Hasil Penelitian di RSPI Sulianti Saroso: Vaksin Mengurangi Risiko Kematian Covid-19
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan mengungkap data hasil penelitian dari sampel pasien di rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. Sampel ini diambil dari pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU).
Dari 12 sampel pasien Covid-19 yang dirawat dengan kondisi berat dan kritis, 6 pasien atau 50 persen belum melakukan vaksinasi. Tiga dari pasien yang belum divaksinasi dan dirawat secara intensif tersebut telah meninggal dunia.
"Data ini kembali menunjukkan pentingnya vaksinasi untuk mengurangi risiko terburuk dari terpapar Covid-19, yaitu kematian," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi melalui keterangan tertulis, Minggu (6/2).
-
Kenapa mpox dianggap efek samping vaksin Covid-19? “Dokter Jerman Wolfgang Wodarg menawarkan pandangan alternatif mengenai cacar monyet lebih dari dua tahun yang lalu. Apa yang dianggap sebagai cacar monyet, dalam banyak kasus, sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping yang diketahui dari vaksin COVID-19,“ tulis keterangan video yang diunggah di Facebook pada tanggal 28 Agustus.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Bagaimana antigen memengaruhi risiko penyakit? Menurut beberapa penelitian, setiap golongan darah memiliki risiko yang berbeda untuk mengalami penyakit tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Data lain menunjukkan bahwa komorbiditas sangat mempengaruhi tingkat kesakitan akibat infeksi Covid-19. Diagnosa pasien menggambarkan, semua pasien meninggal memiliki komorbid. Komplikasi penyakit penyerta dan infeksi virus Covid-19 ini sangat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
Tidak hanya pasien yang meninggal dunia, seluruh pasien yang dirawat intensif mengidap minimal satu penyakit penyerta. Komplikasi komorbid terbanyak hingga ada yang berjumlah enam penyakit lainnya.
Meski Covid-19 varian Omicron bisa dilalui dengan gejala ringan atau tanpa gejala bagi sebagian orang yang sudah divaksinasi, Nadia mengimbau masyarakat agar berempati pada kelompok yang perlu dilindungi.
Selain itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk mempersiapkan diri dari kesakitan dan risiko dirawat yang lebih berat, hingga kematian akibat Covid-19.
"Utamanya bagi kelompok masyarakat lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit bawaan (komorbid), segera lakukan vaksinasi. Apabila sudah waktunya booster agar segera mengikuti vaksinasi booster," ucapnya.
"Untuk yang memiliki komorbid, bisa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Karena risiko kelompok rentan ini sangat besar apabila terpapar Covid-19," imbuhnya.
Nadia menyebut, ada empat kelompok masyarakat yang perlu diperhatikan dan kerap dirugikan di tengah pandemi Covid-19, yakni lansia, anak-anak, orang dengan komorbid, dan kelompok belum divaksinasi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaSelain kanker serviks, di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan prevalensi tertinggi pada kasus Hepatitis B.
Baca SelengkapnyaKonstipasi merupakan salah satu faktor yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca Selengkapnya