Dampak Covid-19, Pembudidaya Ikan di Kulon Progo Sulit Pasarkan Hasil Panen
Merdeka.com - Pembudidaya ikan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, kesulitan memasarkan produksinya. Pasalnya serapan pasar ikan budi daya mengalami penurunan sekitar 40 persen akibat adanya wabah Virus Corona.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna mendorong pembudidaya di wilayahnya ini terus menebar ikan, meski dalam kondisi tidak menentu akibat wabah Covid-19.
"Adanya pandemi Covid-19 ini beberapa pembudidaya yang memasuki masa panen kesulitan memasarkan hasil produksi karena serapan pasar ikan budi daya mengalami penurunan sekitar 40 persen," katanya, Rabu (8/4).
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang berpendapat tentang kemungkinan punahnya ikan? Ahli entomologi akuatik, Richard Merritt, bahkan turut memperingatkan bahwa beberapa ikan bisa saja punah, dan jelas ini akan menjadi masalah ekosistem.
-
Kapan target produksi perikanan 24,58 juta ton dicapai? Produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, sebesar 24,58 juta ton.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Dia mengatakan sampai saat ini belum ada penurunan produksi. Produksi ikan sebulan kurang lebih 1.350 ton. Namun, diprediksi dampak pandemi Covid-19 akan terjadi pada 3-4 bulan yang akan datang.
"Ini dimungkinkan jika pembudidaya yang susah atau tidak terserap pasar terus berhenti melakukan budi daya lagi," terangnya seperti dilansir dari Antara.
Sudarna mengaku pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami pembudi daya ikan. Menurutnya, kerugian terjadi karena beberapa pembudidaya harus terpaksa antre ikan mereka dibeli pedagang sehingga memperpanjang waktu budi daya dan tambahan pakan.
"Inilah biaya tambahan yang harus ditanggung pembudidaya. Artinya mengurangi potensi keuntungan," ujarnya.
Saat ini, DKP Kulon Progo berupaya mengoptimalkan integrasi dengan program BPNT Sembako. Mengoptimalkan jejaring komunitas perikanan Kulon Progo melalui WAGnya untuk saling membantu, termasuk dalam hal pemasaran hasil ikan.
"Kami berharap langkah ini dapat mengantisipasi potensi kerugian yang dialami pembudidaya ikan di Kulon Progo," tegasnya.
Sementara itu Asisten Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan saat ini konsumsi ikan memang turun drastis, karena Pedagang Kali Lima (PKL) yang menampung hasil produksi ikan di Kulon Progo tidak buka lapak akibat Covid-19. Kalau pun pedagang berjualan, pembeli sangat sedikit.
"Kondisi pandemi Covid-19 memang berdampak cukup signifikan terhadap semua sektor, tidak terkecuali. Kami sedang menyusun skema-skema supaya pandemi Covid-19 tidak berdampak parah pada sektor ekonomi di Kulon Progo," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan kebutuhan ikan secara nasional aman selama Ramadan hingga Lebaran.
Baca SelengkapnyaPeningkatan PNBP perikanan tangkap dikarenakan standar operasional prosedur (SOP) yang dijalankan sangat efektif, untuk memberi layanan terbaik.
Baca SelengkapnyaNilai tukar nelayan tak mencapai target pemerintah karena harga ikan sempat anjlok.
Baca SelengkapnyaMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdalih target tersebut tidak tercapai karena banyaknya kendala.
Baca SelengkapnyaTotal produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
Baca SelengkapnyaFenomena el nino membuat produksi beras nasional turun 2,05 persen.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, Adnillah bilang saat ini masih banyak kapal yang belum bisa menghasilkan ikan lebih banyak, lantaran buruknya cuaca di Laut Arafura.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembangunan pabrik susu ikan tidak memerlukan anggaran yang sangat besar, cukup Rp20 miliar untuk mendirikan satu pabrik.
Baca SelengkapnyaPandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi banyak pebisnis, termasuk bagi Komang Ari Widianti.
Baca SelengkapnyaTarget yang menjadi indikator utama dalam produksi perikanan itu dikatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono.
Baca Selengkapnya