Cuaca berawan, peneliti Bosscha gagal amati supermoon
Merdeka.com - Fenomena gerhana bulan yang disebut Super Blue Blood Moon tidak berhasil diamati di Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat akibat awan tebal. Staf Peneliti Observatorium Bosscha Lembang, Zaenudin Muhammad Arifin mengatakan kondisi cuaca sebelumnya memang diprediksi tidak mendukung.
"Awalnya diperkirakan dapat terlihat karena langit di wilayah Bandung tidak seluruhnya tertutup awan pada sore hari. Namun pada perkembangannya, cuaca dan kondisi langit berawan," jelasnya, Rabu (31/1).
Meski begitu, informasi yang didapatkan dari peneliti lain di sejumlah daerah menyebut gerhana bulan total dapat teramati. Yakni, di Pamengpeuk Garut, Jakarta dan Singapura.
-
Mengapa gerhana bulan penumbra sulit terlihat? Gerhana penumbra adalah jenis gerhana yang paling halus, di mana hanya bagian luar yang lebih terang dari bayangan Bumi yang jatuh ke bulan. Ini berarti gerhana ini mungkin sulit diperhatikan karena bulan hanya akan tampak sedikit lebih redup.
-
Apa itu gerhana bulan penumbra? Gerhana bulan penumbra adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan bergerak melalui bayangan penumbra Bumi. Penumbra adalah bayangan luar yang lebih terang dan lebih kabur dibandingkan dengan umbra, bayangan inti yang gelap.
-
Dimana fenomena blue moon terjadi? Fenomena blue moon terjadi di langit, sama seperti bulan purnama biasa.
-
Mengapa permukaan Bulan berwarna gelap? Dengan diketahui usianya, maka terungkap fakta bahwa warna gelap tersebut dihasilkan dari hantaman batuan luar angkasa. Kemudian menghasilkan cekungan. Cekungan itu disebut Imbrium. Tercipta oleh asteroid yang kemudian diisi dengan lava lalu membentuk Mare Imbrium.
-
Di mana bayangan bulan saat Gerhana Matahari Total? Umbra biasanya terletak di belakang bulan membentuk kerucut. Kemudian penumbra berada di sekitar umbra yang bentuknya semakin melebar, seperti kebalikan dari kerucut. Kemudian, bayangan umbra dan penumbra akan mengenai permukaan bumi.
-
Kenapa supermoon terjadi? Alasan utama mengapa orbit bulan bukan lingkaran sempurna adalah karena ada banyak gaya pasang surut, atau gravitasi, yang menarik bulan.
Di tempat yang sama, Evan Irawan Akbar juga menyatakan pihaknya gagal meneliti fenomena alam super blue blood moon.
"Awannya tebal, tadi sore sempat gerimis di sini. Tidak ada data yang bisa diambil karena bulannya enggak kelihatan," imbuhnya.
Meski begitu, dia mengaku tidak khawatir. Pasalnya, gerhana bulan total akan terjadi lagi pada 29 Juli 2018 mendatang. Di bulan itu, prediksi cuaca sangat cerah dan tidak berawan.
"Kami akan melakukan penelitian di Juli nanti, saat kemarau meski bukan fenomena supermoon," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan fenomena awan hujan yang disebut menghindari wilayah Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaBMKG telah melakukan TMC pada 19-20 Agustus 2023 untuk melakukan modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaDwikorita menjelaskan, banjir rob periode Lebaran diprediksi terjadi pada 1-13 April di beberapa wilayah pesisir Indonesia
Baca SelengkapnyaHunter's Moon merupakan istilah untuk bulan purnama pertama di musim gugur.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya melakukan modifikasi hujan pada 19-20 Agustus 2023. Namun, tak adanya awan menyebabkan hujan buatan tak sampai ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaFenomena Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada pada posisi terdekat dengan bumi.
Baca SelengkapnyaFenomena Bulan Purnama Super atau Supermoon kedua di tahun ini terjadi pada 1 Agustus 2023. Fenomena itu juga disebut Supermoon Sturgeon.
Baca SelengkapnyaGerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaKepala Bagian Tata Usaha TN BTS, Septi Eka Wardhani menjelaskan soal fenomena embun upas.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca Selengkapnya