Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi
Hari raya Iduladha semakin dekat. Para shohibul kurban berburu hewan kurban, baik itu sapi maupun kambing terbaik yang siap untuk dikurbankan.
Namun jelang Hari Raya Iduladha, pemandangan miris justru terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo.
Tampak banyak sapi yang dilepaskan begitu saja di tempat pembuangan itu. Bahkan mereka dibiarkan memakan sampah-sampah yang ada di sana.
(gambar: Ilustrasi Sapi/Pixabay)
-
Apa yang dilakukan dengan kotoran sapi di rumah potong hewan? Setiap hari para petugas di rumah potong hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Banten sibuk mengumpulkan kotoran sapi. Sisa buang itu kemudian dikeringkan dan difermentasi untuk dijadikan pupuk organik.
-
Di mana sapi kurban mengamuk di Sleman? Peristiwa sapi kurban mengamuk di Yogyakarta terjadi pada Kamis (29/6). Terpantau peristiwa ini berlangsung di dua tempat, yakni Kabupaten Bantu dan Kabupaten Sleman.
-
Kenapa TPA Putri Cempo terbakar? Dugaan awal, kebakaran terjadi akibat suhu panas akibat kemarau dan tingginya gas metana yang menumpuk di bawah sampah.
-
Apa yang terbakar di TPA Putri Cempo? Luas lahan TPA yang mengalami kebakaran mencapai dua hektare.
-
Bagian sapi apa yang bahaya untuk dikonsumsi? Konsumsi hati sapi yang tidak dimasak dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan penyakit. Selain itu, hati sapi juga dapat mengandung toksin seperti aflatoxin yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
-
Kenapa daging sapi bau amis? Kebersihan saat pemotongan hewan kurban merupakan faktor utama. Jika proses pemotongan tidak steril, daging bisa terkontaminasi bakteri dan mikroorganisme yang menyebabkan bau tak sedap.
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo. Sapi-sapi itu merupakan milik warga yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo.
Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo mengaku tidak bisa mencegah penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo.
Pihaknya hanya bisa meningkatkan pengawasan penjualan sapi-sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo Solo. Sebab jelang Hari Raya Iduladha, sapi-sapi pemakan sampah juga dijual di pasaran.
Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
“Sebenarnya kan sudah diketahui kalau sapi-sapi tersebut punya kandungan timbal yang tinggi. Kita hanya mengawasi kesehatan. Kalau mau dijual atau tidak kita tidak bisa melarang. Cuma kita hanya bisa memberi tahu,” kata Kepala Dispangtan Kota Solo, Eko Nugroho, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (12/6).
Pemkot Solo mengimbau masyarakat yang ingin berkurban agar bisa cermat memilih membeli sapi yang diberi makan sampah.
Terkait hal ini, Edi Suryadi, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa sapi yang dipelihara dari lingkungan sampah kemungkinan besar terkontaminasi berbagai macam penyakit.
Apabila dikonsumsi, daging sapi dari lingkungan tersebut bisa mengandung logam berat yang berbahaya. Hal ini didukung oleh pengajar Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Pranoto.
Menurutnya, daging sapi pemakan sampah apabila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan gangguan pencernaan, dan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kanker, penuaan dini, dan menurunkan daya tahan tubuh.
“Kandungan timbal di seluruh bagian tubuh sapi yang paling mudah terkena dampaknya adalah anak-anak,” ujar Pranoto mengutip situs Mongabay.