Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gedung Merdeka sempat jadi tempat pesta dansa

Gedung Merdeka sempat jadi tempat pesta dansa Gedung Merdeka. ©2015 Merdeka.com/Iman

Merdeka.com - Gedung Merdeka hingga kini masih tampak kharismatik, pamornya seolah tak pernah luntur. Di bagian luar Gedung Merdeka kini sering menjadi background selfie warga Bandung.

Sedangkan di masa lalu, gedung ini menyimpan catatan sejarah selain Konferensi Asia-Afrika (KAA). Jauh sebelum KAA, Gedung Merdeka menjadi lokasi bersuka ria para bule Belanda ketika nama gedung masih Societeit Concordia.

Societeit Concordia sudah berdiri pada akhir abad ke-19. Dalam buku Wajah Bandung Tempoe Doeloe karya Haryoto Kunto (PT Granesia, 1985), ada beberapa foto gedung Societeit Concordia, foto tertua diambil tahun 1895.

Dari foto hitam putih itu tampak wajah gedung masih belum seperti sekarang, meski jendela-jendela besar dan tinggi tetap mendominasi bagian gedung, begitu juga tiang-tiang beton berbentuk kubus khas arsitektur art deco. Hal ini menandakan gedung pernah mengalami renovasi cukup besar.

Sementara menurut kesaksian Wigandi Wangsaatmadja, 82 tahun, pada abad tersebut Societeit Concordia menjadi tempat pertemuan para menak Belanda untuk membahas berbagai hal, misalnya tentang pembangunan Bandung, perkebunan teh dan kopi dan lainnya.

“Di samping pertemuan ada dansa-dansa bergembira ria,” katanya saat berbincang dengan merdeka Bandung, Jumat (23/10).

Wigandi yang juga lama menjadi aktivis kesenian di Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) menambahkan, lama-lama makin banyak orang berdatangan ke Societeit Concordia, tidak hanya orang Belanda, tetapi banyak juga orang indo dan menak pribumi.

“Orang Belanda totok tidak senang dengan keadaan itu, maka diusirlah orang-orang indo itu,” ujarnya.

Mereka yang terusir kemudian beralih ke Ons Genoegen yang oleh warga disebut gedong tonil, berdiri di perempatan Jalan Naripan-Braga, sepelemparan batu dari Gedung Merdeka. Gedong tonil kemudian menjadi cikal-bakal YPK. Sebelumnya, gedong tonil kerap menjadi tempat pertunjukkan sandiwara, karena itu disebut gedong tonil.

Kedatangan para para indo usiran dari Societeit Concordia membuat gedong tonil makin ramai. Jadi, kata Wigandi, masa itu societeit menjadi dua, yakni Societeit Concordia yang kini menjadi Gedung Merdeka, dan societeit yang kini menjadi YPK.

Pada 1949, Indonesia menghadapi gejolak politik adu domba Belanda. Negeri yang masih seumur jagung ini dipecah-pecah lewat pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi beberapa negara bagian, salah satunya Negara Pasundan.

Di zaman RIS, menurut Wigandi, banyak gedung-gedung di Bandung yang menjadi rebutan, termasuk Gedung Tonil. Para pengelola societeit khawatir berbagai pentas kesenian yang hidup di Gedung Tonil menjadi mati.

“Supaya gedung tidak mati, zaman Negara Pasundan RIS, dibentuklah Yayasan Pusat Kebudayaan atau bahasa Belandanya Stiching Cultur Center. Jadi orang tak bisa ngapa-ngapain (untuk merebut), karena sudah jadi yayasan,” terangnya.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Gedung Kesenian Jakarta, Bergaya Romawi dan Jadi Tempat Hiburan Orang Belanda di Masanya
Kisah Gedung Kesenian Jakarta, Bergaya Romawi dan Jadi Tempat Hiburan Orang Belanda di Masanya

Gedung ini awalnya jadi lokasi hiburan militer bagi kalangan warga Belanda

Baca Selengkapnya
Menilik Tari Makan Sirih, Kesenian Tradisional Klasik dari Pekanbaru untuk Menyambut Tamu Agung
Menilik Tari Makan Sirih, Kesenian Tradisional Klasik dari Pekanbaru untuk Menyambut Tamu Agung

Salah satu tarian klasik ini biasa ditampilkan ketika menyambut atau mempersembahkan tamu terhormat yang datang ke Pekanbaru.

Baca Selengkapnya
Melihat Tari Melinting, Kesenian Klasik Khas Lampung Timur Simbol Keagungan dan Keperkasaan
Melihat Tari Melinting, Kesenian Klasik Khas Lampung Timur Simbol Keagungan dan Keperkasaan

Tari tradisional klasik dari Lampung Timur ini dibawakan oleh penari pria dan wanita dengan iringan musik kolintang yang terbuat dari bahan perunggu.

Baca Selengkapnya
Potret Kota Jakarta Tahun 1973, Dari Becak Sampai Es Potongnya Bikin Nostalgia
Potret Kota Jakarta Tahun 1973, Dari Becak Sampai Es Potongnya Bikin Nostalgia

Pesona Ibukota Jakarta sudah tersaji sejak dahulu kala. Meski sudah banyak perubahan saat ini, namun suasana klasik zaman dulu mampu membangkitkan nostalgia

Baca Selengkapnya
8 Contoh Dekorasi HUT RI 17 Agustus 2024, Meriah Penuh Semangat
8 Contoh Dekorasi HUT RI 17 Agustus 2024, Meriah Penuh Semangat

Setiap tahun, semangat kemerdekaan diwujudkan dalam berbagai bentuk dekorasi yang menghiasi rumah, jalanan, hingga instansi pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Potret Pub Tertua di Jakarta, Dipenuhi oleh Karyawan yang Sudah Mengabdi Selama 30 Tahun
Potret Pub Tertua di Jakarta, Dipenuhi oleh Karyawan yang Sudah Mengabdi Selama 30 Tahun

Bar tertua ada di Jakarta. Bak kembali ke masa lalu, kita akan terbawa suasana penuh nostalgia. Begini informasinya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Toga, Tarian Kuno Warisan Kerajaan Siguntur dari Sumatra Barat
Mengenal Tari Toga, Tarian Kuno Warisan Kerajaan Siguntur dari Sumatra Barat

Tari Toga, tarian kuno warisan kerajaan siguntur dari Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Semarak dan Keseruan Perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI Masih Terasa di Kota Wisata
FOTO: Semarak dan Keseruan Perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI Masih Terasa di Kota Wisata

Meskipun tanggal perayaan HUT RI telah berlalu, semangat kemerdekaan tetap hidup di hati masyarakat.

Baca Selengkapnya