Gedung Merdeka sempat jadi tempat pesta dansa
Merdeka.com - Gedung Merdeka hingga kini masih tampak kharismatik, pamornya seolah tak pernah luntur. Di bagian luar Gedung Merdeka kini sering menjadi background selfie warga Bandung.
Sedangkan di masa lalu, gedung ini menyimpan catatan sejarah selain Konferensi Asia-Afrika (KAA). Jauh sebelum KAA, Gedung Merdeka menjadi lokasi bersuka ria para bule Belanda ketika nama gedung masih Societeit Concordia.
Societeit Concordia sudah berdiri pada akhir abad ke-19. Dalam buku Wajah Bandung Tempoe Doeloe karya Haryoto Kunto (PT Granesia, 1985), ada beberapa foto gedung Societeit Concordia, foto tertua diambil tahun 1895.
-
Bagaimana Masjid Agung Banten bertahan sampai sekarang? Mereka kompak mendesain dan mengerjakan Masjid Agung Banten sehingga mampu bertahan hingga sekarang.
-
Kenapa 'Kota Kembang' jadi simbol kebanggaan Bandung? Lagu ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Priangan dan tetap relevan di era sekarang.
-
Kenapa Masjid Ciptomulyo masih kokoh? Ketua Takmir Masjid Cipto Mulyo, Achmadi, mengatakan bahwa meski telah berusia lebih dari satu abad, hingga kini masjid tersebut masih berdiri kokoh.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Apa daya tarik wisata di Bandung? Kota yang terletak di dataran tinggi Jawa Barat ini memiliki berbagai daya tarik yang membuat para wisatawan betah berkunjung. Mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, sejarah, hingga wisata edukasi dan keluarga.
-
Bagaimana tempat tinggal itu terjaga sampai sekarang? Pada saat itu, sebuah runtuhan batu menghalangi pintu masuk gua sehingga mengunci isinya seperti kapsul waktu prasejarah.
Dari foto hitam putih itu tampak wajah gedung masih belum seperti sekarang, meski jendela-jendela besar dan tinggi tetap mendominasi bagian gedung, begitu juga tiang-tiang beton berbentuk kubus khas arsitektur art deco. Hal ini menandakan gedung pernah mengalami renovasi cukup besar.
Sementara menurut kesaksian Wigandi Wangsaatmadja, 82 tahun, pada abad tersebut Societeit Concordia menjadi tempat pertemuan para menak Belanda untuk membahas berbagai hal, misalnya tentang pembangunan Bandung, perkebunan teh dan kopi dan lainnya.
“Di samping pertemuan ada dansa-dansa bergembira ria,” katanya saat berbincang dengan merdeka Bandung, Jumat (23/10).
Wigandi yang juga lama menjadi aktivis kesenian di Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) menambahkan, lama-lama makin banyak orang berdatangan ke Societeit Concordia, tidak hanya orang Belanda, tetapi banyak juga orang indo dan menak pribumi.
“Orang Belanda totok tidak senang dengan keadaan itu, maka diusirlah orang-orang indo itu,” ujarnya.
Mereka yang terusir kemudian beralih ke Ons Genoegen yang oleh warga disebut gedong tonil, berdiri di perempatan Jalan Naripan-Braga, sepelemparan batu dari Gedung Merdeka. Gedong tonil kemudian menjadi cikal-bakal YPK. Sebelumnya, gedong tonil kerap menjadi tempat pertunjukkan sandiwara, karena itu disebut gedong tonil.
Kedatangan para para indo usiran dari Societeit Concordia membuat gedong tonil makin ramai. Jadi, kata Wigandi, masa itu societeit menjadi dua, yakni Societeit Concordia yang kini menjadi Gedung Merdeka, dan societeit yang kini menjadi YPK.
Pada 1949, Indonesia menghadapi gejolak politik adu domba Belanda. Negeri yang masih seumur jagung ini dipecah-pecah lewat pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi beberapa negara bagian, salah satunya Negara Pasundan.
Di zaman RIS, menurut Wigandi, banyak gedung-gedung di Bandung yang menjadi rebutan, termasuk Gedung Tonil. Para pengelola societeit khawatir berbagai pentas kesenian yang hidup di Gedung Tonil menjadi mati.
“Supaya gedung tidak mati, zaman Negara Pasundan RIS, dibentuklah Yayasan Pusat Kebudayaan atau bahasa Belandanya Stiching Cultur Center. Jadi orang tak bisa ngapa-ngapain (untuk merebut), karena sudah jadi yayasan,” terangnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gedung ini awalnya jadi lokasi hiburan militer bagi kalangan warga Belanda
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian klasik ini biasa ditampilkan ketika menyambut atau mempersembahkan tamu terhormat yang datang ke Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaTari tradisional klasik dari Lampung Timur ini dibawakan oleh penari pria dan wanita dengan iringan musik kolintang yang terbuat dari bahan perunggu.
Baca SelengkapnyaPesona Ibukota Jakarta sudah tersaji sejak dahulu kala. Meski sudah banyak perubahan saat ini, namun suasana klasik zaman dulu mampu membangkitkan nostalgia
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, semangat kemerdekaan diwujudkan dalam berbagai bentuk dekorasi yang menghiasi rumah, jalanan, hingga instansi pemerintahan.
Baca SelengkapnyaBar tertua ada di Jakarta. Bak kembali ke masa lalu, kita akan terbawa suasana penuh nostalgia. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaTari Toga, tarian kuno warisan kerajaan siguntur dari Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaMeskipun tanggal perayaan HUT RI telah berlalu, semangat kemerdekaan tetap hidup di hati masyarakat.
Baca Selengkapnya