Dilarang masuk Malaysia, aktivis Indonesia tetap bicara lewat Skype
Merdeka.com - Aktivis masyarakat sipil Indonesia, Mugiyanto Sipin, dideportasi oleh otoritas Malaysia sesaat setelah mendarat di Bandara Kuala Lumpur pada pukul 12.00 (waktu setempat), Kamis (7/1).
Pemerintah Malaysia menganggap rencana kehadiran Mugiyanto dalam diskusi yang digelar BERSIH 2.0, koalisi masyarakat sipil terbesar di Malaysia, telah mengintervensi politik Negeri Jiran.
Meski demikian, kata Mugiyanto, dia tetap akan berbicara dalam diskusi bertema 'Peoples Movement can Bring Change' melalui Skype, aplikasi video chat via internet.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Siapa yang takut dengan Timnas Indonesia? Kapten Timnas Australia, Mathew Ryan, telah menyatakan sebelumnya bahwa pertandingan melawan Timnas Indonesia akan menjadi tantangan yang berat.
-
Apa yang membuat orang takut berlebihan? Rasa takut adalah respons alami manusia terhadap situasi yang dianggap berbahaya atau mengancam. Namun, ketika takut menjadi berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi masalah serius yang membutuhkan penanganan.
-
Bagaimana mengatasi anak sekolah yang takut? 'Anak-anak menikmati kemandirian baru mereka pada usia ini, tetapi mereka juga takut akan hal itu,' jelas Dr. Ann-Louise T. Lockhart, PsyD, ABPP. Orangtua harus peka terhadap ketakutan ini dan membantu anak menghadapinya dengan tenang.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
"Saya akan tetap bersama kalian lewat Skype," tulis Mugiyanto di dinding Facebooknya, Kamis (7/1).
Mugiyanto bercerita, dia diadang dan diinterogasi tiga orang polisi sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
"Mereka mengatakan kehadiran saya dalam Yellow Mania Forum untuk sebuah diskusi diangap sebagai intervensi politik oleh asing," ujar Mugiyanto.
"Argumen mereka membuat saya sedih karena saya mendengarkan penjelasan tersebut pada 20 tahun lalu, ketika Indonesia masih di bawah rezim otoritarian. Dan itu masih terjadi di Malaysia hari ini," ujar aktivis yang pernah dihilangkan rezim Soeharto pada 1998 ini.
Kepada rekan-rekannya di Malaysia, Mugiyanto mengatakan, apa yang dilakukan polisi Malaysia kepadanya membuktikan apa yang dilakukan gerakan masyarakat sipil untuk demokrasi di sana cukup penting.
"Kelihatannya mereka mulai takut dengan kalian. Saya berharap kalian sukses dengan perjuangan kalian," ujar Mugiyanto yang juga meminta maaf atas ketidakhadirannya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SAFEnet menilai revisi UU tersebut menjadi berpotensi terjadi penyalahgunaan kewenangan oleh kepolisian.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya Covid-19 di Singapura, Menteri Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat berwisata di Indonesia saja
Baca SelengkapnyaSaat ini, dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait pembubaran diskusi tersebut.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaBertemu Menkominfo Budi Arie Setiadi, Bigo Live janji mau investasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk pemberantasan konten judi online itu Kementerian Kominfo secara siaga menggunakan mesin kecerdasan buatan untuk menekan peredaran konten-konten tersebut.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaMenkominfo bakal menutup akses layanan Virtual Private Network (VPN) gratis untuk menangkal praktik judi online bertumbuh di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkap masih ada masalah kebebasan berekspresi di Indonesia hari ini.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca SelengkapnyaMenkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Kemenkominfo bekerja sama dengan Singapura untuk membahas hoaks Pemilu.
Baca Selengkapnya