Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global
Menkop dan UKM Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024. Acara ini dilaksanakan di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).
Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global
"Ya, saya kira HPN ini perlu kita meriahkanlah, karena media kita kan sedang tidak baik-baik saja. Saya tahu, digital ekonomi media itu kan revenue-nya mayoritas diambil platform global," kata Teten kepada wartawan di lokasi.
"Dan ini saya kira harus menjadi bagian reformasi yang harus didorong oleh insan media, oleh industri media dalam negeri," sambungnya.
Teten mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Setiadi untuk mengatur platform digital.
"Karena kalau mengenai penggantian revenue sharing itu, seperti publisher lain ya, iklan dan sebagainya itu tidak kurang efektif. Nah sementara perkembangan di dunia, pengaturan platform itu justru teknologinya, tranparansi, algoritma, masalah monopoli, search engine dan lain sebagainya," ungkapnya.
"Dan itu yang menyebabkan media dalam negeri tergerus revenue-nya oleh platform global. Saya kira itu yang harus menjadi agenda bersama dari industri media," tambahnya.
Teten pun menyebut, 85 persen pendapatan atau revenue dari media telah diambil platform global.
"Ya kan dari kita kalau bicara digital ekonomi kan selain e-commerce kan ada media, ada sektor keuangan, logistik, pariwisata dan lain sebagainya. Nah yang paling parah itu memang di media ya, lalu yang kedua di e-commerce," jelasnya.
"Beberapa pemilik media ada yang bilang 85 persen revenue-nya diambil oleh platform global. Nah ini yang saya kira, kan ini dampaknya nanti bukan saja kepada industri medianya, bahkan sekarat, shafering," sambungnya.
Teten juga membahas, kualitas konten di media mainstream dan media sosial. "Memang di medsos saya kira pasti standarnya lebih rendah, bahkan banyak hoaks, banyak sampah," sebutnya.
"Nah karena itu kita penting terus mendorong agar bisnis media ini justru tetap bisa bertahan dan gloring dan sehingga digital ekonomi kita bisa, di sektor media pun harusnya revenue-nya dinikmati oleh industri media dalam negeri," pungkasnya.