Gubernur Edy Rahmayadi Tegaskan 4 Syarat Pendidikan Tatap Muka
Merdeka.com - Pendidikan tatap muka belum dipastikan dapat diterapkan di Sumatera Utara (Sumut) pada bulan depan. Gubernur Edy Rahmayadi, menetapkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan metode belajar itu.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan, kebijakan untuk memberlakukan pendidikan tatap muka atau tidak di tiap daerah akan diambil setelah pihaknya mengumpulkan tokoh-tokoh pendidikan, aktivis psikologi anak, dokter anak dan tokoh masyarakat.
"Hari Kamis kita pastikan. Ada dua (pilihan). Yang pertama, anak dalam pendidikan tatap muka hasilnya adalah pandai. Atau, pendidikan nontatap muka tetapi sehat. Itu yang kita perbandingkan," ujar Edy seusai rapat koordinasi bersama bupati/wali kota lewat video konferensi di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Selasa (29/12).
-
Apa yang diminta oleh Gubernur Sumbar? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam. 'Secara total tadi ada lebih kurang Rp1,5 triliun,' lanjut dia.
-
Apa solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan Palembang? Ansori mengaku akan mempertimbangkan usulan pembagian siswa dari sekolah dengan pendaftar berlebih. Tujuannya untuk mengisi banyaknya bangku kosong di sekolah itu.
-
Siapa Gubernur Sumatera pertama? PPKI pun menunjuk Teuku Muhammad Hasan, putra asal Sigli ini ditetapkan menjadi gubernur untuk memimpin wilayah Provinsi Sumatera yang ber-ibukota di Medan.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
-
Kenapa Todung Sutan Gunung Mulia jadi Menteri Pendidikan? Berkat perhatiannya yang besar di dunia politik, pasca Kemerdekaan tepatnya dibawah pemerintahan Kabinet Sjahrir dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pengajaran atau Menteri Pendidikan menggantikan Ki Hajar Dewantara.
-
Siapa Gubernur Pertama Sumatra Utara? Jadi Gubernur Pertama sekaligus Ketua DPRD Sumatra Utara, Ini Sosok Putra Keturunan Batak Mandailing Namanya jarang dikenal banyak orang. Tetapi jasa besarnya memimpin Sumatra Utara pasca kemerdekaan patut diacungi jempol.
Edy tidak ingin pendidikan tatap muka justru membuat siswa tidak sehat. Karena itu, pihaknya membuat sejumlah persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukannya.
Di antara syarat yang dipenuhi yakni siswa yang hadir hanya 50 persen dengan pengaturan jadwal masuk dan pulang sekolah. Protokol kesehatan juga harus disiapkan, seperti dengan penyediaan tempat cuci tangan. Jarak antarsiswa dan guru juga harus terus dijaga.
Guru-guru yang mengajar harus lolos tes swab antigen. Para pendidik tidak boleh menjadi penular Covid kepada muridnya. "Syarat keempat, daerah itu harus hijau tak boleh oranye, apalagi merah. Itu tadi saya tekankan kepada bupati dan wali kota, (agar) tidak sembarangan membuat pendidikan tatap muka," jelas Edy.
Jika persyaratan-persyaratan itu bisa dipenuhi, Edy menyatakan akan memberikan izin kepada bupati dan wali kota untuk menerapkan metode pendidikan tatap muka di daerahnya.
"Tetapi kalau itu tidak bisa dipenuhi, saya tidak akan izinkan, karena saya merasa saya punya anak. Dia harus sekolah, tapi jangan sakit. Covid-19 ini bukan main-main. Anak kita ini tak bisa gampang diatur, orang tuanya saja susah diatur, apalagi anaknya. Begitu dia terpapar, dia pulang ke rumah, orang tuanya pasti kena, nenek-kakek juga kena. Kalau ini kena semua, bayangkan implikasinya adalah ekonomi kita," tegas Edy.
Menurut Edy, harus ada prioritas dalam membuat kebijakan. Pendidikan penting namun kesehatan lebih penting. Penerapan pendidikan tatap muka itu pun tidak boleh coba-coba.
"Ini memang banyak yang menuntut saya, bahkan ada yang diam-diam langsung membuka (pendidikan tatap muka), begitu terpapar dan menjadi klaster akhirnya yang pusing Satgas. Kita harus berangkatkan tim ke sana, kita harus melakukan isolasi dan segalanya. Sudah 16 ribu satgas ini merawat orang. Bayangkan kalau Rp5 juta saja uang per orang. Ini uang rakyat yang kita pakai, APBD, jadi mohon dipahami ini semua," ucapnya.
Sekolah yang membandel dengan memberlakukan pendidikan tatap muka sebelum diizinkan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan daerah. "Akan saya tuntut itu, tapi saya berharap tidak itu. Mari kita bersama berpikir jernih dengan sendiri. Karena Covid ini virus dunia, global, termasuk Sumut," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Abdul Mu'ti bersama jajarannya akan mengkaji ulang ketiga kebijakan tersebut dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait.
Baca SelengkapnyaYakni, meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa terutama siswa SD.
Baca SelengkapnyaHasan bertanya, gubernur Sumut punya kewenangan tingkat pendidakan SMA dan SMK. Sementara kabupaten/kota kewengan SD dan SMP.
Baca SelengkapnyaEdy Rahmayadi berjanji akan membenahi infrastruktur jika menang Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaBobby menjanjikan dalam dua tahun akan memberikan akses kesehatan mudah bagi warga Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaEdy yang berstatus petahana diperkirakan bakal diusung oleh PDIP dan PKS untuk bersaing dengan Bobby Nasution di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaPresiden RI Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti memperbaiki metode pembelajaran Matematika.
Baca SelengkapnyaMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti bicara nasib program Merdeka Belajar Nadiem Makarim
Baca SelengkapnyaDebat berjalan panas sejak awal terjadinya tanya jawab. Salah satunya saat panelis bertanya tentang Angka Partisipasi Murni (APM) di Sumut yang rendah.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumut Edy Rahmayadi baru saja melantik 10 Kepala Sekolah SMA/SMK. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pesan tegas.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengakui jika dirinya melirik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju di Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaEdy mengatakan dirinya tak memiliki persiapan khusus untuk mengikuti fit and proper test.
Baca Selengkapnya