Harga Sapi Limosin di Solo Murah Kebangetan Rp17 Juta, Stok Banyak
Merdeka.com - Penjualan hewan kurban menjelang hari Raya Iduladha 1444 H di Kota Solo belum menunjukkan peningkatan signifikan. Meski dijual dengan harga seperti tahun lalu, namun banyak sapi dan kambing kurban yang milik peternak yang belum terjual.
Kondisi ini dialami Sriyanto, peternak sapi asal Kampung Jegon, Kelurahan Pajang Laweyan, Solo. Dari 24 sapi limosin dan sapi lokal yang dipelihara, masih ada beberapa yang belum laku.
"Tahun ini pembelinya lesu mas, tidak seperti tahun kemarin. Meskipun ada PMK tapi sapi saya 18 habis terjual. Harganya sama, yang paling murah Rp17 juta, sampai Rp27 juta," ujarnya.
-
Kapan harga kambing kurban mulai naik? Kini banyak penjual hewan kurban yang mulai menaikkan harga seperti penjual kambing di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
-
Apa yang dicari pembeli di pasar hewan Cianjur jelang Iduladha? Banyak warga yang mencari hewan kurban, terutama jenis domba Priangan.
-
Dimana kambing kurban dijual online? Salah satu penjual hewan kurban kambing di wilayah Parongpon, Didin Nurdin mengaku jika satu pekan ini dirinya kebanjiran pesanan hewan kurban.
-
Gimana cara beli kambing kurban? Dalam Islam, seseorang dapat membeli hewan kurban baik secara mandiri maupun dengan melakukan patungan dengan orang lain.
Sapi seharga Rp17 juta tersebut, lanjut pria yang sudah menjadi peternak sapi selama 30 tahun itu, berjenis limosin. Meski tidak terlalu besar, dia menjamin sapi tersebut sudah memenuhi syarat dan bisa dijadikan hewan kurban. Apalagi sudah diperiksa oleh dinas terkait.
"Harganya ini cuma Rp17 juta, sehat, sudah poel mas. Murah meriah, bisa untuk kurban," katanya.
Ia merasa lega semua sapi miliknya sudah diperiksa Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta yang datang hari ini.
"Saya merasa lega ini sudah diperiksa, diberi obat, disemprot semua. Nanti kita bisa mempraktikkan sendiri, mudah-mudahan selanjutnya tidak ada penyakit dan aman," katanya.
Lesunya penjualan hewan kurban, lanjut Sariyanto juga dialami oleh teman-temannya sesama peternak.
"Sepi, jan ini sepi sekali. Teman saya itu punya 22 sapi baru laku sembilan. Yang punya 12 baru laku empat. Yang enam itu malah enggak laku sama sekali sampai sekarang. Tahun kemarin itu cuma 18 karena takut PMK, tapi laku semua. Ini baru laku 20," keluhnya.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta, Eko Nugroho menyampaikan berdasarkan pemeriksaan ada beberapa hewan kurban yang belum memenuhi syarat umur (poel). Selain itu beberapa di antaranya ditemukan adanya penyakit ringan. Namun untuk PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) tidalk ditemukan.
"Untuk di Solo kita lakukan pemeriksaan di beberapa tempat. Selain di Pajang ini nanti kita ke MTA Mojosongo dan pasar hewan. Untuk sementara aman semua," jelasnya.
Tips Memilih Hewan Kurban
Agar masyarakat tidak salah, Eko memberikan tips memilih hewan kurban. Baik untuk sapi maupun kambing.
"Yang pertama kita lihat bulunya bersih mengkilap, kemudian nafsu makannya baik," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, tidak ada kotoran di anus dan mata terlihat bersih. Berikut ciri-ciri hewan kurban yang baik :
1. Bulu bersih mengkilap2. Anus tidak ada kotoran3. Mata bersih bersinar4. Gerakannya lunch5. Tidak ada cacat di tubuh
Sementara untuk sapi yang dipelihara di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA, ia menyarankan agar karantina selama 3 bulan. Kemudian diberi pakan seperti kayaknya sapi ternak lainnya.
"Sapi TPA kan makanannya sampah ya. Hasil penelitian kan ada kandungan timbal. Sementara ini kan yang dipotong yang ada di masyarakat. Banyak yang tidak mengambil dari sana. Disana kan kebanyakan betina sapinya," terangnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepekan jelang Idul Adha 1445 H, sejumlah pedagang musiman mulai berdatangan dan menjajakan hewan kurban di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJelang, Iduladha, penjualan hewan kurban di kawasan Tanah Abang meningkat 100 persen.
Baca SelengkapnyaKambing Iduladha di Parongpong, Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaKomoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaIndah Permatasari bersyukur jika penjualan hewan kurban tahun ini mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKambing ras Etawa Senduro, Kali Gesing dan Jawa Randu banyak diburu pedagang bahkan sampai langsung ke lokasi peternakan.
Baca SelengkapnyaIndah mendatangkan sapi-sapi dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Sapi-sapi tersebut dibawa ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang pengusaha sapi membelanjakan yang Rp1 miliar untuk membeli 30 ekor sapi.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, hukum menjual kulit hewan kurban oleh mayoritas ulama, adalah tidak diperbolehkan jika penerima kulit hewan kurban adalah orang kaya.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya