Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Bengkulu
Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu tadi malam sekitar pukul 22.32 WIB. Pagi ini gempa dengan skala lebih dari magnitudo 5 kembali terjadi di wilayah itu.
Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu tadi malam sekitar pukul 22.32 WIB. Pagi ini, Kamis (11/7), gempa dengan skala lebih dari magnitudo 5 kembali terjadi di wilayah itu.
Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Bengkulu
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono gempa magnitudo 5,8 terjadi yang terjadi pukul 22.32 WIB merupakan gempa tektonik dengan pusat gempa berlokasi di laut pada kedalaman 13 kilometer dan berjarak 130 kilometer dari arah Barat Laut Enggano, Bengkulu.
Pada Kamis pagi pukul 04.00 WIB, BMKG kembali mendeteksi gempa dengan magnitudo 5,4.
Pusat gempa kali ini terletak di laut pada kedalaman 215 kilometer dengan koordinat 6.55 LS,101.12 BT atau 184 kilometer dari Barat Daya Enggano, Bengkulu.
Guncangan gempa dirasakan di daerah Enggano, Bengkulu Utara dengan skala intensitas III-IV MMI. Kemudian di daerah Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai dengan skala intensitas III MMI, dan Putri Hijau, Bengkulu Utara dengan skala intensitas II - III MMI.
BMKG memastikan gempa tersebut adalah jenis gempa dangkal yang diakibatkan oleh adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Guncangan gempa dinyatakan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hingga saat ini BMKG belum mendapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Meski demikian, masyarakat di sekitar wilayah pusat gempa atau dalam jangkauan getaran gempa diimbau waspada seraya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Dipicu Subduksi Lempeng Indo-Australia
Berdasarkan analisa BMKG, gempa yang mengguncang Bengkulu terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia," kata Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," imbuhnya.