Hujan Deras di Akhir Februari Disebabkan Aktivitas Monsoon Asia
Merdeka.com - Sejumlah wilayah Indonesia diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang beberapa hari ini di akhir bulan Februari. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi hujan lebat lebih dari 50 milimeter per hari dengan status waspada.
Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," katanya.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Apa prediksi cuaca di Indonesia besok? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca besok, 17 Agustus 2023, di wilayah Indonesia mayoritas cerah berawan.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
Ia mengemukakan potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan, di antaranya aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
Selain itu, lanjut dia, terdapat juga indikasi aktifnya seruakan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya. Demikian dikutip dari Antara.
Adapun wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat yakni Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara status siaga potensi hujan lebat terjadi di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk wilayah berpotensi angin kencang meliputi di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
BMKG juga memprakirakan adanya potensi banjir di sejumlah wilayah. Untuk provinsi berstatus waspada, yakni Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Sementara potensi banjir berstatus siaga, yakni di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca Selengkapnya"Waspada cuaca ekstrem pada 29 Januari - 1 Februari 2024," imbau BPBD DKI.
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin
Baca SelengkapnyaMengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diprediksi akan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya