Heboh Haji Backpacker, Menag Akan Sinkronkan Aturan dengan Arab Saudi
“Kalau dilarang kan kita tidak boleh melarang siapapun warga negara untuk pergi keluar negeri itu, kecuali ada masalah,” kata Yaqut.
Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menanggapi persoalan umrah dan haji backpacker yang baru-baru ini menuai banyak sorotan.
Heboh Haji Backpacker, Menag Akan Sinkronkan Aturan dengan Arab Saudi
Menteri Agama Yaqut mengatakan, pihaknya akan menyinkronkan peraturan yang berlaku di Indonesia dengan peraturan di Kerajaan Saudi Arabia.
“Karena enggak bisa sepihak, peraturan kita belum tentu kompatibel dengan peraturan yang ada di Kerajaan Saudi Arabia dan sebaliknya,” kata Yaqut usai acara perilisan logo dan tema Hari Santri 2023 di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat (6/10).
Maka dari itu, dia akan mengatur waktu bertemu dengan pemerintah Arab Saudi agar jamaah Indonesia mendapat perlindungan.
Yaqut menegaskan tidak melarang umrah dan haji backpacker, tetapi lebih kepada menerapkan aturan guna mengatasi fenomena umroh dan haji backpacker.
“Kalau dilarang kan kita tidak boleh melarang siapapun warga negara untuk pergi keluar negeri itu, kecuali ada masalah,” tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah Saudi Arabia telah menetapkan peraturan atas jemaah umrah atau haji backpacker.
“Intinya pemerintah kerajaan saudi arabia ingin semua orang yang masuk di negerinya, baik itu untuk kepentingan haji, umrah, bisnis, dan wisata atau kepentingan yang lain itu terjamin keselamatan, kesehatan, dan keamanannya,” terang Yaqut.
Yaqut mengatakan permasalahan yang melibatkan backpacker umrah atau haji juga menjadi tanggung jawab instansi kementerian lain, termasuk Kementerian Kesehatan.
“Kemarin saya sudah berkoordinasi dengan menteri kesehatan untuk memberikan semacam aturan bersama untuk melindungi para jemaah haji dan umrah kita,”
ujar pria asal Jawa Tengah itu.
Sejalan dengan hal tersebut, Yaqut menganjurkan kepada para jemaah haji atau umroh untuk mendaftarkan diri melalui lembaga yang sudah berpengalaman dan terdaftar resmi lantaran dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan“Jamaah kita ini kan sebagian besar tidak memahami, bukan hanya proses cara beribadahnya, tapi bagaimana fasilitas akomodasi disana, transportasi disana gitu ya, itu yang menyulitkan,” pungkasnya.