Di Batas Negara Indonesia-Malaysia, Kepala BPIP Monitoring BTU Pendidikan Pancasila
Dari monitoring tersebut kemudian akan menjadi catatan dan evaluasi BPIP.
Dari monitoring tersebut kemudian akan menjadi catatan dan evaluasi BPIP
Di Batas Negara Indonesia-Malaysia, Kepala BPIP Monitoring BTU Pendidikan Pancasila
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudian Wahyudi didampingi Deputi Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso melakukan monitoring dan sosialisasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila dan Salam Pancasila kepada satuan pendidikan di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong, Kalimantan Barat, Jumat, (23/9/2023).
Menurutnya, atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan PP Nomor 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, buku tersebut harus segera didistribusikan secara merata pada satuan pendidikan di Indonesia tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi.
"Kami hadir di sini, di Entikong untuk melihat langsung di lapangan, memastikan buku ajar Pendidikan Pancasila sudah sampai di wilayah terdepan Indonesia atau belum", ujarnya.
Menurutnya, dari monitoring tersebut kemudian akan menjadi catatan dan evaluasi BPIP bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Temuan-temuan di lapangan, kami catat sebagai bahan evaluasi dan segera akan kami tindaklanjuti karena Mata Ajar Pendidikan Pancasila sudah harus diberikan mulai semester sekarang," tegasnya.
Ia juga menjelaskan, buku tersebut sudah disosialisasikan secara serentak, dihadiri langsung Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dan Kementerian/Lembaga lainnya.
"Pancasila sangat perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak kecil. Sikap dan perilaku yang berlandaskan pancasila dan nilai-nilai moral dapat dikembangkan pada diri anak sehingga anak dapat tumbuh dengan akhlak yang mulia yang sesuai dengan harapan bangsa," jelasnya.
Dirinya berharap, dengan diberlakukannya kembali Pendidikan Pancasila menjadi pondasi generasi penerus Bangsa Indonesia sehingga tidak mudah terpapar paham-paham radikalisme atau paham ideologi transnasional lainnya, terutama di wilayah perbatasan.
"Terkait masalah radikalisme, saya yakin semua unsur sudah mengantisipasinya. Selain lembaga pendidikan, juga ada ada TNI-Polri yang bertugas di pos-pos batas negara. Bulan hanya menjaga, tetapi menguatkan Ideologi Pancasila secara bergotong royong," paparnya.
Ia juga mendorong kepada sekolah untuk berkoordinasi dengan pihak Kementerian Pendidikan, dan Kemenristek untuk mendapatkan buku tersebut. Dalam kesempatan tersebut BPIP juga menyosialisasikan Salam Pancasila kepada murid dan guru di SDN 12 Entikong.
Kepala SDN 12 Entikong, Halijah mengapresiasi dengan kunjungan BPIP. Ia mengaku sangat senang karena telah memberikan pemahaman tentang implementasi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila.
Ia juga mengaku akan segera berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat untuk mendapatkan buku utama tersebut dan di implementasikan bagi seluruh kelas.
"Saat ini kami sudah memberlakukan kurikulum merdeka dan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian atau Dinas Pendidikan di sini," ujarnya.