Epidemiolog Ingatkan Jangan Remehkan Omicron, Ini Dampak Jangka Pendek dan Panjangnya
Merdeka.com - Epidemiolog Dicky Budiman merespons kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron. Dia menegaskan, sebagai variant of concern, Omicron berpotensi memperburuk pandemi.
Dia mengingatkan agar tidak meremehkan Omicron. Lantaran ada banyak efek lanjutan akibat sikap meremehkan yang bisa berdampak buruk bagi penanganan Covid-19.
"Karena dengan meremehkan jadi abai, dengan meremehkan mitigasinya jadi seadanya, jadi tidak kuat dan itu yang akhirnya merugikan kita," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (13/2).
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Dia menegaskan, dampak Covid bukan hanya jangka pendek dalam bentuk orang sakit. Tapi ada pula jangka menengah dan jangka panjang.
Dampak jangka pendek Covid-19, yakni dapat menyebabkan lahirnya varian baru. Jika penyebarannya tidak terkendali.
"Jangka panjang ada yang disebut dengan long Covid. Ini yang akan merugikan kita karena menurunkan kualitas kesehatan masyarakat," urainya.
Indonesia sebetulnya sudah memiliki pengalaman mengendalikan gelombang Covid. Ketika harus berhadapan gelombang alfa dan delta.
"Omicron ini strateginya sebetulnya sama, tapi karena musuh kita ini lebih gesit lebih pintar, bukan hanya pintar menginfeksi saja tapi juga pintar menghindari pertahanan tubuh kita antibodi kita. Baik karena vaksinasi atau pernah terinfeksi maka strategi kita jua harus lebih cepat kuat dan pintar juga," ucap dia.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional sebanyak 55.209 orang. Kenaikan ini terjadi dalam 24 jam terakhir hingga hari ini, Sabtu 12 Februaru 2022 pukul 12.00 WIB.
Peningkatan 55.209 kasus Covid-19 ini merupakan tertinggi sejak puncak gelombang kedua atau pada 15 Juli 2021. Saat itu, kasus Covid-19 harian bertambah 56.757 orang.
Total kasus positif Covid-19 di Tanah Air menjadi 4.763.252. Data ini merupakan akumulasi sejak kasus Covid-19 terdeteksi di Indonesia pada 3 Maret 2020.
Pasien sembuh dari Covid-19 nasional juga bertambah, yakni 32.570. Sehingga total pasien sembuh dari virus SARS-CoV-2 itu menjadi 4.282.847.
Selain kasus konfirmasi positif Covid-19 dan pasien sembuh, kasus kematian juga meningkat, yakni 107. Total kasus kematian akibat Covid-19 mencapai 145.065.
Peningkatan kasus konfirmasi positif mengakibatkan jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan maupun isolasi atau kasus aktif ikut bertambah. Hingga hari ini, tercatat ada 335.340 kasus aktif Covid-19.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKemenkes menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.
Baca SelengkapnyaKedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya