Harga Beras Naik, Mentan: Yang Penting Ketersediaan
Kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Kenaikan harga beras di pasaran sangat dikeluhkan masyarakat. Saat ini harga kebutuhan pokok itu rata-rata mencapai Rp12.200 per kg.
Harga Beras Naik, Mentan: Yang Penting Ketersediaan
Harga itu sesuai dengan Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional. Sebelumnya, pemerintah memang telah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dituangkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, kenaikan harga beras itu bukanlah kepentingan kementeriannya. Menurutnya, yang terpenting adalah ketersediaan bahan pokok itu.
"Ada masalah tidak dengan beras hari ini? Harga (beras naik) itu bukan kepentingan saya, yang penting ketersediaan," ujarnya di sela-sela penyerahan bantuan Alsintan Antisipasi Dampak El Nino di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (18/9).
Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menyebut kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Beberapa faktor menyebabkannya, salah satunya fenomena El Nino.
"Harga beras dunia juga memang tinggi. Tapi pertanyaannya, ada masalah tidak? Tidak boleh hanya Sulsel," kata dia.
Syahrul juga mengungkapkan kenaikan harga juga dikarenakan adanya masyarakat yang memilih menyimpan beras. Meski demikian, hal tersebut bukan suatu masalah.
"Dinamika harga itu kan memang setiap saat terjadi. Dinamika harga itu ada persoalan pedagang, rakyat yang menyimpan, tapi terpenting berasnya rakyat ada," tegasnya.
Apalagi fenomena El Nino saat ini memperparah kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia. Mantan Bupati Gowa dua periode ini sejumlah provinsi sudah mulai kesulitan pasokan beras.
"Provinsi lain, Kaltara berasnya itu kan sulit. Ini kemarau, kemudian ditambah El Nino. Kemarau itu kurang air kan, ditimpali El Nino," sebutnya.
Syahrul mengaku bersyukur stakeholder di Sulsel memiliki komitmen untuk sama-sama turun mengantisipasi dampak El Nino. Untuk mendukung Pemerintah Daerah, Kementerian Pertanian pun menyalurkan alat dan mesin pertanian (Alsintan) ke sejumlah provinsi, termasuk di Sulsel.
"Ini bukan cuma bantuan, tetapi ini sesuatu yang berskala ekonomi. Oleh karena itu, program ini adalah gagasan dan karya, bukan bantuan" tuturnya.
"Apakah menteri memberi bantuan tidak? Memberikan stimulan agar ini di buat sedemikian rupa, dibuat skala ekonomi dan tentu saja ini harus bergulir," imbuhnya.
Sementara Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku agar tidak berpatokan pada jumlah bantuan yang disalurkan Kementan kepada Pemprov Sulsel, tetapi lihat perhatiannya. Apalagi Sulsel adalah salah satu dari enam provinsi di Indonesia yang merupakan lumbung pangan.
"Kita dipercaya agar Sulsel tetap menjadi lumbung pangan. Tugas kita adalah sekarang pemda, menjaga kepercayaan ini, karena presiden melalui mentan memberi kepercayaan salah satu dari enam daerah sebagai lumbung pangan di Indonesia," kata dia.
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini berharap Alsintan yang disalurkan Kementan kepada Pemprov Sulsel bisa tetap menjaga produksi pertanian.
"Alat-alat ini diberikan bapak menteri untuk memastikan produksi yang diharapkan bisa tercapai. Yang jelas, kita harus kerja, karena tiap tiga bulan kita dievaluasi oleh mentan, apa yang sudah janjikan dan kita realisasikan untuk masyarakat," tutupnya.