedian Nunung kini memiliki kesibukan baru. Ia terjun ke dunia bisnis kuliner.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kecamatan Gegesik Cirebon yang Kaya Kearifan Lokal, Ada Tradisi Berburu Tikus
Mengenal Kecamatan Gegesik Cirebon yang Kaya Kearifan Lokal, Ada Tradisi Berburu Tikus

Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata Gegesik juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satunya berburu tikus.

Baca Selengkapnya
Viral Kisah Pilu Nenek Hidupi 2 Cucu, Banting Tulang Jualan Keripik hingga Bantu Setrika
Viral Kisah Pilu Nenek Hidupi 2 Cucu, Banting Tulang Jualan Keripik hingga Bantu Setrika

Kisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.

Baca Selengkapnya
Berburu Rujak Cingur di Gang Sempit Jember, Warungnya Sederhana di Teras Rumah tapi Selalu Ramai Pembeli
Berburu Rujak Cingur di Gang Sempit Jember, Warungnya Sederhana di Teras Rumah tapi Selalu Ramai Pembeli

Lebih dari 30 tahun berjualan, warung rujak cingur ini tak pernah sepi pembeli

Baca Selengkapnya
Aksi Kakek Semangat Cari Kerja demi Belikan Hadiah untuk Cucunya Ini Viral, Bikin Haru
Aksi Kakek Semangat Cari Kerja demi Belikan Hadiah untuk Cucunya Ini Viral, Bikin Haru

Kakek bernama Nur ini begitu bersemangat mencari pekerjaan di siang hari yang terik untuk membelikan cucunya hadiah.

Baca Selengkapnya
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini

China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.

Baca Selengkapnya
Satu Porsi Harganya di Bawah Rp 5 Ribu! Warung Nasi Uduk Legendaris di Depok Ini Laku Keras dan Punya Lauk Unik
Satu Porsi Harganya di Bawah Rp 5 Ribu! Warung Nasi Uduk Legendaris di Depok Ini Laku Keras dan Punya Lauk Unik

Warung nasi uduk ini sudah ada sejak 50 tahun lalu.

Baca Selengkapnya