Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG
Berikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Berikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG
Pada bulan Desember biasanya hujan akan turun terus menerus. Sore hari menjadi waktu seringnya terjadi hujan.
Namun belakangan ini, tidak seperti biasanya. Di awal Desember, hujan memang terus mengguyur. Tetapi masuk pertengahan bulan, cuaca kembali memanas. Mengapa demikian ya?
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan penyebab suhu dingin? Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berhembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.
-
Apa itu suhu cuaca panas normal? Suhu cuaca panas normal adalah suhu udara rata-rata yang dianggap normal atau nyaman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di suatu wilayah.
-
Hujan panas diyakini tanda apa? Beberapa masyarakat meyakini bahwa hujan panas merupakan tanda-tanda alam akan terjadinya bencana atau peristiwa penting yang akan datang.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Kenapa kita masih kepanasan? Mungkin kita sadari pada bulan bulan terakhir ini kita kalau tidur malam panas banget, AC pun suhunya paling rendah,
Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan. Dalam catatannya itu, situasi ini terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
“Terutama daerah-daerah di sekitar selatan ekuator,”
tulis penjelasan BMKG dalam akun Instagramnya.
Ada beberapa hal yang menjadi pemicu situasi ini yakni aktivitas pola tekanan rendah di sekitar laut China Selatan. Aktivitas pola tekanan rendah ini berdampak terhadap berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator. Dengan begitu, terjadinya jumlah kandungan uap air yang sedikit.
“Dari peristiwa itu, mengakibatkan kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Tak heran bila sinar matahari begitu intens langsung ke permukaan Bumi di wilayah Jawa- Nusa Tenggara,”
Tulis Instagram BMKG.
Namun kondisi tersebut tidak berbanding lurus dengan wilayah-wilayah di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Di wilayah itu, hujan intensitas lebat selama sepekan terjadi. BMKG memprediksikan hingga 23 Desember, wilayah-wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua berpotensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat.
Lalu, kapan akan turun hujan lagi di wilayah Jawa-Nusa Tenggara?
BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
“Tetap waspada terhadap kemungkinan potensi cuaca ekstrem selama periode Natal & Tahun Baru 2023/2024”,
Tulis Instagram BMKG.