GDP Venture Diskusi Sustainability EGP, Cara Blibli, Tiket.com dan Tinkerlust Peduli Lingkungan
Ini merupakan komitmen jangka panjang di dunia bisnis yang berkelanjutan bagi perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Global Digital Pratama (GDP) Venture menggelar sesi diskusi bertema Sustainability atau Keberlanjutan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (EGP) ke dalam operasi dunia bisnis.
Hal ini merupakan komitmen jangka panjang di dunia bisnis yang berkelanjutan bagi perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Keberlanjutan dalam bisnis ini pun dijalankan oleh perusahaan-perusahaan dibawah GDP Venture seperti Blibli, Tiket.com, dan Tinkerlust.
Co-founder dan COO Blibli Lisa Widodo menyebut, perusahaannya sudah berinisiatif melakukan kepedulian terhadap lingkungan. Seperti misalnya membuat lokakarya daur ulang dari sampah-sampah barang bekas.
Tak hanya itu, sampah bekas kardus pelanggan Blibli pun bisa dikembalikan dan diolah menjadi material ramah lingkungan.
Kini, Blibli juga sudah mengganti bungkus barang dari bubble wrap memakai kardus bekas.
Lisa melanjutkan, pelanggan bisa memilih pesanannya diantar menggunakan motor listrik seperti Grab elektrik.
"Bisa pilih opsi itu, masih free shipping," kata Lisa.
Di kesempatan sama, Co-Founder & Chief Marketing Officer (CMO) tiket.com, Gaery Undarsa memperkenalkan fitur terbaru dalam platformnya yang menawarkan akomodasi berkonsep ramah lingkungan yaitu Tiket Green.
Fitur tersebut disebut akan mendorong mewujudkan sektor Pariwisata Berkelanjutan. Tiket Green pun bisa diandalkan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Menurutnya, standarisasi akomodasi berkelanjutan punya peran besar dalam mengarahkan akomodasi wisata menuju konsep green accommodation.
"Hingga saat ini tiket.com telah menyediakan lebih dari 5.400, pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara yang menerapkan sustainable tourism," kata Gaery.
Gaery meyakini, Tiket Green akan lebih penting kedepannya dan diminati oleh Gen Z. Dia juga berencana memberikan reward bagi pengusaha properti maupun customer terkait penerapan Tiket Green ini.
Sementara itu, Founder & COO Tinkerlust Aliya Amitra ikut mengusung konsep ramah lingkungan dari barang-barang bekas atau preloved dari perusahaannya. Sebab, barang-barang fashion adalah penyumbang limbah terbesar kedua di dunia.
Menurutnya, fashion memang kerap diminati oleh kaum perempuan. Contohnya, baju baru sekali atau dua kali pakai langsung dibuang.
"Biasanya itu menjadi limbah, tapi gatau mau jual kemana, Tinkerlust membantu itu," kata Aliya.
Dia menyebut, perusahaannya juga bekerja sama dengan brand-brand lokal dimana ketika barangnya tidak terjual bisa di donasikan ke Tinkerlust.
Semisal, barang atau baju yang sudah lusuh akan di daur naik (upcycling) menjadi lebih baru.
"Kita kerja sama sama lokal desainer untuk mengupcycle barang barangnya," kata Aliya.
Dia menambahkan, bila pelanggan tidak ada waktu untuk sortir barang bisa menghubungi Tinkerlust agar barangnya di rapihkan dan dijual ke platform penjualan barang bekas itu.
Opsi kedua, pelanggan bisa langsung memfoto barang brandednya untuk diupload ke Tinkerlust dan dijual. Tinkerlust juga bisa melakukan fast salling atau beli putus barang bekas dari pelanggan.